BUMN mesti siap rugi tahun ini. Namun, roda ekonomi diupayakan tetap berjalan.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 tidak hanya menghantam sisi kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi dan moneter. Dampak terhadap perusahaan BUMN diantisipasi.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, pemerintah fokus pada kesehatan, keselamatan umum, dan menjaga daya beli masyarakat atau hal terkait dunia usaha. Dampak pandemi Covid-19 telah menghantam sektor ekonomi dan moneter. Oleh karena itu, sejumlah langkah dilakukan untuk menjaga roda bisnis dan ekonomi tetap berjalan. Langkah itu, antara lain, meminta bank BUMN segera menurunkan suku bunga kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
”Banyak UMKM terdampak, maka kita akan menurunkan suku bunga,” kata Erick dalam konferensi pers melalui telewicara di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Bank BUMN juga diminta memberi relaksasi kredit bagi usaha di sektor industri yang terdampak, seperti hotel, pariwisata, penerbangan, dan restoran, yang memiliki pinjaman. Namun, ia menekankan, hanya sektor usaha yang memiliki rekam jejak positif yang akan mendapat bantuan relaksasi dari bank.
Di sektor moneter, pemerintah akan menerbitkan obligasi untuk membantu devisa, terutama dari perusahaan BUMN yang peringkat utangnya bagus, seperti Bank BRI, Mandiri, dan Pertamina. Mekanisme penerbitan obligasi akan dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan.
Upaya lain yang dilakukan perusahaan pelat merah adalah pembelian kembali (buy back) saham-saham di bursa pada saat harganya turun. Perusahaan BUMN yang akan membeli kembali saham antara lain Bank BRI, Bank Mandiri, Telkom, Jasa Marga, dan Bukit Asam. ”Kami dalam proses buy back saham BUMN di bursa. Untuk sementara ini, kami batasi enam perusahaan dulu. Ini momentum karena harga turun, tetapi mesti pas waktunya,” kata Erick.
Siap rugi
Erick menambahkan, BUMN harus siap rugi pada tahun ini. Uji atas kondisi yang menekan atau stress test terus dilakukan terhadap BUMN yang terdampak.
BUMN harus siap rugi pada tahun ini.
Sementara program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) BUMN tahun ini akan difokuskan untuk memastikan kesehatan masyarakat terjamin, antara lain berupa pengadaan obat, masker, dan baju alat pelindung diri, melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemanfaatan Wisma Atlet Jakarta sebagai lokasi penanganan Covid-19 bekerja sama dengan kementerian dan instansi lain.
”Dana CSR bisa digunakan untuk pengadaan alat kesehatan. BUMN farmasi terus memproduksi kebutuhan yang diperlukan,” katanya.
Ia menambahkan, BUMN Farmasi akan menyediakan tambahan 4,7 juta masker pada 31 Maret 2020. Selain itu, penyediaan stok obat untuk 60.000 pasien. Obat tersebut juga sudah digunakan di beberapa negara.
BUMN siap menjadi penyalur bantuan dari kalangan pengusaha dengan memanfaatkan jasa pergudangan, moda bus, kapal, dan pesawat. ”Kalau (bantuan) sudah terkumpul, baru kami ambil,” katanya.
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, menuturkan, dalam setiap respons, harus ada skala prioritas. Langkah konkret yang diperlukan berupa respons cepat agar penyebaran virus terkendali sehingga persepsi orang terhadap nilai tukar rupiah dan IHSG membaik, serta aksi borong belanja tidak terjadi.
”Kebijakan ekonomi dan langkah antisipasi akan porak-poranda kalau prinsip prioritas tidak tertangani. Sebaliknya, kalau langkah prioritas segera tertangani, upaya pemulihan bisa efektif,” katanya.