Pandemi Covid-19 membawa perubahan masyarakat untuk menggunakan layanan keuangan secara digital. Untuk itu, BNI Syariah mendorong layanan perbankan digital.
Oleh
BM LUKITA GrRAHADYARINI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — BNI Syariah memperkuat layanan digital di era normal baru. Pandemi Covid-19 mendorong transaksi keuangan yang mengandalkan perbankan digital.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyampaikan, ada peluang besar dari digitalisasi perbankan. Akibat pandemi Covid-19, terjadi peralihan konsumen secara signifikan dari transaksi manual ke digital.
Per Maret 2020, penggunaan mobile banking mencapai 9.793.000 transaksi atau melonjak 142,3 persen dibandingkan dengan Maret 2019. Penggunaan internet banking mencapai 429.000 transaksi atau tumbuh 89,3 persen secara tahunan. Sebaliknya, transaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) tercatat 30.393.000 transaksi atau turun 8,7 persen secara tahunan.
”(Pandemi) ini berdampak pada perubahan perilaku konsumen dalam bertransaksi, yakni dari konvensional menjadi digital,” kata Firman dalam paparan kinerja BNI Syariah triwulan I-2020 secara virtual, Kamis (28/5/2020).
Hingga Februari 2020, total aset perbankan syariah nasional sebesar Rp 521 triliun dengan pangsa 6,11 persen dari total aset perbankan nasional yang senilai Rp 8.533 triliun.
Firman menambahkan, layanan berbasis digital akan menentukan eksistensi perbankan di era normal baru. Masyarakat kini lebih berhati-hati dalam bertransaksi, terutama menggunakan fasilitas perbankan. Perilaku yang biasa datang ke bank untuk mengirim uang akan berubah menjadi secara digital, berupa mobile banking, SMS banking, dan internet banking.
BNI Syariah telah mengembangkan perbankan digital dan transaksi digital sejak tahun lalu.
Layanan berbasis digital akan menentukan eksistensi perbankan di era normal baru.
Direktur Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto menambahkan, saat ini hampir seluruh aspek terkait dengan penggunaan internet, termasuk transaksi keuangan. Pengguna internet juga didominasi generasi milenial. Perbankan perlu menyesuaikan diri dengan produk yang memberi kemudahan bagi nasabah yang biasa terkoneksi internet.
Pada awal 2019, pembukaan rekening secara daring hanya 50 orang per bulan atau 0,1 persen dari sekitar 50.000 nasabah yang sebagian besar datang ke bank untuk membuka rekening. Namun, pada 2020, pembukaan rekening secara dalam jaringan mencapai 5.000-6.000 nasabah per bulan. Adapun nasabah yang ke kantor bank mencapai 50.000 orang per bulan.
BUKU III
Pada triwulan I (Januari-Maret) 2020, BNI Syariah memperoleh setoran modal inbreng senilai Rp 255 miliar dan laba bersih senilai Rp 214 miliar. Laba itu naik 58 persen secara tahunan.
Modal inti per Maret 2020 tercatat Rp 5,008 triliun sehingga BNI Syariah masuk ke dalam kelompok bank unit kegiatan usaha (BUKU) III, yakni bank dengan modal inti Rp 5 triliun-Rp 30 triliun.
Lebih lanjut, dalam paparan kinerja disebutkan, pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah per akhir Maret 2020 sebesar Rp 32,33 triliun atau naik 9,8 persen secara tahunan. Porsi pembiayaan dari segmen konsumer Rp 15,71 triliun (48,6 persen), segmen komersial Rp 8,01 triliun (24,78 persen), serta segmen kecil dan menengah Rp 6,69 triliun (20,68 persen). Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) naik dari 3,3 persen menjadi 3,8 persen.
Dana pihak ketiga mencapai Rp 44,86 triliun per akhir triwulan I-2020 atau naik 16,59 persen dibandingkan dengan triwulan I-2019 yang sebesar Rp 38,48 triliun. Adapun rasio simpanan atau dana murah BNI Syariah per akhir Maret 2020 sebesar 64,96 persen dari dana pihak ketiga atau tumbuh dibandingkan akhir Maret 2019 yang sekitar 60,04 persen dari dana pihak ketiga.
Firman menambahkan, predikat Bank BUKU III membuka peluang untuk mengoptimalkan bisnis internasional, seperti jasa pembiayaan perdagangan, bisnis lembaga keuangan, dan kerja sama dengan bank-bank internasional. Menurut rencana, BNI Syariah akan bersinergi dengan grup di bawah induk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk menggarap layanan pengiriman uang dari pekerja Indonesia di luar negeri. Caranya, antara lain, dengan memanfaatkan cabang BNI di Tokyo, London, Hong Kong, New York, Korea, dan Singapura.
Tantangan yang muncul akibat pandemi Covid-19 adalah perlambatan kegiatan ekonomi dan bisnis. Perlambatan diprediksi akan terlihat mulai triwulan II-2020. Di tengah tantangan itu, peluang terbuka untuk layanan syariah berupa keuangan sosial (social finance). Diprediksi semakin banyak kegiatan keuangan sosial dalam rangka turut memulihkan ekonomi dan keuangan Indonesia. Pihaknya menyiapkan perangkat wakaf secara daring.