Pemerintah Gandeng Gojek dan Halodoc Luncurkan Layanan Digital Tangani Covid-19
Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Gojek dan Halodoc meluncurkan layanan konsultasi kesehatan secara daring dan pemeriksaan diri sendiri bagi masyarakat untuk mengenali gejala Covid-19.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan pelaku usaha di bidang ekonomi digital mengadakan layanan pemeriksaan diri sendiri atau self-assesment bagi masyarakat, khususnya untuk mengenali gejala Covid-19. Harapannya, kolaborasi ini dapat menguatkan langkah Indonesia dalam menghadapi kasus Covid-19.
Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Gojek dan Halodoc meluncurkan inovasi layanan konsultasi kesehatan secara dalam jaringan atau telemedik pengecekan Covid-19 di tengah masyarakat. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada Senin (23/3/2020).
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menyatakan, kolaborasi tersebut akan memperkuat sistem penanganan Covid-19 yang telah disusun pemerintah secara komprehensif.
”Solusi telemedicine yang ditawarkan membantu sistem kesehatan Indonesia dalam menyaring pasien dengan risiko Covid-19. Selain itu, Gojek dan Halodoc dapat memberikan edukasi (secara dalam jaringan atau daring) pada masyarakat terkait Covid-19,” katanya dalam siaran pers yang diterima, Minggu (22/3/2020).
Co-CEO Gojek Group Kevin Aluwi berpendapat, kehadiran layanan digital pemeriksaan awal ini dapat membantu meringankan beban pelayanan di rumah sakit dan mempercepat deteksi Covid-19 di tengah masyarakat.
Selain itu, layanan daring ini dapat membuat masyarakat menghindari keluar rumah untuk tes kesehatan sehingga diharapkan turut berkontribusi pada percepatan meredanya pandemi Covid-19.
Layanan telemedik ini melibatkan 20.000 dokter berlisensi yang menjadi bagian dari Halodoc. ”Sistem pemeriksaan awal kami dapat membantu menyaring masyarakat dengan risiko Covid-19 rendah, medium, dan tinggi. Kami juga telah menyiagakan lebih banyak dokter sehingga masyarakat bisa berkonsultasi secara gratis. Harapannya, sistem layanan kesehatan pemerintah dapat fokus kepada penanganan pasien Covid-19,” kata CEO Halodoc Jonathan Sudarta.
Berdayakan sekolah
Inovasi juga datang dari unit-unit pendidikan di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, yakni dengan memproduksi cairan pembersih tangan (hand sanitizer).
Unit-unit pendidikan yang sudah memproduksi cairan pembersih tangan secara mandiri itu terdiri dari SMAK Padang, SMAK Bogor, SMTI Padang, SMTI Makassar, SMTI Aceh, Politeknik AKA Bogor, Poltek ATI Padang, Poltek STTT Bandung, Poltek ATK Jogjakarta, Poltek PTKI Medan, Akademi Komunitas Bantaeng, AKOM Solo, dan Balai Diklat Industri Makassar.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian Eko S A Cahyanto mengatakan, rata-rata kemampuan produksi unit-unit pendidikan itu mencapai 100-500 liter yang dikemas dalam botol dengan berbagai macam ukuran. Secara kumulatif, total produksi cairan pembersih tangan hingga saat ini sudah mencapai 1.600 liter.
Produksi ini ditujukan untuk mengisi kebutuhan masyarakat terhadap cairan pembersih tangan. Menurut Eko, permintaan produk tersebut sebagai alternatif pencegahan penularan Covid-19 yang tengah meningkat sehingga kelangkaan barang di tengah masyarakat mesti dicegah.