Para pencari kerja kini dituntut terus meningkatkan kemampuan diri agar siap memenuhi kebutuhan industri yang salah satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran daring secara mandiri.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 tak dimungkiri telah memukul sektor ketenagakerjaan yang membuat orang kehilangan dan sulit mendapat pekerjaan. Namun, kesempatan kerja akan selalu datang ketika ada kesiapan dari orang tersebut.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2020 yang diumumkan pada Februari menunjukkan Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja sebesar 137,91 juta orang atau setara dua kali penduduk Thailand, lebih dari empat kali penduduk Malaysia, dan hampir 24 kali penduduk Singapura. Dari angkatan kerja sebanyak itu, 131,03 juta orang bekerja dan 6,88 juta orang menganggur.
Sejalan dengan itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan penganggur pada tahun ini akan bertambah 4 juta-5,5 juta orang dibandingkan dengan 2019. Pada 2021, Bappenas memproyeksikan jumlah penganggur bertambah 10,7 juta-12,7 juta orang (Kompas, 11 Juli 2020).
Untuk itu, perlu ada persiapan dan strategi dalam memasuki dunia industri di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan diri melalui pembelajaran dalam jaringan (daring).
Pergeseran pola ketenagakerjaan dari pertemuan fisik menjadi daring salah satunya ditangkap oleh Cakap, aplikasi pelatihan yang dapat berinteraksi secara langsung. Kini melalui Cakap Upskill, ada peningkatan materi pembelajaran, yakni pengembangan kemampuan diri, pengembangan karier, dan kewirausahaan.
Direktur Utama Cakap Tomy Yunus menyampaikan, sepanjang Januari-Juni 2020, trafik di platform Cakap meningkat lebih dari 500 persen. Data ini menunjukkan adanya kesempatan bagi pemberi ataupun pencari kerja untuk bertemu dalam pelatihan daring.
”Cakap Upskill memungkinkan ahli dan peserta bertemu secara interaktif melalui panggilan video dan percakapan virtual. Misalnya, lembaga pendidikan di Surabaya bisa mendapatkan murid yang ada di Makassar atau pencari kerja di Kalimantan bisa belajar tentang cara melewati tahap wawancara dari ahli di Jakarta,” kata Tomy.
Paparan ini disampaikan dalam acara peluncuran Cakap Upskill melalui Youtube pada Kamis (16/7/2020). Hadir pula sebagai narasumber, antara lain, Fasilitator Inovasi dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Avanti Fontana; Direktur Utama Kontrak Hukum Rieke Caroline; Partner dan Direktur Utama Disrupto Gupta Sitorus; serta Country Manager Cambridge University Press Indonesia Yusuf Seto.
Lebih lanjut Tomy mengatakan, untuk menjaga kualitas pengajaran, pengajar yang dipilih adalah mereka yang kompeten dan memiliki rekam jejak dalam pengalaman mengajar. Ke depan, para pengajar yang ingin berkolaborasi pun dimungkinkan dengan melalui tes seleksi.
Gupta Sitorus menilai Cakap memberi ruang dan kesempatan tidak hanya bagi pencari kerja, tetapi juga bagi para pengajar yang kehilangan murid akibat pandemi Covid-19. Ia pun akan menjadi salah satu pengisi dalam Cakap yang fokus dalam bidang teknologi dan robotik.
”Pembelajaran daring ini bisa menjadi tren karena selain mengurangi biaya operasional, jam kerja pun lebih fleksibel. Para pengajar juga memiliki kemampuan dalam membuat modul yang lebih komprehensif sesuai kebutuhan dunia kerja,” kata Gupta.
Senada dengan itu, Yusuf Seto menyampaikan, perlu ada kolaborasi antara pengajar dan industri agar pembelajaran yang diberikan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan industri. Cakap dapat menjadi salah satu jembatan yang menghubungkan keduanya agar menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.
”Jembatan juga terjadi antara pengajar dan peserta yang secara akademik, pengajar bertanggung jawab dalam mendukung terciptanya manusia unggul. Peluang ini harus terus dikembangkan ke depan,” ucap Yusuf.
Peluang baru
Avanti Fontana mengatakan, para pekerja yang dirumahkan atau terkena pemutusan hubungan kerja sejatinya justru akan memicu peluang usaha baru. Untuk menemukan peluang tersebut, perlu inovasi guna meningkatkan kecakapan dalam berbagai usaha.
Menurut dia, peningkatan kapasitas diri bagi pencari kerja dapat menjadi salah satu upaya untuk turut menurunkan angka pengangguran. Seseorang harus memiliki kemampuan eksplorasi untuk mewujudkan peluang usaha menjadi manfaat bagi kelompok yang ditargetkan.
”Kita perlu mengasah kemampuan dalam bereksperimen, berjejaring, dan bekerja sama dengan banyak orang dengan latar belakang berbeda. Perlu juga kemampuan memimpin diri dan tim untuk mengenali peluang dan menjadikannya ber-uang,” kata Avanti.
Peningkatan peluang usaha terlihat dari data Kontrak Hukum, jasa hukum melalui platform daring, yang mencatat ada kenaikan pelayanan pengecekan merek sekitar 32 persen menjadi 1.793 layanan pada Maret 2020 dibandingkan dengan rata-rata triwulan tahun sebelumnya.
Rieke Caroline menyampaikan, peningkatan peminat yang mendaftarkan merek dagang baru muncul pada awal tahun 2020. Permintaan pengurusan perizinan dalam hal pangan yang terkoneksi dengan aplikasi daring pun meningkat.
”Dari kondisi ini, ternyata walau di satu sisi memang ada yang kehilangan pekerjaan, tetapi saya setuju bahwa masyarakat Indonesia tidak menyerah dan malah berinovasi. Mulai dari industri rumahan yang kemudian menciptakan wirausaha dimulai dengan mereka menambah merek dagangnya,” kata Rieke.