logo Kompas.id
Ekonomi”Panic Buying” dan ”Panic...
Iklan

”Panic Buying” dan ”Panic Policy” Rugikan Masyarakat dan Perekonomian

”Panic buying” atau membeli banyak barang dalam waktu singkat akibat kepanikan pada dasarnya merugikan semua pihak. Masyarakat diharapkan dapat lebih rasional dalam menyikapi pemberitaan dan tidak perlu panik.

Oleh
SHARON PATRICIA
· 4 menit baca
https://kompas.id/wp-content/uploads/2020/03/20200306-NSW-Panic-buying-rev-mumed_1583486248.gif

Istilah panic buying atau membeli sesuatu karena panik merupakan respons alami terhadap hilangnya kontrol psikologis akibat sesuatu yang mencemaskan dan tak pasti, dalam konteks sekarang adalah penyebaran corona virus disease atau Covid-19 yang masif dan global. Definisi ini dikutip dari artikel di laman knowledge.insead.edu berjudul The Psychology Behind Coronavirus Panic Buying”, Jumat (6/3/2020).

Dalam keadaan panic buying, masyarakat membeli kebutuhan sehari-hari, khususnya alat pencegah penyakit, misalnya masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dalam jumlah besar. Masyarakat juga terdorong membeli kebutuhan pokok lebih dari pembelian normal.

Editor:
M Fajar Marta
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000