Kesehatan dan ekonomi jadi dilema di masa pandemi. Jangan bimbang memilih penanganan masalah kesehatan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
Lebai Malang, cerita rakyat dari Sumatera Barat, bisa dibaca ulang di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini. Inti ceritanya patut direnungkan agar kita tidak bimbang dalam mengambil keputusan.
Alkisah, seseorang bernama Lebai mendapat dua undangan pesta di dua tempat yang berjauhan, tetapi pada waktu bersamaan. Semula, dia memilih berangkat menuju lokasi A. Namun, saat menuju lokasi A, ia menimbang-nimbang manfaat yang diperoleh jika mendatangi lokasi B.
Maka, Lebai memutuskan berbalik arah, dari lokasi A ke B. Di tengah jalan menuju lokasi B, ia kembali menimbang manfaat yang lebih besar jika datang di lokasi A. Maka, ia berbalik arah lagi, menuju lokasi A.
Singkat cerita, kebimbangannya itu membuat Lebai hanya bolak-balik tak karuan, dari lokasi A ke B, kemudian ke A, lalu B, tak kunjung usai.
Saat akhirnya tiba di kedua lokasi, Lebai sudah ketinggalan pesta. Tak ada manfaat apa pun yang ia dapat karena ia terlambat datang akibat bimbang yang tak berkesudahan. Ia hanya mendapatkan kemalangan, bukan keberuntungan.
Kebimbangan dan langkah yang ditempuh Lebai nan malang ini jangan sampai kita lakukan pada masa pandemi Covid-19. Jangan sampai keputusan diwarnai berbagai kebimbangan agar tak menyesal di kemudian hari.
Penyelesaian masalah kesehatan harus menjadi prioritas utama. Analogi ”gas dan rem” jangan sampai salah diterapkan. Apalagi, jika melihat kasus terkonfirmasi Covid-19 yang masih terus meningkat, bahkan belum ada tanda-tanda mereda. Kurva kasus Covid-19 masih terus mendaki, belum melandai, dan belum terlihat ujungnya.
Data di laman Covid19.go.id, ada tambahan 3.861 kasus terkonfirmasi Covid-19 per Kamis (10/9/2020). Dengan demikian, akumulasi kasus positif Covid-19 di Indonesia sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 sampai saat ini sebanyak 207.203 kasus.
Kasus yang terus bertambah membuat kapasitas rumah sakit menangani Covid-19 kian terbatas. Ada kekhawatiran, kapasitas rumah sakit menjadi kritis jika Covid-19 tak tertangani.
Risiko
Ada risiko tinggi ketika mendorong aktivitas ekonomi pada saat tingkat kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan masih rendah. Adaptasi kebiasaan baru belum sepenuhnya merasuk dalam kehidupan dan kebiasaan sehari-hari.
Ada risiko tinggi ketika mendorong aktivitas ekonomi pada saat tingkat kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan masih rendah.
Hal sederhana, seperti mengenakan masker dengan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, dan menjaga jarak, belum jadi kebiasaan seluruh masyarakat. Ada sebagian yang benar-benar hanya keluar rumah untuk keperluan penting dan menerapkan protokol kesehatan. Namun, ada juga yang masih berlaku biasa saja, seolah-olah tidak dalam situasi pandemi Covid-19.
Belakangan, implementasi adaptasi kebiasaan baru secara bertahap mulai menggeliatkan aktivitas ekonomi, antara lain di sektor industri dan transportasi. Geliat industri antara lain tampak dari laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis IHS Markit. PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2020 berada pada level 50,8 atau naik dari Juli 2020 yang di level 46,9. Meskipun masih lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, mobilitas warga cenderung naik seiring masa adaptasi kebiasaan baru.
Di sisi lain, pandemi Covid-19 tak kunjung teratasi. Tekanan di sisi ekonomi dikhawatirkan berkepanjangan ketika masyarakat dan dunia usaha masih diliputi situasi yang tidak pasti. Prinsip sederhana memecahkan masalah adalah mengetahui faktor penyebab dan segera mengatasinya. Persoalan pandemi Covid-19 jelas sumber masalahnya, yakni di sisi kesehatan. Jadi, upaya membebaskan masyarakat dari penularan dan bahaya Covid-19 yang mematikan harus menjadi pusat perhatian.
Prinsip sederhana memecahkan masalah adalah mengetahui faktor penyebab dan segera mengatasinya.
Prioritas pada aspek kesehatan mesti melandasi setiap kebijakan atau langkah di berbagai sektor. Fokus pada kesehatan harus terlihat dari porsi alokasi anggaran sektor kesehatan dan realisasinya. Sembari menunggu vaksin, rantai penularan Covid-19 di berbagai tempat dan beragam aktivitas harus segera diputus agar kapasitas layanan kesehatan tidak jebol.
Keberhasilan mengatasi pandemi akan menyelamatkan nyawa warga. Berhasil mengatasi pandemi Covid-19 juga berarti memulihkan rasa aman dan keyakinan publik. Jika rasa aman sudah tercipta, aktivitas ekonomi akan menggeliat. Roda ekonomi pun berputar kencang. (C Anto Saptowalyono)