Pertamina dan Petronas Jajaki Jual Beli Minyak Mentah
Pertamina bekerja sama dengan anak perusahaan Petronas. Keduanya berpeluang memasok hasil produksi minyak mentah ke kilang domestik di masing-masing negara sehingga akan timbul efisiensi dalam hal pengangkutan logistik.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) menjajaki jual beli minyak mentah dengan Petco Trading Labuan Co Ltd, anak usaha Petronas dari Malaysia. Tujuan kerja sama tersebut adalah untuk mengefisienkan produksi minyak mentah masing-masing perusahaan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, perjanjian kerja sama itu tertuang dalam nota kesepahaman (MOU) yang ditandatangani kedua pihak. Dalam kesepakatan itu, kedua pihak dimungkinkan menyuplai produk minyak mentah masing-masing ke kilang domestik di Malaysia dan Indonesia.
Kedua pihak juga sepakat menaikkan volume pasokan di masa mendatang. ”Kerja sama ini sebagai bagian dari upaya Pertamina meningkatkan ketahanan energi nasional melalui optimalisasi rantai pasok minyak mentah yang efisien oleh kedua belah pihak,” ujar Fajriyah, Rabu (19/2/2020), di Jakarta.
Pertamina, kata Fajriyah, memiliki ladang minyak di Malaysia. Begitu pula Petronas yang memiliki ladang minyak di Indonesia. Kedua perusahaan berpeluang memasok hasil produksi minyak mentah ke kilang domestik di masing-masing negara sehingga akan timbul efisiensi dalam hal pengangkutan logistik.
Kedua perusahaan berpeluang memasok hasil produksi minyak mentah ke kilang domestik di masing-masing negara sehingga akan timbul efisiensi dalam hal pengangkutan logistik.
Fajriyah mencontohkan, kebutuhan bahan bakar minyak jenis premium di Indonesia mencapai 6 juta barel per bulan. Sejauh ini, Petronas berkomitmen mampu memasok 600.000 barel per bulan. Kedua pihak sepakat meningkatkan transaksi dan volume di masa mendatang.
”Tahun ini, nilai transaksi kedua pihak yang sudah disepakati mencapai 500 juta dollar AS. Sementara potensi pengembangan kerja sama lainnya bisa mencapai 1 miliar dollar AS,” ucap Fajriyah.
Di Indonesia, Petronas memiliki hak operasi produksi, pengembangan, dan eksplorasi. Salah satu blok produksi mereka di Indonesia adalah Blok Ketapang di Jawa Timur yang menghasilkan 11.193 barel minyak per hari pada 2019. Sebaliknya, Pertamina memiliki 3 blok produksi, 2 blok eksplorasi, dan 1 blok pengembangan di Malaysia.
Sebelumnya, Pertamina juga membeli minyak mentah yang menjadi bagian Chevron dari Blok Rokan di Riau. Sebanyak 2,5 juta barel minyak per bulan yang dibeli Pertamina dari Chevron.
Pembelian perdana terjadi pada Januari 2019 di mana minyak tersebut diangkut menuju kilang Balikpapan, Kalimantan Timur, milik Pertamina. Selain untuk memperbesar serapan minyak mentah, upaya tersebut mampu menghemat devisa untuk impor minyak.
Langkah Pertamina itu merupakan respons terhadap lesunya produksi minyak di Indonesia. Produksi minyak 2019 hanya 745.000 barel per hari atau di bawah target APBN yang sebanyak 775.000 barel per hari. Di satu sisi, kebutuhan bahan bakar minyak nasional mencapai 1,5 juta barel per hari sehingga kekurangannya harus diimpor.
”Penemuan cadangan baru di Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjamin pasokan energi migas Indonesia,” ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto.
Sementara itu, menurut pengajar pada Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti, Jakarta, Pri Agung Rakhmanto, untuk menggairahkan investasi hulu migas di Indonesia perlu terobosan konkret.
Misalnya, penyederhanaan perizinan operasi mulai dari tingkat pusat sampai daerah dan lintas instansi atau kementerian menjadi hanya satu pintu di SKK Migas. Demikian pula soal perpajakan yang cukup di Kementerian Keuangan.