Permintaan akan buah, sayur, ikan, dan sejumlah komoditas pangan meningkat sepekan terakhir. Ada keinginan warga untuk meningkatkan asupan gizi di tengah penyebaran virus korona jenis baru yang memicu pandemi Covid-19.
Oleh
M Paschalia Judith J/BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan permintaan dinilai menjadi momentum untuk meningkatkan mutu, variasi, serta jumlah buah dan sayuran lokal. Inovasi dan adopsi teknologi perlu ditempuh di hulu untuk menopang peningkatan konsumsi di hilir.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri, Rabu (18/3/2020), menyebutkan, permintaan akan buah dan sayur di pasar meningkat 25-30 persen dalam tiga hari terakhir. Buah dan sayur itu misalnya tomat, kentang, jeruk medan, dan semangka.
Menurut Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional Anton Muslim, situasi saat ini menjadi momentum untuk memberikan ”panggung” pada buah dan sayur lokal di pasar dalam negeri yang biasanya mesti bersaing dengan produk impor. Hal ini dapat berdampak positif pada petani buah dan sayur dalam negeri.
Akan tetapi, kampanye dan promosi konsumsi buah dan sayur mesti digencarkan untuk memanfaatkan momentum itu. Harapannya, tren konsumsi itu berkelanjutan. ”Bukan semata-mata karena merebaknya Covid-19,” kata Anton.
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas buah dan sayur dalam negeri, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Felippa Ann Amanta, berpendapat, pemerintah mesti membenahi infrastruktur dan fasilitas logistik. ”Fasilitas rantai dingin dalam logistik patut jadi perhatian karena buah dan sayur gampang busuk,” katanya.
Felippa sependapat, kebiasaan mengonsumsi buah dan sayur lokal oleh masyarakat mesti berkelanjutan. Apalagi konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih di bawah rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasarkan data WHO yang dihimpun CIPS, rata-rata konsumsi sayur warga Indonesia sekitar 119 gram per hari, sedangkan rekomendasi WHO sekitar 200-250 gram per hari. WHO juga merekomendasikan konsumsi buah 200 gram per hari, tetapi konsumsi buah di Indonesia sekitar 171 gram per hari.
Dalam rangka mendukung peningkatan konsumsi buah dan sayur dalam negeri, produksi di hulu mesti didongkrak. Caranya antara lain melalui adopsi inovasi dan teknologi. Faktor harga juga masih jadi isu yang krusial bagi konsumen buah di Indonesia. Oleh karena itu, selain kualitas dan kuantitas, faktor harga jadi tantangan bagi produsen buah dan sayur dalam negeri.
Ketua Departemen Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat Serikat Petani Indonesia Zainal Arifin Fuad menyatakan, pemerintah perlu menguatkan lagi kedaulatan pangan untuk menghadapi situasi akibat wabah penyakit ataupun bencana berkepanjangan.
Gangguan ekspor-impor akibat Covid-19 menjadi momentum yang baik untuk memperbaiki sistem pangan nasional serta mengurangi ketergantungan pada pasar pangan global. Hingga kini, Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas pangan, seperti kedelai, gandum, bawang putih, daging sapi, dan susu.
Platform e-dagang
Penjualan makanan sehat secara daring jadi pilihan di tengah pandemi Covid-19. Konsumen beralih belanja ke platform e-dagang sebagai kanal alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar terhindar dari paparan virus.
Pendiri Ikan Segar Indonesia, Mohamad Ronald David, menyatakan, omzet penjualan ikan beku dan ikan segar melalui aplikasi Ikan Segar Indonesia meningkat pekan ini. Pembelian lewat aplikasi dengan tujuan Jabodetabek meningkat 15-20 persen.
Peningkatan pembelian produk ikan secara daring itu seiring merebaknya Covid-19. Produk yang banyak dicari meliputi ikan laut, seperti kembung dan tengiri, serta ikan air tawar, seperti nila, bawal, dan lele. ”Semakin banyak konsumen yang waspada (akan potensi tertular virus) sehingga terjadi peningkatan pembelian lewat aplikasi,” ujarnya.
Peningkatan pembelian produk ikan secara daring itu seiring merebaknya Covid-19.
Ronald menambahkan, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat merupakan peluang untuk mendorong pemasaran ikan. Terkait dengan hal itu, pihaknya menggencarkan promosi harga ikan dan garansi pengembalian ikan jika produk yang dikirim turun kualitas.
Aplikasi e-dagang Blibli.com juga mencatat peningkatan permintaan bahan makanan, seperti bahan pokok dan susu. Menurut Vice President Public Relations Blibli, Yolanda Nainggolan, imbauan dari pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing) dan menghindari tempat keramaian dengan berdiam di rumah untuk mengantisipasi wabah Covid-19 berpengaruh terhadap volume transaksi penjualan di Blibli.