Digitalisasi untuk Kembangkan UMKM Jadi Kekuatan Ekonomi
Usaha mikro, kecil, dan menengah terpukul keras pandemi Covid-19. Namun, sektor usaha dinilai tangguh untuk menghadapi berbagai kondisi perekonomian.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM terkena dampak keras pandemi Covid-19. Namun, sektor ini dinilai tangguh sehingga dapat menjadi kekuatan ekonomi.
Dalam mengembangkan UMKM, perlu basis data dan kebijakan satu pintu. Selain itu, digitalisasi dapat menjadi pintu masuk mengembangkan UMKM.
”Saat ini, ada 18 kementerian dan sekitar 49 lembaga yang mengurusi UMKM,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, di Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Teten mengatakan hal itu dalam webinar Infobank bertajuk ”UMKM Gearing-Up Into New Normal, Solusi Pembiayaan Pemasaran dan Digitalisasi”.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Budi Hanoto menuturkan, pandemi Covid-19 telah mendisrupsi kinerja UMKM. Dampak terbesar terutama berupa penurunan penjualan, kesulitan modal, hambatan distribusi, dan kesulitan bahan baku.
Merujuk data Kemenkop UKM per akhir 2018, UMKM selama ini berperan strategis dalam menopang perekonomian karena menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyumbang 61,1 persen produk domestik bruto (PDB) berlaku Indonesia.
”UMKM harus kita niatkan sebagai kekuatan baru ekonomi nasional. Syaratnya, UMKM harus produktif, inovatif, dan tahan,” kata Budi Hanoto.
Digitalisasi UMKM dinilai menjadi kunci. Inovasi digital menghadirkan peluang mengintegrasikan inklusi ekonomi dan keuangan digital. BI mendukung pemerintah mempercepat cetak biru nasional terkait transformasi UMKM memasuki ekosistem digital.
Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto merinci tiga karakter UMKM, yakni cepat memulai atau membuka usaha, cepat beradaptasi, dan cepat memutuskan. Tiga karakter ini muncul karena tidak banyak lapisan manajemen di UMKM. Rata-rata ada sekitar 12 orang yang terlibat dalam satu UMKM.
Terkait penjaminan UMKM, ada tiga pihak yang terlibat, yakni PT Jamkrindo sebagai penjamin, lembaga keuangan bank dan nonbank sebagai penerima jaminan, dan UMKM atau debitor selaku terjamin.
Siklus keuangan kepada UMKM diharapkan dapat berjalan karena perbankan atau nonbank dapat menyalurkan pembiayaan kepada UMKM. ”Sebab, ada lembaga penjamin yang bertindak di tengah untuk melakukan penjaminan kepada terjamin,” ujar Randi.
Menjaga
Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam program pemulihan ekonomi nasional, antara lain, adalah menjaga sektor riil dan informal agar mampu bertahan di masa pandemi Covid-19. ”Hal ini diwujudkan dengan kebijakan stimulus, relaksasi restrukturisasi kredit atau pembiayaan,” kata Deputi Komisioner OJK Teguh Supangkat.
Hingga 15 Juni 2020, ada 102 bank yang sudah merealisasikan restrukturisasi kepada total 6,27 juta debitor dengan outstanding Rp 655,84 triliun. Perinciannya, ada 5,17 juta debitur UMKM dengan outstanding Rp 298,86 triliun dan 1,1 juta debitur non-UMKM dengan outstanding Rp 356,98 triliun.
Vice President Corporate Development PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Eddy T Wibowo menuturkan, pihaknya berkolaborasi dengan dinas-dinas pasar agar nasabah UMKM di pasar tetap menjadi favorit masyarakat untuk berbelanja. Salah satunya dengan menata ulang tata letak agar tidak saling berdesakan di pasar sehingga penjual dan pembeli nyaman dan aman saat bertransaksi.
Ada pula fasilitasi pembuatan laman pasar untuk membantu pedagang. Laman pasar berfungsi menyediakan informasi komoditas yang dijual, identitas penjual, berikut nomor Whatsapp pedagang. Para pembeli tinggal menghubungi penjual di pasar. Selanjutnya, pengantaran barang menggunakan kurir pasar yang direkrut dinas pasar.
”Di satu sisi, kami menyelamatkan omzet para pedagang pasar. Di sisi lain, kami juga menciptakan lapangan kerja dengan perekrutan kurir-kurir pasar yang mengantar barang dari pasar ke rumah pembeli,” ujar Eddy.
Salah satunya dengan menata ulang tata letak agar tidak saling berdesakan di pasar sehingga penjual dan pembeli nyaman dan aman saat bertransaksi.
Ada 16.119 pedagang yang sudah tergabung dan terlibat transaksi aktif di 2.491 laman pasar. BRI meyakini ruang pertumbuhan laman pasar masih terbuka karena secara total ada sekitar 14.000 pasar di seluruh Indonesia.
Sementara itu CEO Dana Vincent Iswara mengatakan, dari sekitar 180.000 pedagang yang terdaftar di Dana, sebanyak 114.030 orang atau 70 persen di antaranya merupakan UMKM.