Pelaku industri kecil produsen busana muslim berpeluang mengoptimalkan penjualan melalui platform e-dagang yang kini tengah mengalami lonjakan jumlah pengunjung. Kementerian Perindustrian dan Shopee menggalang kampanye.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 memukul penjualan fisik produk industri kecil dan menengah atau IKM busana muslim. Pemerintah mendorong IKM di bidang ini untuk mengoptimalkan penjualan menjelang hari raya Idul Fitri melalui platform e-dagang yang kini tengah mengalami lonjakan jumlah pengunjung.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih memperkirakan penurunan permintaan yang dialami IKM berkisar 60-80 persen.
”Penjualan secara daring menjadi cara membawa produk IKM sampai ke tangan konsumen. Paling tidak, (eksistensi) produk-produk IKM dapat diketahui oleh konsumen secara daring,” ujarnya dalam telekonferensi, Jumat (8/5/2020).
Salah satu upaya meningkatkan eksistensi dan penjualan produk IKM busana muslim akan digalang secara daring melalui kampanye #LebaranUntukSemua. Kampanye tersebut dihelat oleh Kementerian Perindustrian bersama Shopee Indonesia. Kampanye akan digelar 12-19 Mei 2020 di halaman Kreasi Nusantara pada situs ataupun aplikasi Shopee.
Menurut Gati, penjualan dan promosi daring tersebut menjadi kesempatan untuk menjaga perputaran perekonomian IKM. Dengan lonjakan kunjungan konsumen yang dialami Shopee selama pandemi Covid-19, dia mengharapkan penjualan IKM tersebut dapat meningkat hingga 1.000 persen atau 10 kali lipat.
Head of Public Policy and Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo mengatakan, lonjakan kunjungan konsumen di kanal Shopee mencapai 25 kali lipat. Menurut dia, lonjakan ini turut membuka kesempatan bagi para pelaku IKM produsen busana muslim lokal untuk meningkatkan penjualan.
Berdasarkan survei yang dihimpun, Radityo mengemukakan, 70 persen produk dalam kategori busana yang dijual di Shopee tergolong produk lokal. Secara spesifik, di halaman Kreasi Nusantara terdapat lonjakan jumlah produk hingga tiga kali lipat bersamaan dengan kampanye yang diadakan.
Ke luar negeri
Shopee juga sudah memiliki jaringan di luar Indonesia, antara lain Malaysia dan Singapura. ”Kampanye #LebaranUntukSemua dapat menjadi langkah awal mengenalkan produk-produk lokal Indonesia di sana,” ujarnya.
Menyikapi kemungkinan busana yang belum tentu ada dalam daftar belanja konsumen selama Ramadhan-Lebaran, Vice President Elzatta and Dauky, Tika Latifani Mulya, menyatakan, perusahaannya menyiapkan strategi kampanye tersendiri. Meski berada di tempat tinggal, berpenampilan baik bagian dari ibadah dan aktualisasi diri.
Selain itu, Tika juga melihat adanya potensi pertumbuhan penjualan di kanal daring, baik e-dagang serta situs resmi maupun aplikasi Elzatta. Pertumbuhan penjualan di kanal daring dapat mencapai 100 persen. Oleh sebab itu, promosi secara daring digencarkan dan media sosial dinilai sebagai aset.
Meskipun demikian, Tika menilai, Elzatta menghadapi tantangan yang tak mudah di tengah pandemi Covid-19. ”Biasanya, kami sudah ’panen’ selama dua bulan, termasuk bulan dengan periode Ramadhan-Lebaran,” katanya.
Indonesia dapat menjadi pusat industri busana muslim dunia.
Dari perspektif lingkup pasar yang lebih luas, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengharapkan Indonesia dapat menjadi pusat industri busana muslim dunia. ”Peluang pasarnya besar untuk digarap Indonesia. Rata-rata pertumbuhan konsumsi busana muslim global sekitar 6 persen,” katanya.
Peluang pasar itu, kata Agus, tampak dari posisi Indonesia yang menempati urutan ketiga setelah Uni Emirat Arab dan Turki dalam hal pengembangan industri busana muslim. Saat ini, konsumsi busana muslim global mencapai 283 miliar dollar AS.