”Social Distancing” Diterapkan, Bisnis Makanan Daring Tetap Moncer
Bisnis makanan tetap diuntungkan di tengah adanya kebijakan belajar dan kerja dari rumah sebagai upaya pembatasan sosial. Permintaan produk makanan cenderung meningkat lewat platform daring.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis makanan tetap diuntungkan di tengah adanya kebijakan belajar dan kerja dari rumah sebagai upaya social distancing atau pembatasan sosial untuk mencegah Covid-19. Permintaan produk makanan yang cenderung meningkat lewat platform daring juga dirasakan perusahaan jasa pengiriman barang.
Fairuz Luthfi, pemilik usaha Abu Salam Kebab yang menjual makanan beku seperti kebab, roti maryam, dan donat, mengatakan ada kenaikan pemesanan lebih dari rata-rata harian 10-11 paket. Meski awalnya ia mengira tren kenaikan disebabkan periode gajian pada awal bulan, adanya kebijakan pembatasan sosial juga ditengarai memicu kenaikan permintaan.
”Sejak isu korona ini, penjualan memang meningkat, cenderung naik,” katanya kepada Kompas, Kamis (19/3/2020).
Penjualan ini didukung promosi penjualan di berbagai platform daring, seperti media sosial, e-dagang, dan aplikasi pengirim pesan.
Pelaku usaha rumahan asal Bogor itu bahkan menerima lebih banyak pesanan dari luar kota, seperti wilayah Jabodetabek, Malang, Solo, dan Bandung. Jasa pengiriman on demand dan sehari sampai pun dimanfaatkan.
Penjual makanan beku lain, seperti Renny, juga merasakan adanya kenaikan permintaan. Bahkan, menurut dia, tidak sedikit pelanggan yang memerlukan makanan lebih untuk keluarga yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Mereka memerlukan makanan lebih untuk keluarga yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
”Ada pelanggan yang biasanya hanya beli satu atau dua bungkus produk dimsum atau pastel beku, Senin kemarin jadi beli dua kali lipat. Itu juga terjadi pada beberapa pelanggan,” ujarnya.
Sejauh ini, bisnis Renny banyak ditopang pembelian di dalam kota melalui perusahaan aplikasi penyedia jasa pengiriman makanan dan barang.
Penjualan makanan sehat secara daring juga meningkat di tengah pandemi Covid-19 (Kompas, 19/3/2020). Pendiri Ikan Segar Indonesia, Mohamad Ronald David, mengatakan, omzet penjualan ikan beku dan ikan segar melalui aplikasi Ikan Segar Indonesia pekan ini meningkat 15-20 persen dengan tujuan Jabodetabek.
Aplikasi e-dagang Blibli.com juga mencatat peningkatan permintaan bahan makanan, seperti bahan pokok dan susu. Menurut Vice President Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan, imbauan pembatasan sosial oleh pemerintah berpengaruh terhadap volume transaksi penjualan.
Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, yang dihubungi Kompas hari Kamis (19/3/2020), mencatat, dalam dua minggu terakhir, pengiriman kategori bahan makanan, perisable (sayur, buah), alat kesehatan, dan bahan kimia naik tajam.
”Rata-rata naik 20-40 persen. Kalau di perusahaan sehari sampai (same day delivery) malah sampai 80 persen karena memang 60 persen kirimannya makanan, termasuk makanan beku,” katanya.
Bebas dari virus
Di tengah pandemi, Zaldy mengatakan, prioritas yang harus diperhatikan perusahaan logistik sekarang adalah membuat jalur distribusi yang bebas dari virus.
”Pemerintah harus bisa menjamin ketersediaan alat pelindung kesehatan seperti masker dan sarung tangan. Pemerintah harus bisa menjamin dan menyediakan peralatan tersebut untuk perusahaan logistik,” tuturnya.
Penyedia layanan pesan-antar makanan GoFood, bagian dari ekosistem super app Gojek, pada hari Kamis juga meluncurkan opsi pengantaran makanan tanpa kontak fisik secara langsung (contactless delivery). Inovasi ini berupa tambahan opsi teks pesan cepat pada fitur Chat antara pelanggan dan mitra pengemudi.
”Layanan baru ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan GoFood dalam mendukung imbauan pemerintah bagi masyarakat untuk beraktivitas di rumah dan menerapkan konsep pembatasan sosial di masa pandemi global penyebaran Covid-19,” kata Catherine Hindra Sutjahyo, Chief Food Officer Gojek, dalam keterangan tertulis.
Lebih jauh lagi, GoFood juga meningkatkan keamanan dengan menyediakan Kartu Penanda Suhu Tubuh yang berisi informasi mengenai suhu tubuh pihak yang menangani makanan yang dipesan, yaitu karyawan mitra merchant yang memasak, karyawan yang menyiapkan makanan, serta mitra driver yang mengantar makanan.
”Tujuannya untuk memastikan keamanan dan menjaga agar makanan tetap higienis hingga di tangan pelanggan,” ujarnya.