Fakta bahwa virus korona baru bisa menempel di permukaan barang hingga berjam-jam, bahkan berhari-hari, membawa tantangan baru untuk bisnis jasa pengiriman barang dan makanan. Para pelaku dan konsumen bersiasat.
Edo (28) berlari kecil menghindari rintik hujan yang turun cukup deras di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Kamis (19/3/2020) siang. Ia membawa kantong plastik berisi sebungkus nasi goreng dan segelas jus tomat. Masker berwarna hijau seperti yang kerap digunakan tenaga medis bergantung di lehernya. ”Mau terima langsung atau ditaruh di mana, Mbak?” katanya.
Siang itu, di tengah hujan dan pandemi Covid-19, Edo tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa sebagai pengemudi ojek daring. Belakangan ia makin sibuk karena notifikasi pesan dan antar paket makanan pada jam-jam sibuk meningkat dibandingkan biasanya.
Aktivitas kerja, belajar, hingga makan dilakukan di rumah untuk mengurangi risiko tertular virus.
Meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 akhir-akhir ini berdampak besar pada aktivitas masyarakat. Warga menahan diri dan tidak keluar rumah. Aktivitas kerja, belajar, hingga makan dilakukan di rumah untuk mengurangi risiko tertular virus. Bagi yang enggan memasak sendiri, layanan pesan dan antar jadi andalan.
Fakta bahwa virus korona tipe baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 bisa menempel di permukaan barang hingga berjam-jam, bahkan berhari-hari, membawa tantangan baru untuk bisnis jasa pengiriman barang dan makanan. Grab, tempat Edo bekerja, menerapkan protokol baru, termasuk fasilitas pemesanan pengantaran tanpa kontak. Lewat layanan yang berlaku sejak 17 Maret ini, pelanggan bisa meminta pengemudi meletakkan pesanan di depan pintu, pagar rumah, atau dititipkan ke resepsionis.
Menurut Edo, cukup banyak pelanggan yang memanfaatkan fasilitas itu tiga hari terakhir. Paket makanan ditaruh di gagang pintu di luar kamar. ”Kalau dulu, hal ini justru tidak boleh karena waswas makanan diambil orang lain, tetapi sekarang lebih baik begitu,” katanya.
Serupa dengan Grab, Gojek juga menerapkan pengantaran tanpa kontak untuk layanan Gofood. Gojek juga mengeluarkan fitur kartu penanda suhu tubuh. Kartu itu berisi informasi terkait kondisi suhu tubuh pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemesanan dan pengantaran makanan, mulai dari karyawan gerai yang memasak dan menyiapkan makanan sampai pengemudi yang mengantarnya.
Ketika pemerintah mengimbau warga untuk bekerja dan belajar di rumah untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, transaksi jual-beli daring melonjak. Selain makanan dan minuman siap saji, lonjakan transaksi pembelian bahan pangan segar, obat-obatan, dan alat perlindungan diri terjadi di beberapa platform
Menurut Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita, untuk menjamin keamanan produk, khususnya bahan makanan, pengemasan barang perlu dipastikan mencakup dua lapis sehingga terhindari dari kontaminasi bakteri atau virus.
Selain itu, konsumen diimbau menghindari tatap muka dengan kurir. ”Cara yang dilakukan, kurir meletakkan barang di pintu rumah, lalu konsumen keluar untuk mengambil barang tersebut. Dengan demikian, tatap muka bisa dihindari,” ujarnya.
Di sisi lain, perusahaan pengiriman barang perlu mulai menerapkan sistem pengambilan barang ke konsumen. Dengan demikian, kerumunan massa di loket atau konter pengiriman barang dapat dihindari.
Pesanan turun
Sejak imbauan pembatasan sosial itu keluar, Slamet R (38), pengemudi ojek daring yang tinggal di Depok, Jawa Barat, menyatakan, pemesanan untuk pengantaran penumpang berkurang. Dia yang biasanya mendapat 18-20 penumpang sehari, tetapi kini hanya 5-7 penumpang.
Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono berharap, peningkatan pemesanan makanan dapat mengompensasi penurunan penumpang ojek daring.
Setelah pemerintah mengimbau warga bekerja dan belajar dari rumah, pengguna ojek daring turun hingga 50 persen. Namun, pemesanan makanan melalui jasa antar ojek daring meningkat sampai 20 persen.
Untuk mencegah penularan Covid-19, Igun telah membagikan protokol kesehatan bagi pengemudi ojek daring. Ada 15 poin. Salah satunya menggunakan masker kesehatan dan sarung tangan serta mencuci tangan dengan sabun.