Peduli Warga Surabaya di Luar Negeri, Pemkot Kirim Surat ke Semua KBRI
Di tengah wabah Covid-19, Pemerintah Kota Surabaya segera mengirimkan surat kepada semua Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara baik Asia, Eropa, maupun Timur Tengah untuk memberi bantuan intervensi.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya segera mengirimkan surat kepada seluruh Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berada di negara-negara sahabat, baik di Asia, Eropa, maupun Timur Tengah. Pengiriman surat itu bertujuan meminta jumlah penduduk Surabaya yang berada di luar negeri supaya pemkot bisa memberikan intervensi kepada mereka di tengah pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto, Kamis (2/4/2020), mengatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menginstruksikan agar mengirim surat kepada semua Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di negara sahabat. Tujuannya, meminta data jumlah penduduk Surabaya yang belajar dan bekerja di luar negeri.
”Pemkot minta data penduduk Surabaya yang belajar dan bekerja di sana. Berdasarkan data itu, pemkot ingin melakukan intervensi kepada mereka. Istilahnya memantau kesehatan mereka, terutama di tengah wabah pandemi Covid-19 ini,” kata Eddy.
Pemkot buat surat supaya KBRI bisa melaporkan data, dan apa bentuk intervensi yang bisa dilakukan pemkot. Minimal pemkot mengetahui berapa warga Surabaya yang sedang berada di luar negeri.
Eddy menyebut, meski Wali Kota Risma berharap tidak ada penduduk Surabaya di luar negeri yang sakit di tengah wabah pandemi ini, setidaknya pemkot bisa mengetahui posisi dan kondisi mereka. Untuk itu, pihaknya memastikan segera mengirimkan surat tersebut.
”Pemkot buat surat supaya KBRI bisa melaporkan data, dan apa bentuk intervensi yang bisa dilakukan pemkot. Minimal pemkot mengetahui berapa warga Surabaya yang sedang berada di luar negeri,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya kembali menyatakan segera mengirimkan surat tersebut kepada seluruh Kedutaan RI yang berada di negara-negara sahabat. Data tersebut nantinya bakal menjadi ancuan pemkot dalam mengambil kebijakan intervensi kepada penduduk Surabaya yang ada di luar negeri.
”Saat ini surat sedang kami buat. Nanti setelah diteken wali kota, surat langsung dikirim lewat surat elektronik atau e-mail,” kata Eddy.
Minimal tidak pulang
Akan tetapi, Eddy juga mengimbau kepada semua warga Surabaya yang saat ini berada di luar negeri agar sementara waktu tidak pulang ke Tanah Air, khususnya ke Surabaya. Upaya ini dilakukan sebagai langkah preventif social distancing untuk menekan penyebaran Covid-19.
”Selama pandemi (Covid-19) ini, pemkot minta mereka sementara tidak kembali ke Tanah Air, khususnya ke Surabaya, sampai pandemi ini selesai,” ujarnya.
Persoalan wabah Covid-19 bukan hanya urusan Pemerintah Kota Surabaya, melainkan sudah menjadi kepedulian semua pihak. Untuk itu Pemkot Surabaya mengajak semua pihak bergandeng tangan melawan virus korona yang terbilang baru ini.
Wujud kebersamaan melawan Covid-19 sudah terlihat di Kota Surabaya dengan terus mengalirnya bantuan ke dapur umum di Balai Kota Surabaya. Bantuan tidak hanya berupa makanan atau alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan, tetapi juga cairan antiseptik, cairan disinfektan, serta bilik sterilisasi.
Bantuan yang diantar langsung ke dapur umum itu datang dari sejumlah perusahaan daerah, swasta, komunitas, universitas, serta organisasi dan juga perseorangan. Bahkan hampir setiap hari ada saja yang mengantarkan bantuan berupa bahan baku minuman herbal pokak, seperti jahe, kayu manis, serai, gula merah, dan kapulaga, termasuk telur dan sembako.
Setiap hari kebutuhan untuk membuat pokak antara lain jahe sekitar 110 kilogram, gula merah 30 kilogram, telur 1,5 ton atau 15.000 butir. Bantuan juga berupa tandon, wastafel, tangki spayer botol hand sanitizer, alkohol, bilik sterilisasi tipe chamber, dantempat sabun cair dan tisu.