Tiada Lelah Berbagi di Masa Sulit
Pandemi Covid-19 berdampak ke berbagai bidang usaha dan segmen pelaku usaha. Namun, berbagi rezeki dengan masyarakat yang kena dampak pandemi tak berhenti.
”Bisnis yang baik menyadari tanggung jawab untuk memperhatikan kepentingan dari tiap pihak yang terlibat, terlebih lagi dalam waktu-waktu yang sulit. Setiap orang dalam ekosistem kami saling bergantung satu sama lain. Apabila satu elemen dari ekosistem ini dibiarkan menderita, dampaknya akan membawa kesulitan bagi kita semua.”
Kalimat itu mengawali tulisan Co-CEO Gojek Andre Soelistyo di akun LinkedIn miliknya. Berdasarkan kesadaran tersebut, dia dan pimpinan Gojek lain mendonasikan 25 persen dari penghasilan tahunan mereka.
Ditambah dengan pengalihan anggaran kenaikan gaji tahunan karyawan, hasil urun dana itu mencapai Rp 100 miliar. Penggalangan ini masuk dalam lingkup program Dana Bantuan Mitra Gojek yang dikelola Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB).
YABB yang didirikan Gojek merupakan bentuk solidaritas manajemen perusahaan dalam menangani pandemi Covid-19. Tujuannya, membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19, seperti mitra pengemudi, penjual, penyedia jasa, dan tenaga kesehatan.
Ketua YABB Monica Oudang menyampaikan, sebanyak Rp 20 miliar dari Rp 100 miliar telah berubah wujud menjadi paket sembako yang didistribusikan bagi 200.000 mitra Gojek di berbagai kota di Indonesia. ”Upaya ini tidak berhenti di sini. Kami akan terus memperluas jangkauan program kami untuk mendukung lebih banyak masyarakat penerima manfaat, baik di dalam maupun di luar ekosistem kami,” tuturnya saat dihubungi, Rabu (22/4/2020).
Ekosistem Gojek juga meliputi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). YABB juga telah membagikan makanan yang diolah pelaku UMKM tersebut bagi para tenaga kesehatan.
Baca juga: Bantu Mitra Saat Pandemi Covid-19, Gojek Luncurkan 12 Program Kesejahteraan
Selain itu, tambah Monica, YABB membuka kerja sama dengan pihak lain yang memiliki visi dan misi sejalan. Misalnya, bekerja sama dengan Alfamart untuk mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan melalui kupon sembako bagi mitra pengemudi Gojek. ”Kami ingin mencapai tujuan yang sama, yakni menjunjung semangat gotong royong dan saling membantu sesama yang membutuhkan,” ujarnya.
Berbagi
Pukulan pandemi Covid-19 terhadap perekonomian memaksa pelaku usaha berbagai segmen dan sektor untuk efisien. Adapun pekerja di bermacam segmen dan sektor usaha juga terkena pukulan pandemi, yakni dirumahkan, dikenai pemutusan hubungan kerja, atau dikurangi jam kerjanya sehingga pendapatannya berkurang.
Di bisnis ritel mode, PT Matahari Department Store Tbk memberhentikan sementara operasional seluruh gerainya sebagai respons atas kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menghindari penularan Covid-19.
Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store Miranti Hadisusilo menyatakan, gaji, bonus, dan tunjangan hari raya (THR) tetap diberikan kepada karyawan. Adapun pemotongan gaji dilakukan secara bervariasi, disesuaikan dengan jabatan karyawan di perusahaan. Semakin tinggi jabatan karyawan, pemotongan gaji akan semakin besar.
Kendati tidak memerinci besar pemotongan gaji, Miranti menyampaikan, perusahaan hanya memangkas beban biaya yang tidak esensial, seperti beban sewa kerja sama dengan pengelola mal, beban pemasaran, dan perjalanan dinas.
Sementara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memotong gaji karyawan di tengah pandemi Covid-19. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor JKTDZ/SE/70010/2020 tentang Ketentuan Pembayaran Take Home Pay Terkait Kondisi Pandemi Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan, direksi dengan sangat terpaksa mengambil langkah pemotongan nilai gaji bersih untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Pemotongan mulai April 2020 hingga Juni 2020, yang besarannya berjenjang sesuai kategori. Gaji direksi dan komisaris dipotong 50 persen, sedangkan untuk vice president, kapten, first office, dan flight service manager sebesar 30 persen. Sementara posisi level manajer senior dipotong 25 persen, sedangkan gaji awak kabin, expert, dan manajer dipotong 20 persen. Gaji duty manager dan supervisor dipotong 15 persen, sedangkan level staf dipotong 10 persen.
Namun, pemotongan gaji karyawan tidak semata-mata dilakukan sebagai upaya efisiensi. Ada lembaga yang memangkas gaji karyawan untuk berbagi dan berdonasi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), misalnya, memotong gaji jajaran komisioner hingga staf selama sembilan bulan, mulai April 2020. Selain gaji, tunjangan hari raya (THR) 2020 juga dipotong. Dana hasil potongan itu dialokasikan untuk membantu masyarakat yang kena dampak pandemi Covid-19.
Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo menegaskan, pemotongan ini bersifat opsional atau pilihan bagi pegawai dengan level jabatan non-eselon atau jabatan staf ke bawah. ”Program pemotongan gaji ini diikuti seluruh anggota Dewan Komisioner dan pejabat OJK,” ujarnya.
Anto menjelaskan, kegiatan ini merupakan inisiasi pegawai OJK di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Pegawai OJK melalui Program OJK Peduli Covid-19. Disepakati, dana yang terkumpul dari pemotongan gaji dan THR akan disalurkan melalui Palang Merah Indonesia dan Gugus Tugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Diharapkan, langkah ini bisa meringankan beban masyarakat dan petugas medis.
Program pemotongan gaji ini diikuti seluruh anggota Dewan Komisioner dan pejabat OJK.
Selama pandemi Covid-19, sebagian besar pegawai OJK bekerja dari rumah. ”Namun, kami tetap berkomitmen menjaga stabilitas sektor jasa keuangan serta fundamental sektor riil melalui berbagai kebijakan strategis yang bersifat antisipatif terhadap berbagai potensi risiko ke depan,” tutur Anto.
Hal serupa dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia Bank Mandiri Agus Dwi Handaya menjelaskan, pegawai bank BUMN itu menyisihkan gaji selama tiga bulan untuk membantu masyarakat yang kena dampak pandemi Covid-19.
”Aksi penyisihan gaji lewat gerakan Mandirian Cinta Indonesia ini merupakan kepedulian pegawai Bank Mandiri untuk membantu pemerintah agar masyarakat tetap bisa di rumah demi meminimalkan penyebaran Covid-19,” kata Agus.
Pada tahap awal, donasi akan diberikan kepada sekitar 1.000 orang dengan nilai masing-masing Rp 750.000 per bulan melalui aplikasi LinkAja, dompet elektronik yang dikelola perusahaan BUMN. Kelompok masyarakat yang mendapat bantuan ini adalah tenaga harian lepas dengan pendapatan harian, di antaranya tukang parkir, pengemudi kendaraan umum, dan pedagang kaki lima.
Sebelumnya, Bank Mandiri sudah menyiapkan perlindungan asuransi dengan nilai pertanggungan hingga Rp 1 triliun bagi tenaga kesehatan. Asuransi ini diberikan melalui anak perusahaan Bank Mandiri, yakni AXA Mandiri Financial Services.
Tiada kata lelah untuk berbagi, terlebih di masa sulit akibat pandemi Covid-19.