Jalan tol mendukung mobilitas masyarakat dan pelaku usaha. Keberadaannya kian vital. Bagi operator jalan tol, penyesuaian tarif dan golongan jadi risiko yang harus ditanggung.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jalan tol diperlukan untuk mendukung pengembangan suatu wilayah. Penyesuaian tarif yang disertai dengan penyederhanaan golongan kendaraan merupakan risiko bisnis operator jalan tol.
Kebijakan pemerintah, antara lain menunda penyesuaian tarif dan menyederhanakan golongan kendaraan, merupakan bentuk risiko bisnis yang mesti dimitigasi operator jalan tol. Sebab, kebijakan itu tidak ada dalam rencana bisnis ketika jalan tol hendak dibangun.
”Dari sisi investasi, hal seperti itu memang berdampak pada investasi. Namun, kami juga memperhitungkan kemungkinan biaya angkutan logistik yang semakin mahal saat menggunakan jalan tol karena dampak kebijakan itu,” kata Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Agus Setiawan dalam diskusi media, Jumat (7/2/2020), di Jakarta.
Lima ruas tol disesuaikan tarifnya pada triwulan IV-2019, yang berlaku mulai 31 Januari 2020 pukul 00.00. Lima ruas itu adalah Tol Dalam Kota Jakarta, Tol Pondok Aren-Serpong, Tol Gempol-Pandaan, Tol Ujung Pandang seksi I dan II, dan Tol Bali Mandara.
Tarif tol untuk golongan truk turun di beberapa ruas. Agus berharap, penurunan tarif itu membuat angkutan logistik yang memanfaatkan jalan tol semakin banyak.
Menurut Agus, selain kebijakan pemerintah, risiko bisnis lain bagi operator jalan tol, antara lain, realisasi inflasi yang tidak sesuai rencana bisnis, kebijakan penundaan penyesuaian tarif, lalu lintas kendaraan yang tidak sesuai perhitungan, dan kemacetan. Agus mencontohkan, ada ruas tol Jasa Marga di Sumatera yang sejak dibangun pada 1988 sampai saat ini masih merugi karena kendaraan yang melintas sedikit.
Meskipun demikian, kata Agus, pihaknya tetap harus membangun ruas-ruas tol baru. Sebab, kelangsungan perusahaan bergantung pada ruas tol yang dikelola.
Terakhir, ruas tol layang Jakarta-Cikampek telah dioperasikan oleh Jasa Marga tanpa tarif sampai saat ini. Dalam waktu dekat, Tol Manado-Bitung yang konsesinya dipegang Jasa Marga akan dioperasikan sebagian. Selain itu, beberapa ruas Jalan Lingkar Luar Jakarta (JORR) II akan dioperasikan secara bertahap tahun ini.
Mobilitas
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, berpandangan, di Jabodetabek, peran jalan tol sangat vital. Dengan hampir 100 juta pergerakan kendaraan per hari, banyak orang atau usaha yang menggantungkan mobilitasnya pada jalan tol. Ia mencontohkan, jumlah lalu lintas harian di Tol Jagorawi mencapai 430.000 kendaraan per hari.
”Sehebat apa pun potensi suatu daerah, baik di industri maupun pariwisata, kalau tidak didukung jaringan jalan yang andal, akan sulit berkembang,” kata Yayat.
Konektivitas andal yang didukung jaringan jalan telah dilakukan China yang membangun ribuan kilometer jalan dan jalan tol.
Menurut Yayat, peran investasi swasta untuk membangun jalan tol diperlukan. Kemungkinan itu semakin terbuka karena selain mekanisme lelang investasi—sebagaimana telah berjalan selama ini—juga ada mekanisme kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dan mekanisme pembangunan ruas tol prakarsa oleh badan usaha.
Tarif, menurut Yayat, turut membentuk perilaku pengguna jalan tol. Dia mencontohkan, masyarakat dari Bogor menuju Bandara Soekarno-Hatta kemungkinan besar akan memilih melewati Tol Dalam Kota Jakarta daripada JORR karena tarifnya lebih murah.
”Namun, harus diingat, jalan tol adalah jalan alternatif. Bagi mereka yang memerlukan waktu cepat, biaya yang dikeluarkan untuk tarif tol mungkin tidak seberapa dibandingkan dengan waktu yang lebih cepat ke tujuan,” ujar Yayat.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, sebelum memberlakukan tarif baru sebuah jalan tol, pihaknya memperhitungkan kondisi masyarakat. Danang mencontohkan, tarif untuk Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Lampung baru diberlakukan sekitar setahun setelah tol beroperasi. Dengan cara itu, masyarakat dapat memahami keberadaan jalan tol dan mengetahui bahwa tol adalah jalan berbayar. (NAD)