Intervensi pemerintah terhadap harga gula dan beras di tingkat konsumen dikhawatirkan menekan harga di tingkat produsen. Petani berharap keberpihakan pemerintah.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga sejumlah komoditas pangan, khususnya beras dan gula, naik di tingkat konsumen. Kondisi itu menuai intervensi pemerintah. Namun, intervensi yang hanya berorientasi pada konsumen dikhawatirkan menekan harga di tingkat petani.
Harga rata-rata nasional gula pasir, sebagaimana data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), Senin (9/3/2020), mencapai Rp 16.250 per kilogram (kg), naik dibandingkan awal tahun 2020 yang Rp 13.950 per kg. Angka itu di atas harga acuan yang ditetapkan Rp 12.500 per kg berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.
Demi alasan stabilisasi, pemerintah memutuskan mengimpor 438.802 ton gula mentah (raw sugar). Keputusan itu menjadi salah satu langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif wabah Covid-19 terkait ketersediaan bahan pangan.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat menyatakan, kenaikan harga dan sulitnya konsumen mencari gula berakar dari menipisnya stok. ”Gula hasil gilingan pabrik-pabrik sudah terjual kepada pedagang,” ujarnya.
Sebelumnya, AGI memproyeksikan, neraca stok gula konsumsi nasional pada 2020 defisit 29.000 ton. Budi menyebutkan, sejumlah pabrik gula konsumsi telah mendapatkan kuota impor gula mentah dari pemerintah dengan total 495.000 ton, 122.000 ton di antaranya telah terealisasi dan sampai di Indonesia bulan ini.
Di sisi lain, Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen menyatakan, impor dapat membuat harga gula di tingkat petani tebu makin jatuh. Apalagi saat ini sejumlah daerah telah memasuki musim giling. Petani di Sumatera Utara, misalnya, telah memulai giling pada Maret ini. Sementara di Lampung diperkirakan mulai April, sementara di Sulawesi Selatan dan Pulau Jawa pada Mei 2020.
Menekan petani
Menurut Soemitro, langkah impor yang diambil pemerintah beserta regulasi baru yang melonggarkan impor gula menunjukkan fokus kebijakan yang tidak berorientasi pada peningkatan produksi gula berbasis tebu rakyat dan kesejahteraan petani.
”Harga yang diperoleh tak sesuai harapan petani. Petani bahkan rugi. Akibatnya, mereka beralih dari tebu ke tanaman yang lebih menjanjikan. Imbasnya, pabrik gula dalam negeri kesulitan bahan baku,” ujarnya.
Oleh karena itu, Soemitro mengusulkan harga patokan gula petani Rp 12.000-Rp 12.025 per kg. Dengan harga tersebut, kesejahteraan petani dan keberlanjutan perkebunan tebu rakyat makin terjamin.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Bachtiar berharap gula mentah yang diimpor dapat tiba di Indonesia sebelum Ramadhan-Lebaran 2020. Gula mentah dapat diimpor dari Thailand, Australia, atau India.
Saat ini Bulog tidak bisa menggelontorkan gula ke pasar. Sebab, kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh, Bulog belum memiliki stok gula di gudang.
Intervensi pemerintah melalui operasi pasar beras juga dikhawatirkan menekan harga gabah/beras di tingkat petani. Apalagi, sejak tahun 2015 sampai sekarang, regulasi tentang harga pembelian pemerintah (HPP) gabah/beras belum diperbarui. Padahal, regulasi ini menjadi instrumen untuk melindungi harga di tingkat petani.
PIHPS mendata, rata-rata nasional harga beras medium di tingkat konsumen mencapai Rp 11.700-Rp 11.950 per kg, Senin kemarin. Angka ini naik jika dibandingkan situasi awal tahun yang berkisar Rp 11.700-Rp 11.850 per kg.
Menurut Direktur Statistik Harga BPS Nurul Hasanudin, sejumlah daerah sudah mulai panen bulan lalu. Namun, guyuran hujan membuat kadar airnya tinggi dan kualitasnya turun. Hal ini berdampak pada menipisnya stok yang siap masuk ke penggilingan.
Petani di sejumlah sentra padi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang ditemui Kompas awal Februari 2020, berharap pemerintah menaikkan HPP gabah/beras. Dengan demikian, mereka mendapatkan harga yang layak.