CIMB Niaga dan BCA melewati tahun 2019 dengan kinerja positif sehingga dapat terus memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham. Pada tahun ini, kedua bank itu memperkuat strategi di tengah merebaknya Covid-19.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah perbankan swasta memutuskan menggunakan sebagian laba bersih perusahaan di sepanjang 2019 sebagai dividen yang dibagikan secara tunai kepada pemegang saham tahun ini. Keputusan ini telah melalui perhitungan proyeksi bisnis di sepanjang 2020.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank CIMB Niaga Tbk menyetujui penggunaan laba bersih perusahaan untuk dibagikan sebagai dividen tunai maksimal 40 persen atau sebesar Rp 1,39 triliun dari laba bersih CIMB Niaga tahun buku 2019, yakni Rp 3,48 triliun. Dividen tunai tersebut akan dibayarkan selambatnya 30 hari setelah keputusan.
Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas, Jumat (10/4/2020), Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan, CIMB Niaga melewati tahun 2019 dengan kinerja positif sehingga dapat terus memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham.
”Strategi bisnis kami adalah fokus pada penyaluran kredit segmen konsumer dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), meningkatkan rasio dana murah, berinovasi pada layanan digital, dan memperkuat proporsi bisnis syariah,” ujarnya.
Strategi bisnis kami adalah fokus pada penyaluran kredit segmen konsumer dan UMKM, meningkatkan rasio dana murah, berinovasi pada layanan digital, dan memperkuat proporsi bisnis syariah.
CIMB Niaga mampu mempertahankan posisi sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dengan aset Rp 274,5 triliun. Adapun sisa laba bersih tahun buku 2019 setelah dikurangi pembagian dividen tunai dibukukan sebagai laba yang ditahan untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.
Sementara itu, RUPST PT Bank Central Asia Tbk juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar 47,9 sebesar dari laba bersih tahun buku 2019 sebesar Rp 28,6 triliun. Nilai pembagian dividen tunai tersebut setara dengan Rp 555 per unit saham.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dividen yang dibagikan meningkat signifikan hingga 15,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dividen tunai tahun buku 2019 dibagikan dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis perusahaan.
”Selain mempertimbangkan pertumbuhan bisnis perusahaan, pembagian dividen juga menghitung kecukupan kebutuhan modal perusahaan dalam melaksanakan aksi korporasi berupa akuisisi dua bank,” ujar Jahja.
Sepanjang 2019, BCA mengakuisisi dua bank, yakni PT Bank Royal Indonesia dan PT Bank Rabobank International Indonesia. Berdasarkan rencana bisnis BCA pada 2020, Bank Royal akan menjadi anak usaha di bidang perbankan digital yang menggarap segmen UMKM. Sementara Rabobank menurut rencana akan dilebur dengan salah satu anak usaha BCA lainnya.
Pembagian dividen tunai juga mempertimbangkan adanya potensi penurunan biaya pinjaman dan ekuitas (capital charge) terkait perubahan metode perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko operasional. BCA akan terus mengkaji besaran dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham sesuai kondisi pasar dan performa bisnis perusahaan.