Lapangan Bukit Tua Sumbang Tambahan Produksi Migas
Di tengah pandemi Covid-19 dan merosotnya harga minyak mentah, industri hulu migas Indonesia tetap berjalan. Ada penambahan produksi migas di proyek pengembangan Lapangan Bukit Tua, Blok Ketapang, di Jawa Timur.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produksi minyak dan gas bumi dari Blok Ketapang di laut lepas utara Pulau Madura, Jawa Timur, bertambah masing-masing 3.182 barel minyak per hari dan gas bumi 31,5 juta standar kaki kubik per hari atau MMSCFD. Penambahan tersebut diperoleh dari tuntasnya proyek pengembangan Lapangan Bukit Tua Phase-3.
Blok Ketapang dioperasikan Petronas, perusahaan migas asal Malaysia, dengan kepemilikan saham 80 persen. Sisanya sebesar 20 persen dikuasai PT Saka Energi Indonesia yang merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN. Pada 2019, Blok Ketapang menghasilkan minyak sebanyak 11.193 barel per hari dan gas bumi sebanyak 50 MMSCFD.
”Proyek pengembangan Lapangan Bukit Tua Phase-3 merupakan proyek penting bagi penambahan produksi migas nasional. Selain itu, proyek ini berhasil diselesaikan tepat waktu di tengah pandemi Covid-19,” ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam keterangan resmi, Jumat (1/5/2020).
Proyek pengembangan Lapangan Bukit Tua Phase-3 adalah proyek hulu migas ke-5 di Indonesia yang tuntas dikerjakan hingga Mei 2020.
Proyek pengembangan Lapangan Bukit Tua Phase-3 adalah proyek hulu migas ke-5 di Indonesia yang tuntas dikerjakan hingga Mei 2020. Keempat proyek lainnya adalah Grati Low Pressure di Jawa Timur, Lapangan Gas Randugunting di Jawa Tengah, Lapangan Gas Buntal-5 di Laut Natuna, dan Sembakung Power Plant di Kalimantan Utara.
”Di tengah kondisi sulit, seperti harga minyak yang rendah dan pandemi Covid-19, Petronas berkomitmen menuntaskan proyek tersebut. Ini bukti bahwa di tengah situasi yang lesu, kegiatan hulu migas Indonesia tidak akan berhenti karena memiliki efek ganda bagi perekonomian nasional,” kata Dwi.
Kelima proyek hulu migas tersebut adalah bagian dari rencana 12 proyek hulu migas yang ditargetkan rampung tahun ini. Nilai investasi ke-12 proyek tersebut sebesar 1,4 miliar dollar AS dengan target produksi minyak 7.200 barel per hari dan gas bumi 520 MMSCFD.
Di tengah pandemi Covid-19, PT Pertamina (Persero) juga menyatakan tetap mengerjakan proyek pengembangan kilang dan pembangunan kilang baru. Terdapat empat proyek peningkatan kapasitas kilang, yaitu kilang Dumai di Riau, kilang Balongan di Jawa Barat, kilang Cilacap di Jawa Tengah, dan kilang Balikpapan di Kalimantan Timur.
Adapun rencana pembangunan dua kilang baru ada di Tuban, Jawa Timur, dan di Bontang, Kalimantan Timur.
Secara keseluruhan, apabila keenam proyek tersebut tuntas, kapasitas produksi bahan bakar minyak akan naik dua kali lipat menjadi 2 juta barel per hari. Selain diintegrasikan untuk menghasilkan produk petrokimia, kilang-kilang tersebut juga mampu memproduksi bahan bakar minyak berstandar euro V. Total investasi proyek ini mencapai 65 miliar dollar AS.
”Proyek peningkatan kapasitas kilang dan pembangunan kilang baru menunjukkan kemajuan yang signifikan. Semua berjalan sesuai tahap yang direncanakan. Pengadaan peralatan utama juga tuntas dilaksanakan,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman.
Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi siap jual (lifting) minyak sebanyak 755.000 barel per hari dan gas bumi sebanyak 1,191 juta barel setara minyak per hari. Namun, akibat pandemi Covid-19, target tersebut diperkirakan tidak tercapai lantaran pergerakan barang dan orang terbatas. Sejumlah proyek juga mengalami penundaan.