Akselerasi digital bagi pelaku UMKM harus segera dilaksanakan agar usaha dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19. Pelatihan dan pendampingan diharapkan menjadi upaya yang dapat membantu UMKM untuk naik kelas.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Transformasi digital kini menjadi syarat mutlak bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk bertahan dan bangkit di tengah pandemi Covid-19. Akselerasi digital salah satunya dapat dilakukan pelaku usaha dengan mengikuti program edukasi literasi digital.
Whatsapp, platform media sosial yang juga menawarkan fitur untuk berbisnis, dalam waktu dekat akan mengadakan program edukasi literasi digital bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Harapannya akan semakin banyak pelaku usaha yang bisa memanfaatkan platform dalam jaringan (daring) untuk memperluas usaha dan meningkatkan omzet.
Sebab, dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, baru ada 13 persen atau sekitar 8,3 juta unit usaha dari total 64,19 juta unit UMKM yang terhubung dengan digital. Untuk itu, pelatihan dan pendampingan menjadi kebutuhan bagi para pelaku usaha untuk kembali bangkit di tengah hantaman Covid-19.
Co-founder UKM Indonesia, Dewi Meisari, menyampaikan, poin utama yang harus diubah dari pelaku UMKM adalah cara pandang terhadap teknologi yang sering kali masih dianggap sulit. Padahal, teknologi sudah menjadi kemampuan dasar bagi mereka untuk bisa mempertahankan usaha.
”Dari 13 persen UMKM yang tersambung ke digital, sebenarnya kalau kita teropong lagi angkanya, yang sukses menaikkan omzet itu hanya 4-10 persen. Jadi memang harus ada pelatihan bagi mereka untuk mempelajari fitur-fitur yang disediakan,” kata Dewi, Selasa (21/7/2020).
Paparan ini dibahas dalam webinar peluncuran program Edukasi Literasi Digital untuk Akselerasi Pengembangan UMKM oleh Whatsapp dan UKM Indonesia. Dengan nama program Go Digital dan Scale Up with Whatsapp, pelatihan ini menyasar 3.600 UMKM di 12 kota.
Dewi menjelaskan, pelatihan akan dilaksanakan pada Agustus hingga November 2020 dengan 16 kali pelaksanaan. Meski secara virtual, pelatihan akan tersebar di sejumlah kota, antara lain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Medan, Pekanbaru, Samarinda, Pontianak, Mataram, Ambon, Makassar, dan Manado.
Program pelatihan diadakan selama tiga hari dengan materi pembelajaran mulai dari cara memulai Whatsapp Business, pentingnya memanfaatkan platform daring, memahami strategi pemasaran, mengenal ragam saluran promosi, cerdas kelola transaksi keuangan, hingga bagaimana memperkuat konten untuk promosi di media sosial. Tak hanya memberikan pelatihan, peserta juga akan diminta mengerjakan tugas.
Bagi peserta yang menyelesaikan tugas secara lengkap, akan ada penggantian pulsa data Rp 100.000. Selain itu, apabila tugas dikerjakan dengan lengkap dan baik, akan ada juga tambahan Rp 250.000 untuk beriklan di Facebook.
”Kami enggak mau (program pelatihan) nanti tidak dipraktikkan oleh para pelaku UMKM. Sebab, meski memang digital menjamin kecepatan dan kemudahan, tetapi bukan instan, tetap harus ada yang kita pelajari,” kata Dewi.
Manajer Kebijakan Publik Facebook Indonesia Karissa A Sjawaldy mengatakan, melalui program ini, para peserta akan diajarkan lebih lengkap bagaimana memanfaatkan fitur-fitur dari Whatsapp Business. Dengan begitu, masyarakat Indonesia tidak hanya menggunakan Whatsapp untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk berbisnis.
Beberapa fitur di antaranya profil bisnis yang lengkap dengan lokasi, tautan ke media sosial atau situs bisnis, deskripsi produk, bahkan jam operasional admin. Fitur lainnya adalah katalog yang menampilkan daftar produk atau layanan bisnis.
Selain itu, fitur balasan cepat dan pesan otomatis untuk menjawab pesan atau pertanyaan pelanggan yang paling sering diterima. ”Whatsapp Business juga sudah dilengkapi fitur label untuk mengatur chat dan mempermudah navigasi bisnis, contohnya menandai pelanggan baru, pesanan baru, dan menunggu pembayaran,” ujar Karissa.
Berbagai fitur yang disediakan oleh Whatsapp Business, kata Karissa, bertujuan mempermudah pelaku UMKM dalam mempromosikan produk dan berkomunikasi dengan para pelanggan. ”Tentunya Whatsapp Business ini terjamin aman dan privat,” ucapnya.
Founder dan CEO The Goods Dept Anton Wirjono menjadi salah satu pelaku UMKM yang memanfaatkan Whatsapp Business untuk mempertahankan usaha. Dengan memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan, omzet penjualan daring dikatakan meningkat hingga dua kali lipat.
”Sekarang enggak bisa nunggu orang lewat depan toko kita lagi. Tapi, dengan Whatsapp Business kita bisa menjangkau orang lebih banyak di berbagai tempat, apalagi kalau barang kita sangat dibutuhkan,” kata Anton.
Awalnya, kata Anton, usaha The Goods Dept sangat terdampak karena 80 persen mengandalkan toko fisik di pusat-pusat perbelanjaan. Penurunan omzet sempat mencapai 100 persen karena memang ditutup saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar di Jakarta.
”Jadi ini juga menjadi kesempatan untuk bisa mengubah marketing kami dan lebih memaksimalkan penggunaan media sosial, termasuk Whatsapp Business,” kata Anton.