Di usia 84 tahun, Djiteng Marsudi masih menjadi rujukan mahasiswa yang datang langsung ke rumahnya ataupun komunikasi lewat telepon untuk penyusunan skripsi. Mantan Dirut PLN ini juga rajin menulis buku.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
Usia tua bukan alasan bagi mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Djiteng Marsudi (84), untuk berbagi ilmu. Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 17 Oktober 1935, ini hingga sekarang masing sering didatangi mahasiswa yang berkonsultasi untuk menyusun skripsi.
Mahasiswa datang ke rumahnya, karena sejak 2013, Djiteng yang berpendidikan sarjana tak boleh lagi mengajar. Untuk menjadi dosen, minimal harus berpendidikan S-2.
”Enggak apa-apa tidak bisa ke kampus. Menularkan ilmu bisa lewat buku,” kata Djiteng ketika berbicara lewat Zoom, Rabu (17/6/2020).
Djiteng yang tetap mengajar saat menjadi direktur utama hingga kini ingatannya masih sangat kuat. Penjelasannya runut dan bersemangat jika berbicara soal kelistrikan. Pemahamannya soal listrik sangat luas karena lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bergabung dengan PLN tahun 1962 ini pernah menduduki berbagai jabatan penting di PLN.
Selain direktur utama (1995-1998), Djiteng juga pernah menjadi Direktur Keuangan PLN, Kepala Pusat Pengatur Beban Se-Jawa Bali, General Manager PLN Distribusi Jakarta-Tangerang, dan berbagai jabatan lainnya.
Sejumlah buku pernah ditulisnya. Buku yang menjadi pegangan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi serta terus dicetak ulang antara lain berjudul ”Operasi Sistem Tenaga Listrik” dan ”Pembangkitan Energi Listrik”.
Di sela-sela kesibukannya menulis, Djiteng aktif ikut webinar. Peserta webinarnya bahkan pernah lebih dari 400 orang.
”Yang penting bukan jumlah pesertanya, melainkan semangat untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi,” ujar Djiteng, yang semasa menjadi dirut rajin mengajak karyawan PLN berziarah ke makam pahlawan di setiap peringatan Hari Listrik Nasional.