Presiden Jokowi Harapkan Bandung Bebas Banjir Mulai 2021
Presiden Joko Widodo meresmikan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/01/2020). Pada kesempatan itu Presiden Joko Widodo mengharapkan cekungan Bandung bisa bebas banjir mulai 2021.
Oleh
FX LAKSANA AS
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengharapkan cekungan Bandung bebas banjir mulai 2021. Untuk itu, proyek pembangunan sistem pengendalian banjir Sungai Citarum ditargetkan tuntas akhir tahun ini.
Harapan dan komitmen tersebut disampaikan Presiden saat berpidato pada peresmian Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/01/2020). Terowongan Nanjung adalah terowongan air yang melancarkan aliran Sungai Citarum di bagian hulu, yakni di Kecamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung.
Hadir mendampingi Presiden Jokowi, di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Dwi Putranto, Menteri Sosial Juliari Batubara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Bupati Bandung Dadang M Nasser.
Presiden Jokowi menyatakan, sistem pengendalian banjir di cekungan Bandung terdiri atas banyak proyek pekerjaan besar. Di antaranya adalah normalisasi di hulu sungai. Pembangunan Terowongan Nanjung merupakan salah satu di antaranya.
Salah satu program penanganan banjir cekungan Bandung adalah penanganan Sungai Citarum. Kegiatan itu yang ada di bawah Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Kementerian PUPR adalah pembangunan Terowongan Nanjung, pembangunan Embung Gedebage, pembangunan Kolam Retensi Cieunteung. Proyek tersebut masing-masing bernilai kontrak Rp 316,94 miliar, Rp 85,84 miliar, dan Rp 203,83 miliar.
”Kami harapkan 1-2 (proyek) yang ingin kami selesaikan tahun ini yang jadi pekerjaan rumah, yakni sodetan dan satu kolam retensi (selesai). Kalau ini bisa diselesaikan, insyaallah setelah 2020, banjir yang dulunya selalu terjadi di cekungan Bandung, insyaallah tidak terjadi pada tahun-tahun setelah 2020,” kata Presiden Jokowi.
Upaya pengendalian di hulu, Presiden melanjutkan, bukan hanya yang berkaitan dengan infrastruktur saja. ”Tapi juga saya titip, rehabilitasi lahan di atas Citarum, reboisasi, juga harus dikerjakan secara paralel. Kalau ini rampung, baru masuk ke hilirnya yang juga memerlukan perhatian kita,” kata Presiden.
Menurut Presiden, hal tersebut merupakan pekerjaan besar yang satu per satu akan diselesaikan. ”Sehingga kami harapkan dengan selesainya pada akhir 2020, ke depan, banjir betul-betul bisa kita minimalikan di kawasan Bandung,” kata Presiden lagi.
Ridwan Kamil melaporkan, berkat Terowongan Nanjung, area terdampak banjir sudah jauh berkurang. Biasanya, banjir di Bandung wilayah selatan, mencakup areal sekitar 490 kilometer persegi. Setelah Terowongan Nanjung selesai dibangun, dua tahun ini area banjir turun menjadi 80 kilometer persegi.
”Artinya banjir betul masih ada tapi pengurangannya sangat signifikan. Warga terdampak, baik yang tetap tinggal di rumah maupun yang di pengungsian, dulu 159.000, sekarang 70.000 orang,” kata Ridwan.
Terowongan Nanjung, menurut Ridwan, baru seperempat kekuatan dalam menyelesaikan masalah banjir. Sisanya, tiga per empat bagian lagi, masih proses pengerjaan. Sisa pekerjaan yang dimaksud di antaranya, pembuatan danau retensi di Andir guna melengkapi dua danau retensi yang sudah dibangun di Cienteung dan Gedebage. Proyek lainnya adalah enam lokasi polder banjir yang akan dibangun pada 2020.
”Kalau tiga kegiatan ini lancar dan berhasil pada akhir tahun, akan melengkapi kekuatan terowongan jadi 4/4 (penuh). Betul masih ada banjir. Tapi insyaallah tahun depan cerita banjir mendekati nihil. Pak Menteri PUPR juga bersepakat kalau urusan di hulu selesai, 2-3 tahun sisanya akan fokus di hilir yang mendekati laut Jawa,” kata Ridwan.
Terowongan Nanjung berlokasi di Desa Lagadar, Kacamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung. Pembangunannya dimulai pada November 2017 dan rampung Desember 2019. Terowongan Nanjung yang memiliki diameter 2 × 8 meter dan panjang 2 × 230 meter ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kapasitas Sungai Citarum. Terowongan juga mempercepat aliran Sungai Citarum pada saat banjir sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.
Lelang dini
Pada kesempatan yang sama, Kementerian PUPR menggelar acara penandatanganan Kontrak Lelang Dini Tahun Anggaran 2020 di bidang Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya dan Perumahan. Penandatanganan kontrak ini merupakan tahapan akhir dari proses tender dini untuk sebagian paket pekerjaan kontraktual Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang telah mulai dilaksanakan sejak 6 November 2019.
Pada kesempatan itu, hadir PPK dan penyedia jasa dari 33 provinsi yang menandatangani kontrak secara simbolis di bidang Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan.
Basuki, menyatakan, Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran Rp 120 triliun di tahun 2020. Sebesar 98 persen atau Rp 93 triliun adalah belanja modal yang di belanjakan secara kontraktual dan telah dibagi dalam 7.426 paket pekerjaan.
Pelaksanan tender dini, menurut Basuki, telah dilaksanakan sejak 6 November 2019. Hingga 29 Januari, sudah 3.086 paket terikat kontrak senilai Rp 36,2 triliun.
”Hari ini akan ditandatangani 100 paket kontraktual sebagai simbol bahwa kita akan mulai bekerja pada Januari dengan nilai kontrak Rp 4,8 triliun,” kata Basuki.