Wabah Covid-19 diperkirakan menekan pertumbuhan ekonomi China, yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah menggulirkan stimulus untuk menangkal dampak lebih dalam.
Oleh
CAS/KRN/IDR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelemahan ekonomi China akibat wabah Covid-19 akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Dampak secara langsung ataupun tak langsung akan membuat pertumbuhan ekonomi RI terganggu.
Sektor yang kena dampak langsung paling cepat adalah pariwisata. Devisa dari turis China dipastikan anjlok tahun ini. Pada 2019, sebanyak 2,07 juta turis dari China berkunjung ke Indonesia. Jumlah itu setara 12,86 persen dari 16,11 juta wisatawan mancanegara yang ke Indonesia.
Untuk mengantisipasi dampak penurunan ekonomi lebih dalam, pemerintah menyiapkan insentif dan stimulus.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (26/2/2020), Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E LIPI) menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI tahun ini, yakni 4,74-4,84 persen. ”Harapan kami pada saat outlook 2020 pada akhir 2019, perang dagang Amerika Serikat-China mereda. Akan tetapi, perang dagang belum mereda, ada outbreak Covid-19,” kata Kepala P2E Agus Eko Nugroho.
P2E LIPI menghitung, potensi kehilangan devisa di sektor pariwisata 2 miliar dollar AS. Angka ini dari simulasi P2E LIPI berdasarkan kedatangan turis asal China ke Indonesia pada 2019. Asumsinya, wisatawan asal China tinggal di Indonesia rata-rata 6 hari dengan belanja 157 dollar AS per hari.
Pada akhir 2019, P2E LIPI memperkirakan perekonomian RI akan tumbuh 5,04 persen tahun ini. Sebelumnya, Bank Indonesia juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI tahun ini, dari 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen, akibat dampak epidemi Covid-19 ke Indonesia.
Berdasarkan data di laman Kementerian Perdagangan, pada 2019, neraca perdagangan Indonesia defisit 16,989 miliar dollar AS terhadap China. Ekspor Indonesia ke China senilai 27,918 miliar dollar AS, sedangkan impor 44,907 miliar dollar AS.
P2E LIPI memperkirakan, sektor perdagangan akan menanggung dampak epidemi Covid-19. ”Perkiraan kami, konsumsi terkontraksi 0,5-0,8 persen. Kalau kita tidak melakukan apa-apa, pasti berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Target pemerintah bisa tidak terpenuhi,” kata Agus.
Pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2020 ditargetkan 5,3 persen. Pada 2019, perekonomian RI tumbuh 5,02 persen.
P2E LIPI merekomendasikan pemerintah menyiapkan negara asal produk impor strategis untuk menggantikan China. Distribusi bisa dipercepat untuk mengendalikan harga di domestik.
”Bagi usaha mikro, kecil, dan menengah yang kena dampak, misalnya karena kreditnya macet, saya kira dimungkinkan mempertimbangkan penundaan penalti,” kata Agus.
Kalau kita tidak melakukan apa-apa, pasti berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Stimulus
Otoritas Jasa Keuangan menyiapkan stimulus untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Stimulus berupa relaksasi pengaturan penilaian kualitas aset kredit dengan plafon hingga Rp 10 miliar, hanya berdasarkan ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga untuk debitor di sektor yang terdampak epidemi Covid-19.
Nasabah di sektor itu juga dimungkinkan mendapat relaksasi pengaturan restrukturisasi kredit yang diberlakukan satu tahun setelah ditetapkan, bahkan dapat diperpanjang jika diperlukan.
”Kebijakan ini diharapkan memitigasi dampak pelemahan ekonomi global terhadap pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam siaran pers.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu, menyampaikan, pemerintah kota/kabupaten di 10 destinasi wisata diminta tidak memungut pajak hotel dan pajak restoran selama 6 bulan. Potensi kehilangan pendapatan asli daerah akan dikompensasi pemerintah pusat melalui mekanisme hibah ke daerah. Hibah yang disiapkan pemerintah Rp 3,3 triliun.
Kesepuluh daerah itu adalah Danau Toba, DI Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.
Untuk menangkal dampak negatif wabah Covid-19 terhadap sektor pariwisata, pemerintah juga akan menerbitkan insentif berupa diskon tiket pesawat 50 persen untuk rute domestik tertentu. Tujuannya, meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, transmisi kebijakan fiskal ke perekonomian diharapkan terlihat pada triwulan III dan IV pada 2020.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menambahkan, BI fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Wabah Covid-19 menyebabkan investor mengalihkan aset portofolio dari negara berkembang ke aset lebih aman, yakni dollar AS. (CAS/KRN/IDR)