Pemerintah telah menerbitkan izin impor untuk bawang putih dan gula mentah. Alasannya, untuk menjaga kecukupan stok.
Oleh
agnes theodora
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak panik berbelanja di tengah dampak wabah Covid-19. Sejauh ini, pasokan bahan pokok dan penting dipastikan aman dengan harga yang relatif stabil.
Pemerintah sudah mengeluarkan persetujuan impor gula kristal mentah serta bawang putih untuk memenuhi kecukupan stok.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Selasa (3/3/2020), mengatakan, panik berbelanja hanya akan merugikan masyarakat. Sebab, kondisi ini akan berujung pada ketidakseimbangan dan ketidakstabilan harga.
”Kami mengimbau masyarakat agar tidak panic buying atau berbelanja berlebihan. Pasokan kebutuhan pokok sampai saat ini dipastikan masih cukup,” ujar Agus dalam keterangan pers bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Satuan Tugas Pangan Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pengusaha ritel di Hotel Borobudur, Jakarta.
Untuk beberapa komoditas yang memerlukan tambahan stok, pemerintah telah mengeluarkan beberapa persetujuan impor. Salah satunya, menerbitkan izin impor untuk gula kristal mentah sebagai bahan baku gula rafinasi, sebanyak 438.802 ton untuk memenuhi kebutuhan sampai Mei 2020 menjelang hari raya Idul Fitri.
Pemerintah juga menerbitkan surat rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) sebanyak 25.829 ton untuk komoditas bawang putih.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi Februari 2020 sebesar 0,28 persen. Dari besaran itu, sumbangan paling besar dari makanan, minuman, dan tembakau, yakni 0,25 persen. Dari 0,25 persen itu, bawang putih menyumbang 0,09 persen.
”Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengeluarkan lebih RIPH-nya (untuk impor bawang putih) sehingga swasta punya waktu untuk mengadakannya. Hal ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan bawang putih sampai Mei 2020,” katanya.
Memantau harga
Kepala Satuan Tugas Pangan Polri Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan, pihaknya terus memantau pergerakan harga di pasar di 34 provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil pantauan, Daniel menyebutkan, stok bahan pangan masih mencukupi sampai dengan 1-2 bulan mendatang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, sempat terjadi panic buying pasca-pengumuman kasus Covid-19 di Indonesia. Kenaikan permintaan paling signifikan terjadi pada masker dan disinfektan. Beberapa masyarakat juga membeli kebutuhan pokok agar mereka memiliki stok yang cukup tanpa harus sering keluar rumah.
Ia memprediksi terjadi peningkatan penjualan sebanyak 10-15 persen dari hari-hari biasanya pada Senin (2/3/2020). ”Hanya beberapa jam saja karena orang-orang panik. Sekarang sudah mulai menurun lagi dan kami harapkan orang-orang dapat berbelanja secara wajar saja,” kata Roy.
Aprindo akan mengingatkan dan memantau para pelaku usaha ritel agar tidak menaikkan harga di atas batas kewajaran. ”Kalau ada yang tidak wajar akan langsung ditanyakan apa maksud dan tujuannya. Karena kami mau memastikan bahwa yang belanja itu bukan oknum penimbun. Sejauh ini, tidak ada penimbunan yang dilakukan anggota Aprindo,” ujarnya.
Aprindo akan mengingatkan dan memantau para pelaku usaha ritel untuk tidak menaikkan harga di atas batas kewajaran.