Samudera Indonesia Hati-hati Mengeksekusi Rencana Investasi
Pandemi Covid-19 berdampak kepada berbagai perusahaan. Samudera Indonesia mencoba menyikapi dengan berhati-hati dalam mengeksekusi rencana bisnis dan investasi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Samudera Indonesia Tbk hingga Mei 2020 membukukan laba bersih 4,9 juta dollar AS atau Rp 70 miliar. Laba bersih ini naik 114,5 persen dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu, yakni 2,3 miliar dollar AS.
Perusahaan pelayaran, logistik, dan transportasi tersebut memilih berhati-hati dalam mengeksekusi rencana investasi tahun ini. Sumber daya manusia menjadi perhatian perseroan.
”Rapat umum pemegang saham tahunan yang kami lakukan hari ini, untuk tahun buku 2019, memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 8 per saham dengan total Rp 26,2 miliar,” kata Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk Bani Maulana Mulia, di Jakarta, Selasa (30/6/2020).
RUPST Samudera Indonesia mengangkat Bani sebagai direktur utama dan Tara Hidayat sebagai direktur sumber daya manusia. Masli Mulia yang sebelumnya menjabat direktur utama, masuk ke jajaran dewan komisaris.
Pandemi Covid-19 membuat Samudera Indonesia menunda eksekusi rencana sebagian investasi tahun ini, dengan melihat situasi secara kasus per kasus. ”Total anggaran yang kami rencanakan pada tahun 2020 sebesar 112,4 juta dollar AS. Sampai hari ini yang sudah tereksekusi sekitar 10 persen. Kami tetap menjalankan dana investasi yang memang punya kepastian tinggi, yakni kepastian proyeknya, utilisasi, dan bisnisnya,” kata Bani.
Peremajaan armada kapal, misalnya, tetap berjalan meskipun di tengah pandemi Covid-19 dan keterbatasan gerak tim Samudera Indonesia memproses serah terima kapal baru. Perusahaan itu pada Februari 2020 menerima satu kapal yang langsung beroperasi pada Maret 2020 dan memberikan kontribusi baik bagi perusahaan.
Peremajaan armada kapal tetap berjalan.
Sementara, pada April 2020 juga tetap diluncurkan satu kapal baru dari galangan di Jepang, yang sudah dipesan dari tahun sebelumnya. ”Pada Mei lalu satu lagi kapal yang juga dibuat di Jepang berhasil diluncurkan dan disiapkan untuk dikirim beberapa bulan mendatang,” ujarnya.
Digitalisasi
Tara Hidayat mengatakan, Samudera Indonesia mengarah dan mempercepat digitalisasi. ”Sebetulnya profil karyawan kami, 44 persen adalah kaum milenial yang secara natural merupakan digital native,” katanya.
Samudera Indonesia tidak berencana merekrut secara khusus selama karyawan memiliki kreativitas, inovasi, rasa keingintahuan, dan kemampuan berkolaborasi. Bahkan, tahun ini Samudera Indonesia berencana menempatkan karyawan milenial di posisi khusus, yakni untuk mengembangkan digitalisasi bisnis model di masa mendatang.
Direktur Keuangan Samudera Indonesia Ridwan Hamid mengatakan, tahun lalu perusahaan mulai fokus memulai efisiensi. Samudera Indonesia menjual beberapa unit kapal yang berproduktivitas rendah.