Badai pandemi Covid-19 juga menghantam sektor industri otomotif. Pada saat sektor ini berusaha merangkak naik di tengah penurunan penjualan dalam dua tahun terakhir, pandemi membuat penjualan terpuruk.
Oleh
JUD/OSA/DHF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Badai pandemi Covid-19 juga menghantam sektor industri otomotif. Pada saat sektor ini berusaha merangkak naik di tengah penurunan penjualan dalam dua tahun terakhir, pandemi membuat penjualan terpuruk.
Ajang pameran otomotif Indonesia International Motor Show 2020 yang sedianya digelar awal April dibatalkan. Adapun, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2020 diundur dari Agustus ke Oktober-November. Padahal, ajang semacam ini dapat mendongkrak penjualan.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi pasar otomotif 2020 akan anjlok 50 persen dibandingkan dengan 2019.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yakin industri otomotif masih jadi andalan ekspor nasional kendati dalam situasi pandemi Covid-19. ”Pada akhir 2019, ekspor industri otomotif meningkat 2,2 persen secara tahunan menjadi 6,3 miliar dollar AS,” katanya kepada Kompas, Rabu (3/6/2020).
Sementara itu, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mencatat, indikator kinerja perdagangan produk otomotif merosot dari 92,2 pada Maret 2019 menjadi 79,7 pada Maret 2020. Produk otomotif merupakan salah satu indikator krusial dalam barometer perdagangan internasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Januari-April 2020, ekspor kelompok barang kendaraan dan bagiannya (HS 87) senilai 2,3 miliar dollar AS atau merosot 6,4 persen secara tahunan.
Bergeliat
Agus menyebutkan, ada sejumlah pesanan produk otomotif Indonesia dari negara lain dan rencana pengiriman dimulai bulan depan. Hal ini mengindikasikan pasar ekspor produk otomotif nasional masih bergeliat.
Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, pada triwulan I-2020, produksi masih berjalan sesuai rencana. Produksi Januari-Maret turun 8 persen dari target. Pukulan terasa pada triwulan II, turun 50 persen secara tahunan.
”Triwulan III dan IV bergantung pada penanganan Covid-19 dan stimulus di setiap negara, tidak hanya Indonesia,” katanya.
Bob menambahkan, berdasarkan berbagai asumsi, pihaknya menyiapkan diri jika krisis molor hingga akhir tahun depan. Kesiapan itu diperlukan karena TMMIN juga menggarap pasar ekspor. Menurut Bob, sekitar 50 persen produk TMMIN mengisi pasar ekspor. ”Pada 2019, ekspor kami sekitar 190.000 unit ke lebih dari 80 negara. Tahun ini, kalau bisa 50 persennya saja sudah bagus,” tuturnya.
Kebutuhan mengisi pasar ekspor bisa jadi penyelamat pada saat permintaan dalam negeri merosot tajam. Pada pertengahan April 2020, TMMIN sempat mengaktifkan pabrik dua pekan setelah berhenti dua pekan. ”Waktu itu kami aktifkan kembali untuk mengisi ekspor karena permintaan ekspor masih ada,” ujarnya.
Tuntutan ekspor juga membuat PT Suzuki Indomobil Motor mengaktifkan pabrik di Jakarta dan Bekasi sejak 26 Mei 2020 kendati PSBB belum resmi dicabut.
”Pabrik Suzuki mulai beroperasi secara bertahap untuk memenuhi permintaan ekspor karena pasar internasional sudah mulai pulih pascapandemi Covid-19. Namun, pada tahap awal, kami akan mengurangi volume produksi. Secara bertahap, kami akan mengevaluasi agar volume produksi bisa ditingkatkan,” kata Seiji Itayama, President Director PT Suzuki Indomobil Motor/PT Suzuki Indomobil Sales.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto tak menampik kondisi industri otomotif menghadapi permintaan pasar yang melemah akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini terlihat dari penjualan yang mulai merosot sejak akhir Maret, berlanjut pada April dan Mei.
Namun, Henry optimistis kondisi akan membaik pada paruh kedua tahun ini. ”Kami yakin, perlahan-lahan mulai triwulan III kondisi ekonomi mulai membaik. Semoga pandemi Covid-19 cepat mereda sehingga permintaan industri otomotif akan membaik hingga akhir tahun walaupun total pasar otomotif tahun ini tetap di bawah tahun lalu,” jelas Henry.
Donny Saputra, Direktur Pemasaran Roda 4 PT Suzuki Indomobil Sales, menuturkan, pada triwulan 1-2020, penjualan Suzuki melorot dibandingkan dengan triwulan I-2019, baik untuk pasar ekspor maupun pasar dalam negeri. Namun, dalam kondisi berat itu, salah satu model Suzuki, yaitu Suzuki APV, justru membukukan peningkatan penjualan. Alasannya, mobil itu banyak dijadikan ambulans dalam pandemi Covid-19.
Sementara, Prianto, HR & GA Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI), mengatakan, hingga kini masih memantau situasi terkini untuk kembali memulai aktivitas produksi Mitsubishi di pabrik di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Dia menambahkan, Mitsubishi akan memproduksi kendaraan sesuai permintaan, termasuk untuk ekspor.