Kredit Konsumsi Makin Mudah, Hati-hati Bunga Tinggi
Toko ritel modern berlomba-lomba menawarkan pembelian barang dengan fasilitas kredit. Bunga kredit dari lembaga pembiayaan (”multifinance”) umumnya relatif tinggi.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
Fasilitas kredit menjadi salah satu penolong ketika masyarakat menginginkan atau membutuhkan barang yang tak cukup dibeli tunai. Dengan mencicil harga pembelian barang, pendapatan juga tidak akan cepat terkuras. Namun, bunga kredit konsumsi dari lembaga pembiayaan (multifinance) umumnya relatif tinggi.
Kini toko ritel modern banyak menyuguhkan kemudahan fasilitas kredit, bekerja sama dengan lembaga pembiayaan, baik yang terafiliasi maupun tidak. Hanya bermodal kartu tanda penduduk (KTP), sejumlah lembaga pembiayaan berlomba-lomba menjanjikan kemudahan pencairan kredit dalam waktu satu sampai tiga menit. Ada juga yang menawarkan down payment atau angsuran pertama nol rupiah.
Fasilitas kredit dari salah satu perusahaan pembiayaan dimanfaatkan Lenni (25), ibu rumah tangga yang kebetulan membutuhkan ponsel baru untuk menggantikan ponsel lamanya yang rusak.
”Saya kredit biar ringan aja, sih. Saya mau beli hape yang harganya Rp 1,99 juta. Syaratnya cuma perlu KTP, enggak ada survei. Ini lagi menunggu dapat limit (seharga handphone),” ujarnya kepada Kompas, Senin (9/3/2020).
Lenni pun berniat mencicil Rp 180.000 per bulan selama 12 bulan. Ia tidak mempermasalahkan bunga kredit yang relatif tinggi ketimbang harus membeli tunai.
Fasilitas kredit multifinance juga diminati Sugiarti (50). Pengusaha warung itu mengaku sudah beberapa kali memanfaatkan fasilitas kredit tersebut untuk membeli barang tahan lama. Menurut Sugiarti, fasilitas itu membantu dirinya yang tidak berpenghasilan besar.
Berdasarkan pengamatan Kompas, bunga kredit multifinance berkisar 3-4 persen per bulan atau 36-48 persen per tahun. Nilai bunga tersebut biasanya diperhitungkan sebagai harga jual barang. Misalnya, harga laptop jika dibeli tunai sebesar Rp 4.769.000. Namun, jika dibeli dengan cicilan, harganya menjadi Rp 5.700.000 dengan cicilan flat sebesar Rp 950.000 per bulan selama enam bulan.
Petugas pemasaran di salah satu gerai ritel mengatakan, cicilan kredit lembaga pembiayaan memang memiliki bunga yang relatif tinggi.
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, saat dihubungi Kompas berpendapat, fasilitas kredit memang membantu masyarakat untuk membeli barang.
Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tetap menentukan prioritas saat ingin membeli barang yang tergolong mahal atau bukan keperluan mendesak. Jika memang mendesak dan membutuhkan cicilan, masyarakat perlu memperhitungkan kelebihan dan kekurangan fasilitas kredit yang tersedia dan kemampuan membayar dengan penghasilan yang ada.
”Ada banyak tawaran fasilitas kredit, tetapi pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung, misalnya biaya administrasi dan biaya cicilan yang lebih mahal,” ujarnya.