Uji sampel produk perikanan dari China sudah mulai dilakukan. Sejauh ini, hasilnya aman. Namun, uji sampel tetap berlanjut di sejumlah pelabuhan titik masuk produk impor tersebut.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produk perikanan yang diimpor dari China untuk sementara dinyatakan aman. Hasil uji sampel tahap I terhadap produk perikanan impor tersebut di Jakarta menunjukkan hasil negatif terhadap virus korona tipe baru.
Pada awal Februari 2020, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perkanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM-KKP) melaksanakan pengujian tahap I terhadap sembilan sampel produk perikanan impor asal China. Produk perikanan itu masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada 26 Januari 2020.
Produk impor asal China yang diuji itu antara lain cakalang, tuna sirip kuning, cumi-cumi, kepiting salju, dan pakan ikan, dengan volume total 526,714.9 kilogram. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor.
”Dari sembilan sampel yang diuji virus korona, hasilnya negatif. Adapun sampel dari pelabuhan lain masih akan diuji lebih lanjut,” kata Sekretaris BKIPM-KKP Hari Maryadi, Minggu (9/2/2020).
Selain Tanjung Priok, uji sampel produk impor perikanan asal China juga akan dilanjutkan di pelabuhan lain, di antaranya Belawan (Sumatera Utara) dan Tanjung Perak (Surabaya, Jawa Timur) yang menjadi pintu masuk impor.
Pengujian dilakukan terhadap produk ikan yang dikirim dari China setelah virus korona tipe baru merebak dan Organisasi Kesehatan Dunia sudah menyatakan sebagai status kedaruratan kesehatan dunia.
Hari menambahkan, rapat kerja yang dihadiri pakar dan peneliti serta perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), KKP, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, serta dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta pada 6 Februari 2020 menyepakati ikan dan produk perikanan impor aman dikonsumsi.
”Tentunya, kami juga menyepakati untuk tetap waspada, terus menjalankan prinsip kehati-hatian dengan melakukan uji terhadap ikan dan produk perikanan yang diimpor dari China ataupun negara lain yang sudah terindikasi virus korona tipe baru,” katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis BKIPM Jakarta II-Tanjung Priok Nandang Koswara menyampaikan, pada Senin (10/2) ini pihaknya berencana melanjutkan uji sampel terhadap produk impor kepiting salju beku dari China yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok pada akhir pekan lalu. Volume produk impor tersebut 56 ton.
Berdasarkan data BKIPM-KKP, ada peningkatan impor komoditas perikanan dari China. Kelompok yang diimpor dari China meliputi jenis pakan, bahan pembuat pakan, serta ikan segar dan ikan beku.
Volume impor komoditas perikanan dari China, Taiwan, dan Hong Kong pada Januari 2020 sebanyak 1.968.086,73 kilogram atau meningkat 15,24 persen dibandingkan dengan Desember 2019 yang sebanyak 1.707.774 kg. Impor yang meningkat pada Januari 2020 adalah impor bahan pembuat pakan dan pakan ikan buatan.
BKIPM-KKP sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 276/BKIPM/I/2020 tentang imbauan kewaspadaan terhadap penyakit pneumonia pada 24 Januari 2020. Surat edaran ditujukan bagi semua satuan kerja BKIPM di pintu masuk/keluar, baik bandara, pelabuhan, maupun pos lintas batas negara.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Masyarakat Akuakultur Indonesia Denny Indradjaja mengemukakan, peningkatan impor tepung ikan dipengaruhi peningkatan kebutuhan bahan pakan. Namun, investasi pabrik pakan di Indonesia meningkat dari dalam negeri dan luar negeri. Setidaknya ada empat pabrik pakan milik investor asing yang akan beroperasi di Indonesia tahun ini. (LKT)