Pengaturan lokasi lego jangkar, pembangunan smelter alumina, dan uji coba pariwisata normal baru jadi terobosan andalan untuk membangkitkan perekonomian Kepulauan Riau pada masa normal baru.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mendorong perekonomian Kepulauan Riau tetap bergeliat di tengah pandemi Covid-19. Pengaturan lokasi lego jangkar, pembangunan smelter alumina, dan uji coba pariwisata normal baru adalah tiga terobosan yang dijadikan andalan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, di Batam, Kamis (2/7/2020), mengatakan, pembangunan pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina di Bintan merupakan proyek sangat penting karena bisa menghasilkan produk hilir yang sangat banyak. Industri itu ditargetkan mulai berproduksi awal 2021.
”Harusnya (bisa mulai produksi) pada akhir tahun ini, tetapi tertunda tiga bulan karena (pandemi) Covid-19,” kata Luhut seusai rapat bersama Pemerintah Provinsi Kepri di Resor Nongsa Point Marina, Batam.
Industri pengolahan bijih bauksit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, itu diperkirakan menyerap lebih kurang 20.000 tenaga kerja. Dari jumlah itu, sekitar 10 persennya merupakan tenaga kerja asing asal China dan Taiwan.
Luhut menuturkan, pekerja asing itu merupakan tenaga ahli yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik dengan daya 2.800 megawatt di industri smelter tersebut. Saat ini, balai latihan kerja tengah dibangun sebagai tempat transfer pengetahuan dari pekerja asing ke pekerja lokal.
”Pekerjaan yang bikin gedung dan jalan itu 99 persen orang Indonesia, tetapi kalau yang teknologi tinggi 90 persen masih dia (tenaga kerja asing). Namun, itu secara bertahap akan berubah,” ujar Luhut.
Selain pembangunan smelter alumina, proyek lain yang pengerjaannya tengah dikebut adalah penetapan lokasi lego jangkar di perairan Kepri. ”Sebelumnya di Kepri ada 11 lokasi lego jangkar yang tidak jelas. Sekarang kami buat jadi tiga lokasi,” ucap Luhut.
Menurut dia, Pemprov Kepri akan dilibatkan dalam pengelolaan lokasi lego jangkar tersebut agar pendapatan asli daerah (PAD) bisa bertambah. Dua lokasi lego jangkar lain, yaitu di Tanjung Uban dan Tanjung Berakit, Bintan, juga tengah diusulkan agar disetujui pemerintah pusat.
Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto mengatakan, pengeloaan tiga lokasi lego jangkar di perairan Pulau Galang, perairan Pulau Nipah, dan perairan Karimun akan melibatkan badan usaha milik daerah (BUMD). Lokasi lego jangkar tersebut nantinya akan dimasukkan dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K).
”Pak Menko minta Ranperda RZWP3K untuk diselesaikan secepatnya. Dalam waktu dua bulan ini harus selesai, targetnya Agustus,” kata Isdianto.
Pariwisata normal baru
Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga menyatakan telah menelepon Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan untuk membuka akses pelancong dari ”Negeri Singa” itu ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di Lagoi, Bintan. Wisatawan dari Singapura direncanakan bisa mulai datang ke Lagoi setelah Pemilu Singapura dilaksanakan pada 10 Juli mendatang.
”Lagoi sudah siap menerima wisatawan mancanegara. Tadi juga diminta agar wisatawan mancanegara juga bisa masuk ke Batam. Nanti saya akan telepon (Menlu Singapura),” ujar Luhut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Bintan Wan Rudy Iskandar mengatakan, Lagoi di Bintan merupakan salah satu dari tiga lokasi di Indonesia yang telah ditunjuk oleh Kementerian Pariwata dan Ekonomi Kreatif menjadi uji coba program cleanliness, health, and safety (CHS). Program pariwisata normal baru ini diharapkan mulai efektif pada Agustus 2020.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri menunjukkan, hingga 2 Juli 2020, total kasus positif di provinsi ini mencapai 307 pasien. Khusus di Bintan yang dipilih menjadi lokasi uji coba pariwisata normal baru, dari total delapan kasus positif, tujuh pasien telah sembuh dan satu pasien masih menjalani perawatan.