Investor dan pendana asal luar negeri mengincar perusahaan tekfin pinjaman daring dalam negeri. Investor asing dinilai melihat tekfin peminjaman dana di pasar Indonesia masih berpotensi tumbuh.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
Sejumlah perusahaan teknologi finansial atau tekfin di segmen pinjaman antarpihak membidik sumber pendanaan dari luar negeri untuk menopang bisnis pada tahun 2020. Investor asing dinilai melihat tekfin pinjaman dana di pasar Indonesia masih berpotensi tumbuh.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rekening peminjam dana (lender) asing pada tekfin Tanah Air naik dari tahun ke tahun. Pada 2018, jumlahnya 1.966 entitas. Lalu, pada 2019, angkanya naik menjadi 3.756 entitas. Sementara per April 2020, jumlahnya bertambah lagi menjadi 3.857 entitas.
Dalam pertemuan virtual antara Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan media, awal pekan ini, CEO AwanTunai Dino Setiawan menyampaikan, belum lama ini tekfin berbasis pinjaman antarpihak (peer to peer lending) AwanTunai meraih pendanaan 28 juta dollar AS. Sebanyak 20 juta dollar AS didapat dari investor asal Amerika Serikat. Adapun sisanya dari investor Jepang dan Singapura.
Menurut Dino, besarnya minat pendana luar negeri untuk menjadi pemodal dana pinjaman karena para investor masih melihat potensi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan yang positif. Selain itu, potensi pasar keuangan digital Tanah Air dinilai masih besar.
AwanTunai mendapatkan status berizin dari OJK pada Mei 2020. Dino berharap, industri tekfin di Indonesia bisa mengambil peran sebagai model global. Apalagi, iklim ekonomi nasional menunjukkan pertumbuhan positif serta adanya dukungan regulator bagi perkembangan industri yang masih berusia muda ini.
AwanTunai saat ini bergerak pada pembiayaan pedagang grosir, offtaker hasil bumi, warung kecil, hingga petani. Dino berharap, dengan dukungan tekfin, usaha mikro, kecil, dan menengah nasional akan berkembang lebih modern dan makin akrab dengan transaksi daring.
Selain AwanTunai, penyelenggara pinjaman antarpihak PinjamWinwin juga tengah menjajaki sumber pendana di luar negeri. CEO PinjamWinwin James Susanto menilai, peminat dari luar negeri itu beralasan negara asal investor sedang mengalami penurunan ekonomi. Mereka mencari wilayah dan negara baru yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif, salah satunya Indonesia.
Ketua Harian AFPI Kuseryansyah memprediksi kredit bermasalah di beberapa platform tekfin pendanaan ke usaha mikro, kecil, dan menengah akan meningkat hingga akhir tahun ini. Kredit macet dapat dikendalikan dengan menjaga segmen pasar yang masih stabil.
”Sebagai langkah antisipasi, industri tekfin juga diminta memanfaatkan secara optimal Fintech Data Center guna melakukan monitoring terhadap profil peminjam,” ujarnya.