Permintaan Turun akibat Pandemi Covid-19, Harga Udang Merosot
Harga udang ekspor merosot. Meski harga turun, pembudidaya udang tetap lanjut berproduksi.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga udang merosot di tengah pandemi global virus korona tipe baru. Penurunan harga antara lain akibat permintaan dunia yang melemah.
Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Jawa Barat Joko Sasongko menyampaikan, penurunan harga udang mencapai Rp 4.000 per kilogram (kg) dan terjadi untuk semua ukuran. Saat ini, lebih dari 90 persen hasil budidaya udang diekspor.
”Penurunan harga terjadi mulai pekan ini. Industri pengolahan umumnya masih mau menerima suplai udang, tetapi harga terkoreksi,” kata Joko, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Ia menduga, penurunan harga udang terjadi karena permintaan pasar dunia yang melemah, terutama pasar China. Negara produsen lain, seperti Ekuador dan India, yang mengalami gangguan pasar ke China, mengalihkan pasarnya. Akibatnya, suplai udang dunia berlebih sehingga harganya merosot.
Meski harga udang turun, petambak udang berkomitmen tetap melanjutkan produksi di tengah merebaknya virus Covid-19. Joko mengaku sudah berkoordinasi dengan asosiasi industri pengolahan, yang menyatakan tetap akan menampung udang tersebut. Ia berharap harga udang tidak semakin merosot.
”Kami sudah komitmen untuk tetap berproduksi. Tambak udang adalah bisnis harapan, kalau enggak dapat (hasil bagus) di siklus ini, berarti (menunggu) siklus mendatang,” katanya.
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengemukakan, penurunan harga udang ekspor terutuma dipicu pelemahan permintaan hotel, restoran, dan kafe seiring pandemi Covid-19. Permintaan dari industri ini anjlok hingga 50 persen.
Penurunan harga udang ekspor terutuma dipicu pelemahan permintaan hotel, restoran, dan kafe.
Selain itu, penurunan permintaan juga mulai terjadi untuk beberapa pasar ritel. Harga ekspor udang kupas saat ini turun rata-rata 0,5 dollar AS per kg.
”Melemahnya permintaan pasar memicu penurunan harga udang. Kalau ada pembeli membatalkan pembelian, tentu akan ada pengalihan pasokan ke pembeli lain dengan harga jual yang lebih murah,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor udang pada 2019 sebanyak 207.000 ton atau senilai 1,72 miliar dollar AS. Negara tujuan utama ekspor udang adalah Amerika Serikat (65 persen), Jepang (16 persen), dan China (5 persen). Kontribusi ekspor udang asal Indonesia saat ini hanya di bawah 5 persen dari total pasar dunia.
KKP menempatkan pengembangan produksi udang menjadi program prioritas perikanan 2019-2024. Dalam kurun 2020-2024, produksi udang ditargetkan meningkat 2,5 kali lipat. Upaya itu antara lain dengan mengembangkan udang di sentra-sentra potensial.
Menurut Direktur Pemasaran KKP Machmud Sutedja, penurunan harga udang diduga akibat permintaan dari beberapa negara yang menurun akibat pandemi Covid-19. Dampaknya, beberapa negara produsen mencari pasar baru untuk menjual produknya. ”Ini baru dugaan, harus dibuktikan dulu,” katanya.