Tol Buka Jalan Aceh Jadi Episentrum Ekonomi Baru di Sumatera
Presiden Joko Widodo meresmikan ruas Tol Sigli-Banda Aceh Seksi IV yang merupakan jalan tol pertama di Aceh, Selasa (25/8/2020). Tol diharapkan dapat menjadikan Aceh sebagai episentrum perekonomian baru di Sumatera.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan ruas Tol Sigli-Banda Aceh Seksi IV yang merupakan jalan bebas hambatan pertama di Provinsi Aceh, Selasa (25/8/2020). Tak hanya meningkatkan efisiensi serta mempersingkat waktu tempuh, keberadaan jalan tol itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjadikan Aceh sebagai episentrum perekonomian baru di Pulau Sumatera.
Untuk memenuhi harapan itu, Presiden meminta kepala daerah menyambungkan tol dengan pusat-pusat perekonomian, pariwisata, dan kawasan industri.
”Koridor utamanya tol. Saya minta disambungkan dengan sentra-sentra perekonomian, pariwisata, dan kawasan industri sehingga betul-betul bermanfaat bagi masyarakat Aceh. Dan, kami harapkan lagi Aceh akan menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Sumatera,” kata Presiden saat memberikan sambutan peresmian di Gerbang Tol Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Selasa pagi.
Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Seksi IV menghubungkan Blang Bintang-Indrapuri. Ruas tol sepanjang 13,5 kilometer itu merupakan bagian dari ruas Tol Sigli-Banda Aceh yang dirancang sepanjang 74,2 kilometer. Jalan bebas hambatan yang nantinya menghubungkan Sigli dan Banda Aceh itu juga merupakan salah satu ruas yang masuk dalam jaringan Tol Trans-Sumatera yang dirancang sepanjang 2.765 kilometer.
Presiden menyampaikan, pembangunan Tol Sigli-Banda Aceh tergolong paling cepat jika dibandingkan dengan pembangunan jalan bebas hambatan di daerah lain. Hal itu setidaknya terlihat dari proses pembebasan lahan yang kini sudah mencapai 86 persen. Tak hanya itu, pembangunan konstruksi tol dinilai lebih cepat dibandingkan dengan daerah lain.
”Pembebasan lahan yang 74 kilometer itu sudah 86 persen, itu cepat sekali. Konstruksinya juga mengikuti dengan cepat,” tuturnya.
Karena itulah, dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para kepala daerah serta seluruh masyarakat Aceh yang telah mendukung pembangunan jalan tol. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengharapkan cara-cara pembangunan jalan tol di Aceh bisa diterapkan di daerah lain untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.
Keberadaan Tol Sigli-Banda Aceh itu diyakini dapat mempermudah akses dari dan menuju Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Dengan kemudahan itu, biaya transportasi dan logistik pun akan lebih efisien sehingga pergerakan barang dan orang dari dan menuju Aceh bisa lebih cepat.
Keberadaan infrastruktur baru tersebut juga diharapkan dapat membangkitkan perekonomian Aceh secara luas. Tak hanya memperluas usaha yang sudah berjalan, tetapi juga menumbuhkan usaha-usaha baru serta pusat pertumbuhan ekonomi baru.
”Tentu saja goal-nya adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” kata Presiden.
Tak terhalang pandemi
Dalam kesempatan itu, Presiden sekaligus menegaskan, pandemi Covid-19 tidak menghalangi upaya pemerintah untuk melanjutkan pembangunan sejumlah proyek strategis nasional. Belum meratanya infrastruktur menjadi pertimbangan pemerintah untuk tetap melanjutkan pembangunan.
”Meskipun kita tengah menghadapi pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur tetap terus kita jalankan karena memang posisi infrastruktur kita masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain,” kata Presiden yang melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Selain itu, pemerintah meyakini pembangunan infrastruktur dapat mendongkrak pemulihan ekonomi nasional yang terpukul pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan tetap melanjutkan pembangunan proyek-proyek infrastruktur berarti sekaligus membuka lapangan kerja baru.
Presiden menyebut, pembangunan 18 ruas Tol Trans-Sumatera saja mampu menyerap 24.700 tenaga kerja. Bahkan, jika seluruh ruas tol sudah beroperasi pada 2024, jumlah tenaga kerja yang bisa terserap mencapai 296.000 orang.
Sementara dalam paparannya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menjelaskan, dari rencana 2.765 kilometer Tol Bakauheni, saat ini sudah 648 kilometer yang beroperasi. Ruas tol sepanjang 514 kilometer lainnya sudah mulai tahap konstruksi, sedangkan sisanya masih dalam proses perencanaan.