Pasokan bahan pangan bagi masyarakat sejauh ini aman. Untuk tiba di tangan masyarakat, peran logistik atau distribusi penting.
Oleh
LKT/CAS/AGE/JUD
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Karantina wilayah dalam menghadapi pandemi Covid-19 perlu persiapan menyeluruh, termasuk jaminan logistik pangan bagi masyarakat. Distribusi berperan besar dalam menjamin ketersediaan barang.
Oleh karena itu, penerapan karantina wilayah jangan sampai mendisrupsi jalur logistik dan distribusi kebutuhan pokok masyarakat.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita menyampaikan, ketersediaan bahan pangan dan bahan pokok sangat vital agar masyarakat tidak panik. Selama jalur distribusi—seperti gudang, pelabuhan, bandara, layanan kereta api barang, dan truk—masih berjalan, maka logistik cukup aman.
Persoalannya, sejumlah daerah menerapkan karantina dengan cara masing-masing dan regulasi berbeda-beda, misalnya soal angkutan barang. Ada daerah yang membolehkan pengiriman masuk di wilayah karantina, tetapi ada yang melarang. Ada gudang di wilayah karantina yang ditutup, tetapi ada pula yang tidak ditutup.
”Setiap wilayah melakukan karantina dengan aturan berbeda-beda karena belum ada aturan yang jelas dari pemerintah pusat. Hal ini bisa mengganggu distribusi logistik,” kata Zaldy di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Zaldy menambahkan, persoalan lain yang perlu diantisipasi adalah jalur logsitik yang aman. Jalur logistik yang bebas virus atau steril belum siap karena kelangkaan alat pelindung diri (APD) untuk personel logistik.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan, pelaku usaha ritel sudah menyiapkan skenario terburuk di tengah pandemi Covid-19. Mengantisipasi kebijakan karantina wilayah atau pembatasan sosial besar-besaran, peritel menambah pasokan barang pokok 10-15 persen.
Ia menjamin, pasokan barang pokok tetap terjamin sehingga kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi jika karantina wilayah diberlakukan.
“Kuncinya, masyarakat tidak usah panik. Kami akan menambah kapasitas penerimaan dan penyimpanan di gudang,” kata Solihin.
Dari sisi peritel, penyaluran logistik diantisipasi dengan menyediakan layanan pesan antar kebutuhan pokok ke rumah masyarakat. Sudah banyak pelaku usaha yang berinovasi, baik lewat layanan pesan singkat maupun membuat aplikasi daring.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk memastikan distribusi kebutuhan pokok terjaga. ”Kami membuka diri berinovasi membantu penyaluran logistik ke masyarakat, tetapi kami meminta jaminan izin distribusi dan jaminan keamanan,” ujar Roy.
Pasokan aman
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Suhanto menegaskan, hingga kini pemerintah belum memutuskan kebijakan karantina wilayah sehingga distribusi logistik masih berlaku normal. ”Kami hanya mengimbau masyarakat agar tidak panic buying, beli sesuai kebutuhan. Pemerintah akan menjaga kecukupan pasokan pangan,” ujarnya.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menyebutkan, Bulog sudah berkoordinasi dengan Polri dan otoritas pelabuhan. Empat pelabuhan dinilai penting dalam mendistribusikan pangan ke seluruh wilayah Indonesia, yakni di Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Saat ini cadangan beras pemerintah yang dikelola Bulog 1,4 juta ton.
Menurut Ketua Umum Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) Guntur Subagja, ketersediaan pangan bagi masyarakat bergantung pada suplai dari petani dan distribusinya. (LKT/CAS/JUD/AGE)