Pertamina Tambah 83 Titik Program BBM Satu Harga Tahun Ini
Pemerintah bersama Pertamina menargetkan program BBM satu harga terealisasi di 83 lokasi di Indonesia tahun ini. Program ini menyasar wilayah terpencil.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) siap memperluas program bahan bakar minyak atau BBM satu harga tahun ini. Sampai akhir tahun lalu, terdapat 170 titik dan ditargetkan bertambah 83 titik tahun ini.
”Di awal tahun ini, kami memulai realisasi program BBM satu harga di Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kami optimistis target 83 titik program BBM satu harga bisa terwujud tepat waktu,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, Jumat (27/3/2020), di Jakarta.
Program BBM satu harga menjual BBM jenis premium dan solar bersubsidi masing-masing seharga Rp 6.450 per liter dan Rp 5.150 per liter. Program ini lahir karena latar belakang harga jual premium dan solar bersubsidi jauh melampaui harga resmi yang ditetapkan pemerintah tersebut.
Di sejumlah tempat, terutama wilayah terpencil di Papua, Maluku, dan sebagian Kalimantan, premium dijual dengan harga mulai dari Rp 10.000 per liter hingga Rp 50.000 per liter.
Melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan secara Nasional, pemerintah menentukan lokasi yang menjadi sasaran BBM satu harga.
Pertamina ditunjuk sebagai badan usaha milik negara yang menjadi pelaksana program. Sasaran program ini adalah daerah yang masuk kategori tertinggal, terdepan, dan terluar dengan infrastruktur jalan raya yang amat terbatas sehingga menyulitkan pendistribusian BBM.
BPH Migas juga sudah berkoordinasi dengan kepala daerah agar mendukung dan mempermulus program BBM satu harga.
Terkait program ini, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan, pihaknya akan mengawal program tersebut sampai terwujud secara keseluruhan. Bahkan, pemerintah menargetkan ada penambahan baru program BBM satu harga hingga mencapai 500 titik pada 2024 nanti.
”Kami akan terus mengawasi pelaksanaan program ini. BPH Migas juga sudah berkoordinasi dengan kepala daerah agar mendukung dan mempermulus program BBM satu harga,” ucap Fanshurullah dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Harga premium dan solar bersubsidi tak berubah sejak April 2016. Sementara pada tahun ini, harga BBM nonsubsidi turun dua kali. Penyebabnya adalah perang harga yang dipicu oleh merebaknya wabah Covid-19 secara global sejak awal tahun ini.
Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah jenis Brent pada Jumat (27/3/2020) tercatat 26 dollar AS per barel atau jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata harga pada Januari 2020 yang sebesar 63 dollar AS per barel.
Sejak kemerosotan harga minyak pada awal tahun, Pertamina merespons dengan menurunkan harga jual BBM nonsubsidi jenis pertamax. Tercatat dua kali Pertamina menurunkan harga jual BBM jenis pertamax (gasoline) dan pertadex (gasoil).
Per 5 Januari, harga pertamax turun dari Rp 9.850 per liter menjadi Rp 9.200 per liter. Harga kembali turun menjadi Rp 9.000 per liter sejak 1 Februari lalu.