Crown Group memasuki pasar baru Amerika Serikat dengan membangun kondominium dan hotel senilai 500 juta dollar AS di Los Angeles. Proyek ini diharapkan selesai tahun 2025.
Oleh
Andreas Maryoto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan properti terkemuka di Australia, Crown Group yang dimiliki Iwan Sunito, memasuki pasar baru Amerika Serikat. Ia membangun kondominium dan hotel di Los Angeles. Proyek senilai 500 juta dollar AS itu diharapkan selesai tahun 2025.
”Kami tengah memulai proyek di Los Angeles. Kita telah membeli tanah di sana dan tengah merampungkan gambar proyek. Pertengahan 2021 akan diluncurkan. Mengapa Los Angeles? Kota ini merupakan metropolitan besar, tapi infrastrukturnya buruk. Mereka tengah berbenah untuk Olimpiade 2028 sehingga mereka membangun berbagai fasilitas,” kata CEO Crown Group Iwan Sunito di Sydney dalam konferensi jarak jauh dengan sejumlah wartawan dari Jakarta, Selasa (21/4/2020).
Terkait dengan hal itu, pihaknya melihat potensi besar untuk pengembangan properti. Apalagi, pasar di kawasan itu mirip dengan kota-kota besar di Australia, yaitu kota multikultural. Beberapa suku bangsa Asia tinggal di kota itu dalam jumlah besar, seperti Korea dan Jepang.
Bagi warga Korea, Los Angeles menjadi semacam tempat berkumpul di luar negeri. Dari sinilah potensi pasar itu dalam arti kebutuhan tempat tinggal dinilai cukup besar.
Kita mempunyai kemampuan untuk menawarkan produk dengan desain yang bagus seperti pengalaman selama ini.
”Sebagian besar gedung di Los Angeles desainnya tidak bagus. Kami mempunyai kemampuan untuk menawarkan produk dengan desain yang bagus seperti pengalaman selama ini. Gedung-gedung di sana banyak dibangun untuk disewakan. Kami melihat ada peluang di situ. Anak orang kaya Asia selalu pergi ke Amerika lebih dulu untuk studi atau meniti karier. Amerika jadi semacam titik kumpul. Pasarnya besar, tetapi produknya enggak banyak,” kata Iwan.
Crown Group Head of US Development, Patrick Caruso, dalam kesempatan yang sama ketika menjelaskan proyek properti itu mengatakan, tahun depan proyek akan mulai konstruksi dan pada tahun 2025 akan selesai. Proyek ini akan memberi tawaran baru ke pasar properti di kawasan itu. Ia yakin, dengan desain-desain yang ditawarkan, proyek ini akan masuk dalam pilihan-pilihan para pembeli.
”Kami mengantisipasi pengembangan bangunan multiguna ini dengan berbagai tawaran kehidupan yang mewah, fasilitas eksklusif, dan berdampingan dengan hotel ternama yang belum pernah dilihat oleh calon pembeli. Ini akan diburu para pembeli kondominium,” kata Patrick.
Dalam pandangannya, pembeli makin mencari tawaran-tawaran yang berbeda sehingga tawaran mereka yang segar dan unik dengan desain arsitektur yang canggih akan mengisi peluang pasar properti. Nantinya kondominium memiliki lantai 43 dengan arsitek kenamaan Koichi Takada. Keberadaan bangunan itu nanti akan mendefinisi ulang pemandangan langit kota itu dan bakal menjadi penanda kota.
Sementara itu, terkait dengan pandemi Covid-19, Iwan mengatakan, perusahaannya akan melakukan beberapa penyesuaian, seperti cara mendekati calon pembeli yang tidak bisa lagi dengan bertatap muka. Meski demikian, ia optimistis setiap ada krisis selalu ada peluang.
Sejak awal berdiri, Crown telah terkena tiga kali krisis, termasuk Covid-19 ini, dan mendapat peluang di tengah krisis. ”Kita waspada, tetapi kita tetap bekerja,” katanya.