Sebelum Diteruskan, Evaluasi Kartu Prakerja Mutlak Dilakukan
Gelombang keempat Kartu Prakerja akan segera dibuka setelah Lebaran, yakni 26 Mei 2020. Sebelum kembali dibuka, evaluasi terhadap berbagai hambatan yang dialami peserta harus segera dilakukan.
Oleh
SHARON PATRICIA
·5 menit baca
Berbagai hambatan yang dihadapi calon peserta, bahkan mereka yang sudah lolos seleksi, dalam Kartu Prakerja menunjukkan persiapan program belum matang. Pendaftar ataupun peserta yang menghadapi kendala pun hanya diminta untuk mengecek ulang, menunggu, dan bersabar.
Berbagai pertanyaan hingga Selasa (19/5/2020) terus bermunculan di kolom komentar akun media sosial Kartu Prakerja. Mulai dari kapan gelombang keempat dibuka, mengapa sertifikat belum muncul di dashboard, kapan insentif akan cair, apakah bisa mengganti nomor rekening, hingga apakah bisa mengganti nomor telepon pintar.
Data total pendaftar Kartu Prakerja per Senin, (18/5/2020) malam, dari gelombang pertama sampai ketiga, ada 10,4 juta orang. Sementara yang dinyatakan lolos seleksi sebanyak 5 juta orang.
Dari jumlah yang lolos seleksi, baru 680.000 peserta yang sudah dinyatakan sebagai peserta Kartu Prakerja. Sebanyak 530.000 peserta di antaranya telah membeli pelatihan, dengan rincian 350.000 peserta telah menuntaskan pelatihan, 86 persen di antaranya telah menerima insentif Rp 600.000. Sementara yang lain masih harus menunggu.
Kegagalan mendaftar Kartu Prakerja salah satunya dialami oleh Gilang Pamungkas (22), editor video di daerah Bandung, Jawa Barat, yang dirumahkan sejak dua bulan lalu. Meski proses pendaftaran diakuinya tidak sulit, kegagalan mendaftar dinilai karena kuota yang sudah penuh.
Wajar saja, dari 2,08 juta pendaftar yang lolos pada gelombang pertama, hanya 200.000 orang yang menerima manfaat. Sementara yang lain harus kembali mendaftar di gelombang kedua bersama para pendaftar baru.
”Pendaftarannya sebenarnya terbilang mudah, tapi sampai sekarang saya belum lolos juga, bahkan kemarin coba daftar di gelombang ketiga juga sama hasilnya. Nanti saya mau coba lagi karena di masa seperti ini susah juga buat cari kerja dan pastinya tidak ada pemasukan sama sekali,” tutur Gilang.
Apabila lolos sebagai peserta Kartu Prakerja, kata Gilang, dirinya ingin memilih pelatihan di bidang bisnis online. Pelatihan ini dipilih untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan yang sudah ia miliki sebelumnya.
Hambatan Kartu Prakerja tak hanya dihadapi mereka yang gagal saat mendaftar, tetapi peserta yang sudah lolos pun tetap mengalami kendala. Salah satunya ialah Reksa Adi (22) yang lolos gelombang kedua dan sudah selesai mengikuti pelatihan, tetapi belum juga menerima insentif sejak menyelesaikan pelatihan pada awal Mei 2020.
”Sertifikatnya sampai sekarang belum muncul juga di dashboard, jadi otomatis insentif juga belum dapat. Padahal, saya butuh sekali insentif tersebut untuk membayar kos dan kehidupan sehari-hari,” ujar Reksa yang sebelumnya bekerja sebagai bartender di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Hambatan
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Purbasari mengakui adanya hambatan yang dihadapi oleh penyelenggara program ini. Keterbatasan kuota peserta diakui menjadi salah satu hambatan mengapa tidak semua pendaftar dapat diakomodasi secara cepat.
”Memang ada keterbatasan di sisi kami dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Kami juga harus mengecek sistem di digital platform, lembaga pelatihan, peserta, PMO (project management office), dan lembaga keuangan (BNI, OVO, Gopay, dan LinkAja),” kata Denni dalam diskusi daring bertemakan ”Dinamika Pro-Kontra Kartu Prakerja” yang diadakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef).
Dalam proses verifikasi, sering kali masih ditemukan adanya perbedaan nomor induk kependudukan yang tertera di kartu tanda penduduk dengan di rekening bank, perbedaan juga biasanya ada pada nomor telepon. Dengan begitu, insentif peserta tidak dapat dicairkan.
Program Kartu Prakerja, ujar Denni, dapat dianalogikan dengan bayi yang lahir di tengah masa pandemi, belum bisa merangkak, tetapi sudah dipaksa untuk berjalan, bahkan berlari. ”Tentu ini masih terus kami evaluasi satu per satu persoalan yang ada,” lanjutnya.
Untuk pendaftaran gelombang keempat, yang telah tertunda sekitar dua minggu, akan dibuka pada 26 Mei 2020 setelah Lebaran. Manajemen pelaksana pun sudah mengantisipasi kemungkinan jumlah peserta yang membeludak, salah satunya dengan menyiapkan dari sisi server agar tidak terjadi error.
Direktur Program Indef Esther Sri Astuti merekomendasikan, meski di tengah pandemi, evaluasi harus tetap ada. Berkaca pada pengalaman gelombang pertama hingga ketiga, untuk gelombang selanjutnya harus sudah ada perbaikan sebelum kembali dibuka.
”Implementasi dari Kartu Prakerja itu bisa dievaluasi terlebih dahulu. Apa kekurangan dan kelebihannya sehingga ke depan uang negara itu bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mereka yang menerima manfaat,” ujar Esther.
Evaluasi juga perlu dilakukan terkait siapa penerima Kartu Prakerja. Upaya ini dapat dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan asosiasi pengusaha untuk meminta data perusahaan-perusahaan yang memutus hubungan kerja para karyawannya.
Bantuan diaspora
Bantuan bagi korban PHK juga datang dari diaspora yang menggalang dana melalui program ”One Family to One Family Diaspora Peduli”. Diaspora di seluruh dunia akan membantu 50 dollar AS atau sekitar Rp 780.000 untuk satu keluarga di Tanah Air dengan target 5.000 orang.
Inisiator Gerakan Diaspora Peduli, Dino Patti Djalal, menyampaikan, ada 6 juta-8 juta anggota diaspora di dunia yang berkomitmen membantu. ”Sejak gerakan diaspora dimulai pada 2012, sejak saat itu, inilah di mana aset diaspora sangat dibutuhkan dalam menghadapi krisis di Indonesia,” ucap Dino dalam keterangan pers.
Dalam implementasinya, kata Dino, calon penerima donasi Diaspora Peduli sudah diverifikasi Kementerian Ketenagakerjaan RI berdasarkan data dari berbagai perusahaan di Indonesia. Bantuan pun akan langsung masuk ke rekening penerima.
Tata cara donasi dan profil calon penerima tersedia melalui infografis yang dapat dilihat lewat aplikasi Diaspora Peduli dan melalui situs web di www.diasporapeduli.id. Melalui situs tersebut, masyarakat diaspora dapat melihat langsung profil calon penerima donasi dan bebas memilih kepada siapa donasi akan diberikan.
Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan, ada lebih dari 1,7 juta pekerja yang dirumahkan dan terkena PHK, baik dari sektor formal maupun informal. Dalam skenario terburuk, menurut pemerintah, jumlah penganggur diperkirakan mencapai 5,2 juta orang.