logo Kompas.id
EkonomiBisnis Anak Usaha
Iklan

Bisnis Anak Usaha

Pertamina sebaiknya fokus pada bisnis penyediaan energi Indonesia yang sampai hari ini masih bergantung pada impor minyak mentah dan BBM. Lini usaha di luar bisnis inti sebaiknya ditata ulang agar tak menjadi beban.

Oleh
ARIS PRASETYO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NpEICLPt-gXHWFZNMIDJTRxZpXs=/1024x666/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Fcd02b7f2-27ce-4002-b044-169f21d6204e_jpg.jpg
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Pengendara sepeda motor mengantre untuk mengisi BBM di SPBU Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (18/12/2019). Pertamina memperkirakan kenaikan konsumsi BBM jenis gasoline, yaitu premium, pertalite, pertamax, dan pertamax turbo, sebesar 15 persen pada masa libur Natal dan Tahun Baru di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Rencana Kementerian BUMN memangkas unit usaha juga membidik PT Pertamina (Persero). Sasarannya anak usaha yang bergerak di luar bisnis inti dan tak efisien. Selain memperbaiki arus kas, perampingan juga dilakukan agar tak membebani induk usaha.

Membaca kembali sejarah, Pertamina sempat nyaris bangkrut jika pemerintah pada saat itu tidak turut campur mengatasi persoalan yang dihadapi perusahaan. Perusahaan yang ketika itu dipimpin Ibnu Sutowo disebut menanggung utang 10,5 miliar dollar AS pada 1975.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000