Mulai Ramai, Penerapan Protokol Kesehatan di Pasar Raya Padang Diperketat
Aktivitas perdagangan di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, mulai ramai kembali pada H-5 Idul Fitri. Sebagai antisipasi, Pemerintah Kota Padang memperketat penerapan protokol kesehatan di kluster ini.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Aktivitas perdagangan di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, mulai ramai kembali pada H-5 Idul Fitri 1441 Hijriah. Sebagai antisipasi, Pemerintah Kota Padang memperketat penerapan protokol kesehatan di kluster terbesar penular Covid-19 di Sumbar itu.
Pantauan Kompas, Selasa (19/5/2020) siang di Pasar Raya Padang, lapak-lapak pedagang kaki lima memenuhi pinggir Jalan Pasar Raya. Begitu pula sebagian kios di deretan Pasar Raya Barat dan sebagian kios dan lapak di sekitar Fase 1-7. Pengunjung pasar hilir mudik sembari melihat-lihat ataupun menawar dagangan.
Jika dibandingkan seminggu sebelumnya, kondisi tersebut relatif ramai. Sebelumnya, sebagian besar lapak PKL ataupun kios-kios di lokasi itu tutup, baik karena adanya kegiatan disinfeksi oleh pemkot maupun karena sepinya pembeli.
Saya kembali buka lapak sekitar seminggu terakhir. Pengunjung mulai ramai jika dibandingkan sebelumnya. Namun, dibanding periode yang sama tahun lalu sangat jauh berkurang. (Adi)
Adi (30), pedagang celana, mengatakan, para pedagang mulai kembali ramai membuka lapak ataupun kios dalam seminggu ini. Adapun para pengunjung mulai relatif ramai sejak tiga hari terakhir. Kondisi demikian menjadi peluang bagi pedagang yang omzetnya terpuruk sejak sekitar dua bulan ini.
”Saya kembali buka lapak sekitar seminggu terakhir. Pengunjung mulai ramai jika dibandingkan sebelumnya. Namun, dibanding periode yang sama tahun lalu sangat jauh berkurang,” kata Adi.
Adi melanjutkan, dalam tiga hari terakhir omzetnya sekitar Rp 200.000-Rp 300.000 per hari. Periode yang sama tahun lalu omzetnya bisa Rp 2 juta per hari. Adapun dalam hari-hari normal, tanpa adanya pandemi Covid-19, omzet bisa mencapai Rp 1 juta per hari.
Menurut Adi, sebenarnya ia khawatir tertular Covid-19. Apalagi, Pasar Raya Padang merupakan kluster terbesar Covid-19 di Sumbar. Puluhan pedagang sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, ia terpaksa membuka karena tuntutan ekonomi dan peluang menjelang Lebaran.
”Sebenarnya takut juga terkena korona. Tapi kalau tidak kerja, bagaimana caranya beli beras, beli susu anak, bayar listrik, dan baya kontrakan? Sekarang, antisipasinya, ya, ikuti kata pemkot, gunakan masker, rajin cuci tangan, semprot disinfektan, dan jaga jarak dengan pelanggan,” ujar Adi.
Susi (48), pedagang jilbab, juga ikut membuka lapaknya sejak tiga hari terakhir. Ia merasa sudah tidak betah di rumah tanpa adanya sumber pemasukan. Apalagi, Susi juga tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial tunai.
”Sudah dua bulan saya tidak menggalas. Sebelumnya tutup karena tidak ada orang belanja. Tiga hari ini mulai buka kembali. Meskipun masih sepi, tapi biarlah daripada tidak ada omzet sama sekali,” kata Susi.
Susi melanjutkan, dalam tiga hari ini, omzetnya berkisar Rp 400.000-Rp 500.000 per hari. Dibandingkan periode sama tahun lalu, omzet hari bisa mencapai Rp 3 juta-Rp 4 juta. Adapun hari-hari biasa tanpa korona omzetnya Rp 500.000-Rp 800.000 per hari.
Menurut Susi, ia berani membuka lapak karena sumber pemasukan tidak ada, sedangkan sebentar lagi Lebaran. Selama ini, keluarganya hanya mengandalkan pendapatan suami sebagai loper koran dan itu pun terbatas. Selain itu, Susi juga tidak mau kehilangan momen ramainya pembeli beberapa hari menjelang Lebaran.
”Takut juga saya terkena korona. Tapi saya lebih takut tidak ada uang untuk makan. Ya, biar tidak kena, ya, rajin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dengan pembeli,” ujar Susi.
Protokol kesehatan
Kepala Dinas Pasar Kota Padang Andre Algamar mengakui, kondisi Pasar Raya Padang memang mulai ramai. Kondisi itu dipicu oleh warga yang sudah menerima tunjangan hari raya ataupun bantuan sosial tunai. Roda perekonomian pun kembali bergerak.
Sebagai antisipasi, kata Andre, penerapan protokol kesehatan di Pasar Raya Padang diperketat. Sejak enam hari terakhir, petugas dari dinas perhubungan, satpol PP, dinas pasar, dan kepolisian memeriksa masker pengunjung dan jumlah penumpang angkutan umum yang tidak boleh lebih dari 50 persen.
”Pengunjung yang tidak pakai masker, tidak boleh masuk pasar. Selasa ini, sudah ada sanksi sosial bagi pelanggar, memungut sampah dan menggunakan rompi (bertuliskan pelanggar PSBB). Rabu besok, juga dilakukan razia penggunaan masker di dalam pasar. Petugas juga mengimbau melalui pengeras suara agar protokol kesehatan selalu diterapkan,” kata Andre.
Pantauan Kompas, tiga pintu masuk Pasar Raya Padang dijaga oleh tim gabungan. Pengunjung yang tidak menggunakan masker dilarang masuk. Meskipun demikian, di dalam pasar masih ditemukan pedagang atau pembeli yang tidak menggunakan masker. Ada pula pedagang dan pembeli menggunakan masker, tetapi tidak digunakan dengan benar ketika berinteraksi.
Selain itu, pengambilan sampel usap (swab) hidung dan tenggorokan pedagang Pasar Raya Padang juga terus dilakukan. Mulai Rabu, pengambilan swab dipindahkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Padang ke Mal Pelayanan Publik Kota Padang di Pasar Raya Padang.
Menurut Andre, pemindahan itu dilakukan karena partisipasi pedagang dalam pemeriksaan di puskesmas dan rumah sakit sangat rendah. Dari kuota 1.000 orang, baru 167 orang yang mengikuti pemeriksaan. Dengan dipindahkan ke Pasar Raya Padang, diharapkan pedagang mudah mengakses sehingga mau mengikuti pemeriksaan.
Andre menjelaskan, pemeriksaan massal itu perlu untuk memetakan kondisi pedagang. Pedagang yang positif Covid-19 bisa segera diisolasi dan tidak menularkan ke pedagang lain atau pengunjung. Sementara itu, pedagang yang negatif bisa berdagang dengan tenang.
Dari 167 pedagang yang sudah diperiksa itu, kata Andre, sebanyak 32 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara itu, secara keseluruhan, orang yang positif Covid-19 di kluster Pasar Raya Padang (pedagang, pembeli, keluarga, dan lainnya) hingga Senin mencapai 32 orang.
Adapun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, dari 11 tambahan kasus positif Covid-19 di Sumbar, tiga di antaranya merupakan pedagang Pasar Raya Padang. Secara keseluruhan, kasus positif Covid-19 di Sumbar mencapai 420 orang dan tersebar di 17 kabupaten/kota. Tinggal Sijunjung dan Sawahlunto yang belum ada temuan kasus. Kasus terbanyak terdapat di Padang dengan total kasus 270 orang.