Pembekuan sementara transaksi di pasar modal diharapkan memberi waktu bagi investor mendalami situasi dengan lebih rasional. BEI memfasilitasi rencana belanja saham dan pembelian kembali saham oleh emiten.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Otoritas Bursa Efek Indonesia meminta investor tidak panik dan lebih rasional dalam menyikapi kondisi perdagangan saham. Di tengah harga saham yang turun, situasi ini dinilai menjadi waktu yang tepat untuk membeli saham.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi meminta investor agar lebih rasional dan tidak ikut panik dengan kondisi saat ini. Pihaknya menyatakan bakal terus berkoordinasi dengan regulator dan asosiasi.
Menurut dia, beberapa perusahaan dana pensiun dan asuransi sudah berkomitmen melakukan aksi beli saham pada sesi perdagangan awal pekan depan, Senin (16/3/2020). Di tengah harga saham yang turun, situasi ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli saham.
”Kami ingin agar investor melihat situasi lebih realistis. Ada waktu untuk berpikir. Saat ini adalah saat yang tepat untuk belanja (saham),” ujarnya kepada pers setelah penghentian perdagangan sementara bursa di Jakarta, Jumat (13/3).
Transaksi di pasar modal pada perdagangan Jumat (13/3) dihentikan selama 30 menit mulai pukul 09.15 karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01 persen. Keputusan pembekuan sementara ini sesuai dengan keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) per 10 Maret 2020 yang memutuskan penghentian perdagangan (trading halt) akan dilakukan selama 30 menit jika IHSG turun 5 persen.
Selain penghentian perdagangan untuk sementara, untuk mencegah penurunan berkelanjutan dari IHSG, otoritas juga memangkas batas bawah penolakan transaksi saham secara otomatis (autorejection) dari sebelumnya 10 persen menjadi 7 persen. Penerapan autorejection asimetris itu merupakan yang kedua kali dalam sejarah BEI setelah tahun 2015.
Menurut Inarno, pemangkasan batas bawah autorejection bertujuan agar tidak terjadi aksi sepihak investor yang terus menjual saham yang membuat investor lain panik. Padahal, kata dia, barang-barang (yang dijual) sebetulnya barang bagus. Dari aspek pengembalian ekuitas (return of equity/ROE), kinerja saham Indonesia termasuk tinggi di Asean.
”(Aksi sepihak) itu kami harapkan tidak terjadi. Oleh karena itu, kami kasih waktu yang cukup buat investor menyadari situasinya,” katanya.
Paparan publik
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menambahkan, pekan lalu pihaknya sudah melayangkan surat ke perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI, khususnya emiten pada daftar saham unggulan LQ45, agar melakukan paparan publik insidentil. ”Kami memfasilitasi perusahaan untuk menjelaskan kinerja, kegiatan operasional, dan laporan keuangan sehingga (publik) terinformasikan dengan optimal untuk pengambilan keputusan,” katanya.
Di sisi lain, pihaknya sudah mendata terdapat perusahaan BUMN dan non-BUMN yang siap melakukan proses pembelian kembali (buyback) saham.
Nyoman menambahkan, rasionalitas investor perlu dikedepankan apabila dikaitkan dengan fundamen perusahaan tercatat. Perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI memiliki kinerja laporan keuangan yang cenderung lebih baik dibandingkan dengan bursa saham beberapa negara lain.
Data per September 2019, perusahaan-perusahaan yang membukukan pendapatan bersih (net income) hampir 79 persen dari total perusahaan yang tercatat di BEI. Sementara perusahaan dengan pendapatan bersih yang tercatat di Bursa Saham Malaysia hanya 68 persen, dan di Bursa Saham Singapura hanya 64 persen.
Perusahaan yang tercatat di BEI memiliki kinerja laporan keuangan yang cenderung lebih baik.
Adapun laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2019 yang sudah disampaikan ke BEI baru berjumlah 59 perusahaan, dan pelaporan masih berlangsung hingga akhir Maret 2020. ”Kami masih menunggu data perusahaan-perusahaan lain,” katanya.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengemukakan, BEI memiliki sejumlah parameter untuk melakukan penghentian sementara perdagangan. Parameter itu di antaranya dinamika kondisi global sebagai dampak pandemik virus korona tipe baru, penurunan harga minyak dunia, serta kebijakan pemerintah yang direspons berbeda oleh pemangku kepentingan. ”Jangan lupa bahwa pasar saham kita memiliki kombinasi investor asing dan lokal yang cukup baik,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus menjaga mekanisme pasar tetap wajar. Penghentian sementara perdagangan selama 30 menit diharapkan dimanfaatkan oleh investor untuk mencari informasi lebih detail terkait dengan penurunan harga saham sebelum membuat keputusan.