Dari sekitar 63 juta unit usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia, baru sekitar 20 persen yang dinilai sudah melek digital. Padahal, pendekatan digital dinilai jadi cara tepat tumbuhkan UMKM.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendekatan digital dinilai menjadi salah satu cara tepat untuk memajukan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia. Namun, kolaborasi dibutuhkan agar UMKM berkembang.
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Smesco) Kementerian Koperasi dan UKM Leonard Theosabrata menyampaikan hal itu dalam diskusi bertajuk ”Menggerakkan Ekonomi Digital untuk Memajukan UKM Indonesia” di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2018, jumlah usaha mikro di Indonesia sebanyak 63.350.222 unit atau 98,68 persen dari total jumlah unit usaha di Indonesia. Adapun jumlah usaha kecil sebanyak 783.132 unit (1,22 persen), usaha menengah 60.702 unit (0,09 persen), dan usaha besar 5.500 unit atau 0,01 persen.
UMKM menyumbang 60 persen lebih produk domestik bruto Indonesia.
CEO dan Co-founder Moka, Haryanto Tanjo, mengatakan, UMKM berperan penting dengan menyumbang 60 persen lebih produk domestik bruto dan 96 persen lapangan pekerjaan di Indonesia. Membangun ekonomi Indonesia hampir sinonim dengan mendorong dan membangun UMKM supaya lebih berkembang.
”Namun, menurut survei dari Deloitte hanya 20 persen dari jumlah UMKM di Indonesia yang melek digital. Artinya, masih jutaan UMKM yang masih belum memanfaatkan teknologi untuk bisa bersaing dan mengembangkan bisnisnya di era ini,” kata Haryanto.
Moka dimulai lima tahun lalu dengan visi dan misi membantu UMKM berkembang. ”Rupanya misi dan visi ini sejalan dengan program Kemenkop UKM membantu UMKM naik kelas,” katanya.
Lima tahun lalu Moka memulai dengan sistem kasir digital untuk membantu UMKM dalam pencatatan dan operasional usahanya. Selanjutnya juga dibangun suatu ekosistem yang terintegrasi dengan sistem pembayaran, modal, dan seterusnya.
”Jadi, dari sistem kasir digital, kami sudah berkembang menjadi suatu ekosistem yang lengkap untuk melayani semua kebutuhan merchant kami,” ujar Haryanto.
Saat ini Moka melayani 30.000 lebih bisnis di seluruh Indonesia. ”Di tahun 2019 saja, merchant Moka sudah menyumbang atau berkontribusi Rp 21,6 triliun ke ekonomi Indonesia melalui penjualan, omzet, mereka,” katanya.
Owner Kokumi, Jacqueline Karina, mengatakan, bisnis sekarang harus relevan dan berbasiskan data. Saat akan mengawali bisnis di Indonesia, dirinya mencermati demografi Indonesia dan menemukan pasar terbesar adalah di gen Z dan milenial. ”Sehingga produk harus mampu menyentuh orang muda,” katanya di sesi diskusi.