Teten: Pulihkan UMKM untuk Pulihkan Ekonomi Nasional
Pemulihan ekonomi nasional mensyaratkan pemulihan usaha mikro, kecil, dan menengah yang dinilai paling merasakan dampak pandemi Covid-19.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemulihan ekonomi nasional mensyaratkan pemulihan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang kini paling merasakan dampak pandemi Covid-19. Hal ini karena 99 persen dari populasi pelaku ekonomi di Indonesia adalah UMKM.
”Tidak mungkin kita bisa memulihkan ekonomi nasional kalau kita tidak bisa menyelamatkan UMKM,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, saat mengunjungi Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Rabu (5/8/2020).
Pada kunjungan yang disiarkan secara langsung melalui akun Youtube Kementerian Koperasi dan UKM tersebut, Teten menyatakan, pemerintah terus mengevaluasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Hal ini agar program PEN betul-betul dapat cepat berjalan, tepat sasaran, dan sesuai dengan kebutuhan UMKM.
Presiden Joko Widodo juga menyiapkan program baru, yaitu bantuan sosial produktif, untuk memberikan modal kerja bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang selama ini belum menerima layanan perbankan. ”Total untuk 12 juta pelaku usaha. Angkanya sekitar Rp 2,4 juta (per pelaku usaha),” ujar Teten.
Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM terus mempelajari hal yang dibutuhkan UMKM agar mereka dapat bertahan. Kemenkop dan UKM juga diminta menyiapkan program pembelian produk-produk UMKM, terutama di sektor pangan yang tidak terserap pasar.
Sebelumnya, Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan dan Pelaksana Tugas Asisten Deputi Peran Serta Masyarakat Kemenkop dan UKM Nasrun Siagian menuturkan, penurunan pertumbuhan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 menekan UMKM di sisi pasokan dan permintaan.
Berdasarkan pendataan Kemenkop dan UKM, permasalahan utama yang dihadapi UMKM terdampak Covid-19 adalah penurunan penjualan atau permintaan, hambatan distribusi, dan permodalan.
Menurut Rektor IPB University Arif Satria, koperasi dan UMKM adalah pilar ekonomi yang harus terus diperkuat. ”Apalagi kita dihadapkan pada sebuah kondisi ketika Covid-19 sudah menjadi sumber ketidakpastian baru,” kata Arif pada webinar terkait peluang dan tantangan pengembangan koperasi sektor riil, beberapa waktu lalu.
Sebagai gambaran, Kemenkop dan UKM mencatat kontribusi UMKM dalam serapan tenaga kerja mencapai 97 persen, investasi nasional 58 persen, produk domestik bruto nasional 60 persen, ekspor nasional 14 persen, dan populasi usaha 99 persen. Sementara baru sekitar 13 persen UMKM yang sudah terdigitalisasi.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM Eddy Satriya menuturkan, pemerintah di masa pandemi Covid-19 membantu UMKM sesuai fase. UMKM yang berada di fase bertahan dibantu insentif pajak serta relaksasi dan restrukturisasi kredit.
UMKM dengan fase menurun dibantu melalui perluasan pembiayaan dan digitalisasi. ”UMKM yang sudah tidak bisa lagi berusaha (bangkrut) memang harus dibantu dengan bantuan langsung tunai ataupun bantuan sosial,” ujarnya.