Kolaborasi Digital Tingkatkan Akurasi Penyaluran Donasi
OVO, Tokopedia, Grab Indonesia, dan BenihBaik berkolaborasi menggalang donasi dan menyalurkannya kepada pekerja di sektor informal yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan teknologi, penyaluran donasi diharapkan akurat.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Sejumlah pelaku ekonomi digital bergandengan tangan untuk menggalang donasi dan menyalurkannya kepada pekerja di sektor informal yang terdampak pandemi Covid-19. Karena memanfaatkan data dan teknologi, penyaluran donasi dapat lebih akurat dan transparan.
OVO, Tokopedia, Grab Indonesia, dan BenihBaik menyelenggarakan penggalangan dana berjudul Patungan untuk Berbagi yang melibatkan partisipasi masyarakat dan menyasar pekerja sektor informal yang pendapatannya menurun akibat pandemi Covid-19. Penyaluran donasi turut melibatkan Jaringan Gusdurian dan Pemuda Muhammadiyah.
Andy F Noya, salah satu pendiri BenihBaik, menyebutkan, sebanyak 60.000 calon penerima manfaat sudah terdata dan mayoritas berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Penyelenggaraan donasi yang kami lakukan bersifat end-to-end atau dari hulu ke hilir. Dari awal, kami sudah memiliki target calon penerima manfaat (donasi) berdasarkan data. Hal ini meningkatkan akurasi dalam penyelenggaraan donasi maupun penyalurannya," tuturnya saat konferensi pers dalam jaringan (daring), Jumat (17/4/2020).
Meskipun demikian, Andy menyayangkan, belum adanya satu lembaga koordinasi yang memantau dan memetakan penyaluran donasi untuk pekerja di sektor informal. Penyelenggaraan donasi saat ini cenderung berjalan berdasarkan inisiatif masing-masing.
Akibatnya, ada risiko tumpang-tindih penyaluran donasi di tingkat penerima. Artinya, penerima manfaat berpotensi menerima bantun lebih dari satu kali.
Untuk menekan risiko itu, Andy mengatakan, penyelenggaraan donasi ini telah melakukan screening pada tahap awal pendataan melalui pertanyaan calon penerima telah mendapatkan bantuan atau belum. Pendataan pun memuat kebutuhan calon penerima saat ini sehingga bentuk bantuan dapat tepat guna.
Dengan pemanfaatan teknologi, penghimpunan dan penyaluran donasi pun dapat lebih terbuka dan transparan. Masyarakat yang menjadi donatur dapat berdonasi dan memantaunya di tautan https://m.benihbaik.com/campaign/patungan-untuk-berbagi .
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menuturkan, selain melalui situs BenihBaik, masyarakat dapat berdonasi melalui aplikasi ponsel Tokopedia, Grab, dan OVO. Setelah donasi terhimpun, tim BenihBaik akan membelanjakan sembako di Tokopedia lalu diantarkan ke penerima manfaat dengan layanan Grab Express.
Selain menghimpun dana donasi masyarakat, OVO, Tokopedia dan Grab juga berkomitmen untuk melipatgandakan setiap donasi yang terkumpul, sampai dengan Rp 1,5 miliar. Terdapat 115 juta perangkat yang telah terpasang dan menjadi bagian dari ekosistem tiga pelaku ekonomi digital tersebut. Harapannya, pemilik perangkat-perangkat itu ambil andil dalam berdonasi.
Lembaga swadaya masyarakat, seperti Jaringan Gusdurian dan Pemuda Muhammadiyah, bertugas memverifikasi penerimaan bantuan. Secara teknis, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengatakan, relawan akan menelepon calon penerima manfaat untuk memastikan realisasi penyaluran bantuan.
Alissa berpendapat, pekerja sektor informal saat ini menjadi kelompok masyarakat yang paling tertekan oleh dampak pandemi Covid-19. "Misalnya, pedagang bakso dan pengemudi ojek daring. Penghasilan mereka turun hingga 70-80 persen. Apalagi teman-teman seniman yang mengandalkan pagelaran sebagai sumber penghasilan. Ketika tak ada pagelaran seni, pendapatan mereka pun tak ada," tuturnya.
Pekerja sektor informal saat ini menjadi kelompok masyarakat yang paling tertekan oleh dampak pandemi Covid-19.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan target awal penyaluran donasi ini sebanyak 15.000 penerima. Dia mengharapkan, target penerima penyaluran donasi dalam bentuk sembako dapat mencapai 100.000 pekerja di sektor informal yang terdampak pandemi Covid-19.
Dalam menyelenggarakan dan menyalurkan donasi untuk pekerja sektor informal, Karaniya menyatakan telah berdiskusi dengan pemerintah. Dia mengharapkan, teknologi dapat berperan dalam mewujudkan gotong-royong secara digital untuk membantu pelaku ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
Menurut COO Tokopedia Melissa Siska Juminto, kolaborasi penggalangan dana ini menekankan prinsip minim kontak, mulai dari pengumpulan dana, pesanan barang, hingga pengiriman bantuan. "Teknologi dapat mendorong lebih banyak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam membantu orang lain, terutama mereka yang bekerja di sektor informal dan kehilangan pendapatan mereka karena pandemi Covid-19," katanya.