Transaksi Perjalanan Wisata Turun, Bank Garap Segmen Lain dan Kartu Kredit
Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 membuat banyak nasabah menahan belanja dan membatasi pengeluaran, terutama untuk berwisata. Pendapatan perbankan dari kanal wisata beralih ke sektor lain, e-dagang dan kartu kredit.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Transaksi yang dilakukan nasabah perbankan untuk melakukan perjalanan ataupun pariwisata berkurang seiring dengan rutinitas bekerja atau belajar dari rumah dan pembatasan sosial (social distancing). Meski begitu, nilai dan jumlah transaksi dari nasabah untuk segmen lain di luar pariwisata masih akan dijaga dengan pemanfaatan kanal digital ataupun kegiatan promo.
Direktur Konsumer PT CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengatakan, dalam dua bulan terakhir mulai terlihat penurunan transaksi nasabah melalui kerja sama kanal-kanal perjalanan. Namun, hal ini dirasakan wajar mengingat nasabah tengah banyak yang memilih untuk melakukan pembatasan secara sosial, salah satunya dengan mengurangi perjalanan.
”Penurunan transaksi perjalanan lewat kanal digital, seperti Traveloka, sudah terlihat, terutama untuk tujuan pariwisata populer, seperti Bali. Kira-kira penurunan mencapai 30 persen dibandingkan hari biasa,” ujarnya saat dihubungi Kompas, Minggu (22/3/2020).
Penurunan transaksi perjalanan lewat kanal digital, seperti Traveloka, sudah terlihat, terutama untuk tujuan pariwisata populer, seperti Bali. Kira-kira penurunan mencapai 30 persen dibandingkan hari biasa.
Sepanjang 2019, nilai transaksi yang dicatatkan CIMB Niaga melalui kanal-kanal e-dagang sebesar Rp 4 triliun. Nilai ini tumbuh sekitar 52 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski terjadi penurunan di segmen transaksi perjalanan, Lani optimistis pertumbuhan transaksi melalui kanal digital masih terjaga tahun ini karena kemudahan transaksi daring. CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan transaksi melalui kanal e-dagang akan tumbuh 25 persen.
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani mengatakan, transaksi yang dilakukan nasabah BRI untuk perjalanan juga turun beberapa waktu terakhir. Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 membuat banyak nasabah menahan belanja dan membatasi pengeluaran, terutama untuk perjalanan wisata.
Selama ini, segmentasi perjalanan menjadi andalan BRI dalam menggenjot transaksi kartu kredit selain segmentasi pasar swalayan.
Kami lebih menawarkan promo transaksi kartu kredit untuk kebutuhan konsumsi, seperti supermarket, restoran, atau kafe.
”Saat ini banyak traveler yang menahan bepergian ke luar negeri ataupun dalam negeri. Akibatnya, kami lebih menawarkan promo transaksi kartu kredit untuk kebutuhan konsumsi, seperti supermarket, restoran, atau kafe,” ujarnya.
Berdasarkan rencana bisnis Bank BRI tahun 2020, transaksi kartu kredit pada tahun ini ditargetkan naik 25-30 persen. Adapun sepanjang 2019, nilai transaksi kartu kredit BRI mencapai Rp 12 triliun, naik 30 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.