Sejumlah faktor penting menumbuhkan optimisme Astra Infra menghadapi tahun 2021. Faktor dimaksud mulai dari ketersediaan vaksin Covid-19 hingga komitmen pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Astra Infra optimistis menghadapi kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2021. Ada sejumlah faktor kunci penumbuh optimisme kelompok Astra yang bergerak di bidang infrastruktur tersebut, antara lain terkait ketersediaan vaksin Covid-19, Undang-Undang Cipta Kerja, dan komitmen pemerintah melanjutkan proyek infrastruktur.
”Kedatangan sekitar 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 ke Indonesia seminggu lalu membawa secercah harapan baru,” kata Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa pada Media Gathering Virtual di Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Meskipun masih menunggu evaluasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Djap menyatakan, pihaknya percaya tidak akan butuh waktu lama vaksin tersebut mendapatkan izin untuk diberikan kepada masyarakat sesuai kategori dan prioritas. Di dunia, pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat pun mulai dilakukan, seperti di Rusia dan Inggris.
Ada harapan pemberian vaksinasi di dunia, termasuk Indonesia, akan memulihkan kesehatan masyarakat. ”Selanjutnya kami harapkan aktivitas ekonomi juga akan kembali pulih,” ujar Djap.
Undang-Undang Cipta Kerja pun kini sedang disiapkan aturan turunannya agar dapat berjalan baik. Hal ini dinilai Djap menunjukkan keseriusan pemerintah mengundang investor asing.
Beberapa menteri telah mengunjungi sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Jepang, untuk mendapatkan komitmen investasi. Beberapa negara pun memberikan harapan untuk berinvestasi baru di Indonesia.
Hal ini ditambah instrumen baru yang diciptakan pemerintah, yakni Sovereign Wealth Fund, yang dinilainya juga memberikan harapan. ”Instrumen tersebut memudahkan investor asing masuk menanamkan modalnya di Indonesia, terutama di beberapa sektor. (Sektor) Pertama yang kami dengar di infrastruktur,” ujar Djap.
Hal ini, menurut dia, akan membantu negara mendapatkan pendanaan. Dana tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk meneruskan pembangunan di Indonesia.
Faktor penumbuh optimisme Astra Infra berikutnya adalah komitmen pemerintah melanjutkan penyelesaian pembangunan infrastruktur tahun depan dan bahkan sampai tahun 2024.
”Komitmen ini terlihat dari pengalokasian anggaran untuk membangun infrastruktur yang cukup tinggi. Tahun depan diperkirakan sekitar Rp 414 triliun,” kata Djap.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, total anggaran konstruksi nasional tahun 2021 sekitar Rp 414 triliun. ”Sekitar Rp 150 triliun di antaranya ada di Kementerian PUPR,” kata Basuki pada pembukaan Konstruksi Indonesia 2020, Indonesia Infrastructure Week 2020, dan Beton Indonesia 2020 beberapa waktu lalu.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data Kementerian PUPR, pagu awal anggaran belanja di kementerian tersebut pada tahun 2020 sebesar Rp 120,21 triliun. Namun, pagu tersebut kemudian berkurang Rp 44,5 triliun karena ada pengalokasian kembali dan pemfokusan kembali anggaran.
Pagu Kementerian PUPR tahun 2020 kembali meningkat menjadi Rp 87,83 triliun karena ada peluncuran surat berharga syariah negara (SBSN), percepatan pinjaman, dan program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Sementara itu, terkait layanan Natal dan Tahun Baru 2021, CEO Toll Road Business Group-Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan, pihaknya menggelar kampanye Nataru Aman, Nataru Asik.
Nataru merupakan akronim Natal dan Tahun Baru. ”Aman dan Asik artinya ayo mengikuti aturan dan ayo selalu ikuti protokol kesehatan,” kata Krist.
Sebagai gambaran, Astra Infra merupakan pemegang saham di tujuh ruas jalan tol. Jalan tol tersebut meliputi ruas Tangerang-Merak, Kunciran-Serpong, Cikopo-Palimanan, Jombang-Mojokerto, Semarang-Solo, Surabaya-Mojokerto, dan JORR I W2N.