Plataran Indonesia Luncurkan Akomodasi Baru di Plataran Komodo
Akomodasi yang aman dan nyaman di tengah pandemi sangat dibutuhkan. Plataran Indonesia meluncurkan akomodasi berupa tiga vila yang memiliki kolam renang dengan pemandangan laut di Plataran Komodo, Labuan Bajo, NTT.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
LABUAN BAJO, KOMPAS — Merebaknya Covid-19 sangat berdampak pada industri pariwisata di Indonesia, termasuk di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Meski demikian, usaha jasa pariwisata di sana terus berupaya menghadirkan kenyamanan bagi wisatawan di tengah kekhawatiran akan pandemi, salah satunya dengan menghadirkan akomodasi baru.
Hal itu yang dilakukan Plataran Komodo Resort and Spa dengan meluncurkan pilihan baru bagi wisatawan, yakni hanging pool villa atau vila dengan kolam renang yang langsung menghadirkan pemandangan berupa laut lepas Labuan Bajo.
Peluncuran hanging pool villa itu dilakukan secara daring. Hadir, antara lain General Manager Plataran Komodo Resort and Spa Otto Hasugian, Corporate Communication Manager Plataran Komodo Kay Tadjoedin, dan Sales Executive Plataran Komodo Rikard Sersandi dan Reny.
Mulai ada gairah. Apalagi setelah pemerintah membuka kembali penerbangan domestik yang turut berdampak positif pada kunjungan wisatawan. Labuan Bajo mulai dikunjungi wisatawan domestik dari luar Nusa Tenggara Timur (Otto Hasugian)
Otto mengatakan, pandemi sangat berdampak. Hingga saat ini, ia mengakui jika belum normal 100 persen, dilihat dari tingkat okupansi.
”Mulai ada gairah. Apalagi setelah pemerintah membuka kembali penerbangan domestik yang turut berdampak positif pada kunjungan wisatawa. Labuan Bajo mulai dikunjungi wisatawan domestik dari luar Nusa Tenggara Timur,” kata Otto.
Otto menambahkan, meski belum normal, mereka secara fasilitas dan anggota staf sudah siap menerima tamu. Mereka kian bersemangat dengan hadirnya hanging pool villa yang diharapkan bisa menarik wisatawan.
”Produk ini mulai dibangun dari tahun lalu. Hal itu berdasarkan survei kebutuhan akan akomodasi yang unik dan menarik di Plataran. Jadi, sudah kami perhitungkan matang-matang. Besok, sudah ada tamu pertama untuk produk ini,” kata Otto.
Dalam presentasi virtualnya, Otto menjelaskan ada tiga vila baru yang mereka hadirkan. Akomodasi yang dibangun di lereng perbukitan itu menawarkan pemandangan laut lepas Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
”Vila ini menggabungkan keindahan Flores dengan kenyamanan modern yang memanjakan,” kata Otto.
Menurut Otto, setiap vila memiliki dua lantai. Kolam renang berada di lantai pertama, termasuk di sana ruang keluarga dengan berbagai fasilitas. Sementara kamar tidur berada di lantai dua. Kamar juga menghadap ke laut.
”Kami juga tidak lupa menambahkan sentuhan budaya, seperti di akomodasi-akomodasi kami yang lain. Di vila ini, kami menambah dekorasi berupa kain tenun Manggarai yang diambil dari perajin di Labuan Bajo,” kata Otto.
Saat ini, kata Otto, reservasi dengan harga spesial mulai dari Rp 8,99 juta per malam dengan berbagai penawaran menarik. Pemesanan dengan harga spesial itu akan dibuka hingga Maret 2021. Tamu bisa memilih untuk menginap hingga akhir 2021.
Protokol kesehatan
Saat ini, hampir semua wilayah di Indonesia mengalihkan pasar ke wisatawan domestik. Itu karena wisatawan mancanegara belum bisa datang ke Indonesia karena belum dibukanya penerbangan internasional.
Oleh karena itu, menurut Kay, berbagai cara dilakukan untuk menarik wisatawan datang. Mulai dengan harga khusus di awal pembukaan, juga memanfaatkan berbagai platform digital.
”Kemarin kami mengadakan acara di Instagram. Hadiahnya menginap di vila ini. Banyak peserta,” kata Kay.
Selain itu, mereka juga menggandeng pemerintah dalam promosi. Misalnya jika ada pendengung media sosial (influencer) yang bekerja sama dengan pemerintah, mereka memfasilitasinya.
Menurut Kay, meski pandemi masih berlangsung, mereka tetap optimistis. Terutama untuk menggaet pasar domestik yang memang masih akan menjadi tren. Namun, mereka juga siap untuk wisatawan mancanegara.
Selain kesiapan akomodasi dengan segala fasilitasnya, kata Kay, mereka juga memberi perhatian yang sangat serius pada protokol kesehatan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Menurut Otto, mereka sudah berkumpul bersama untuk membahas tentang protokol kesehatan sesuai dengan petunjuk dari pemerintah. Semua dibahas sedetail-detailnya. Saat ini, Plataran Komodo sudah mendapatkan sertifikat Clean, Health, Safety, and Environment (CHSE). Sertifikat itu hanya diberikan kepada destinasi wisata yang telah lolos uji kelayakan implementasi protokol kesehatan.
Otto menambahkan, mereka tidak masalah berinvestasi untuk protokol kesehatan. Misalnya menyediakan alat-alat penunjang, termasuk tes cepat rutin untuk karyawan. ”Tentu ada biaya ekstra untuk memberi rasa aman dan nyaman pada tamu dengan investasi pada protokol kesehatan,” kata Otto.
Seperti Kay, menurut Otto, dia juga optimistis di tengah kondisi saat ini. Tidak hanya karena adanya akomodasi baru, tetapi juga upaya terus-menerus dari pemerintah untuk menggairahkan pariwisata di Indonesia.
”Oleh karena itu, kami juga terus mendorong agar tim tetap semangat. Termasuk mendukung upaya pemerintah dan pihak-pihak lain untuk menyarakan semangat berwisata di dalam negeri,” kata Otto.
Kepatuhan terhadap protokol kesehatan, termasuk di Labuan Bajo yang merupakan salah satu destinasi super prioritas sangat penting. Apalagi penyebaran Covid-19 di sana masih berlangsung. Termasuk salah satunya dari pelaku perjalan.
Sebelumnya, menurut Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Nusa Tenggara Timur, Marius Jelamu pelaku perjalanan ini memperbanyak jumlah kasus Covid-19 di NTT.
Kasus ini pun bergerak naik dari hari ke hari dan bakal terus bertambah naik selama masyarakat tidak mematuhi aturan protokol kesehatan. ”Paling utama adalah pakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan selalu mencuci tangan serta menjaga kesehatan tubuh secara umum, termasuk tidak mendatangi tempat hiburan malam,” kata Jelamu (Kompas, September 2020).