logo Kompas.id
EkonomiPerlukah Mencetak Sawah Baru?
Iklan

Perlukah Mencetak Sawah Baru?

Kegagalan proyek sejuta hektar lahan gambut untuk tanaman pangan di Kalimantan Tengah tahun 1995 bisa jadi cermin. Ketimbang mengulang kegagalan, kita lebih baik mempertahankan lahan yang ada sambil memacu produktivitas.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SvQSp1n05s7UbUv82hmG3uuyRfQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20191223AGS13_1577108270.jpg
Kompas

Areal persawahan yang mulai memasuki masa tanam di Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Senin (23/12/2019). Ketersediaan air memasuki musim hujan mulai melimpah dan digunakan secara bijak oleh petani untuk memulai musim masa tanam padi sehingga tidak gagal panen.

Selain memberikan insentif Rp 600.000 per bulan untuk 2,44 juta petani miskin, pemerintah berencana membuka lahan pertanian baru untuk mengatasi masalah pangan. Dalam rapat terbatas, Selasa (28/4/2020), Presiden Joko Widodo meminta BUMN, Kementerian Pertanian, dan pemerintah daerah membuka lahan-lahan baru untuk persawahan, baik lahan basah maupun gambut.

Soal bantuan untuk petani miskin, okelah sebagai usaha meredam dampak pandemi Covid-19 di sektor petanian. Sejumlah negara punya program serupa. India, misalnya, memberikan bantuan masing-masing 26,5 dollar AS kepada 87 juta petani selama tiga bulan. Pemerintah Kosovo mempercepat pembayaran subsidi dan grants untuk 1.702 petani, sedangkan Pemerintah Sri Lanka mentransfer sekitar 26,72 dollar AS untuk 160.675 petani yang terdaftar dalam skema asuransi petani dan nelayan.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000