Digitalisasi membuat pelaku UMKM merasakan kemudahan untuk menjangkau pasar global. Platform e-dagang jadi salah satu saluran yang dapat dimanfaatkan untuk mengekspor produk lokal.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Digitalisasi membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah kini semakin merasakan kemudahan untuk menjangkau pasar global. Platform e-dagang menjadi salah satu saluran yang dapat dimanfaatkan untuk mengekspor produk lokal, dengan dukungan ekosistem digitalnya.
Pengalaman menggunakan e-dagang untuk ekspor telah dijajal beberapa merek dagang, seperti Madame Gie dengan produk rias wajah dan Okechuku yang bergerak di bidang pakaian. Keduanya memanfaatkan platform Shopee yang tahun lalu dilaporkan merebut lebih dari 20 persen pasar e-dagang di Indonesia dan menjangkau pasar di Asia Tenggara.
CEO Madame Gie Official Teddy Tjhin, Rabu (17/12/2020), mengatakan, platform e-dagang memberikan kemudahan ekspor karena menyediakan wadah khusus yang dapat diakses oleh pasar internasional. ”Platform e-dagang dengan mudah membantu kami membuka ’outlet baru’ di luar,” ujarnya.
Merek yang baru eksis dua tahun terakhir itu dikenal dengan harga produknya yang terjangkau sehingga cepat diminati pasar dalam negeri. Di sisi lain, Teddy mengatakan, produknya juga memiliki kualitas baik sehingga menarik pasar ekspor.
”Harapan kami sekarang, platform e-dagang bisa membantu menyediakan kampanye yang bagus agar bisa mempertahankan trafik pembeli,” kata Teddy dalam konferensi pers virtual Pertumbuhan Ekspor Shopee Sepanjang Tahun 2020.
Pemilik Okechuku, Christian Agustinus, juga menyebutkan, fasilitas yang disediakan e-dagang melancarkan usahanya untuk ekspor. Berbagai kampanye produk, kemudahan layanan, hingga nama platform yang semakin dipercaya masyarakat juga terasa manfaatnya bagi usaha mereka.
”Kehadiran toko online (daring) di era digital begitu penting. Toko online ini berandil besar dalam pengembangan usaha kami lima tahun terakhir. Berbagai promo dan penawaran menarik yang ditawarkan platform, baik kepada pembeli maupun penjual, juga sangat membantu meningkatkan kepercayaan dan trafik,” katanya.
Selain dari keunggulan platform, Christian juga menyadari kualitas tampilan toko, kecepatan merespons pengunjung atau pembeli toko, dan layanan penjualan secara umum oleh pengelola usaha berpengaruh besar untuk menarik pasar ekspor.
Menurut data Shopee, sampai saat ini 10 juta produk UMKM telah dipasarkan ke pasar ekspor. Produk-produk itu banyak masuk ke pasar ekspor seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina. Adapun kategori terfavorit antara lain pakaian muslim, pakaian wanita, dan produk kecantikan.
Radityo Triatmojo selaku Kepala Kebijakan Publik dan Pemerintahan Shopee Indonesia mengatakan, pada 2021 pihaknya berencana membuka kesempatan ekspor ke negara lain, sepeti Vietnam dan Thailand. Untuk itu, UMKM yang ingin ikut berekspansi diharapkan terus memperbaiki reputasi toko daring mereka.
”Produk itu satu hal, tetapi kualitas toko yang dilihat dari rating, chat rate, dan review pembeli harus baik. Ketika kita siap ekspor, kita akan bawa nama Indonesia dan lewat itu kita akan membantu persepsi pembeli luar pada produk kita,” ujarnya.
Handika Yahya selaku Direktur Shopee Indonesia, pada kesempatan sama, mengaku optimistis dengan kemampuan produk UMKM Indonesia. Hal ini terbukti dari terus meningkatnya produk yang berhasil dipasarkan ke luar negeri.
”Saat kami mengadakan program Ekspor Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global pada Maret 2019, kami hanya membuka potensi ekspor untuk 5.000 produk. Saat ini, kami mampu mengekspor puluhan juta produk, dengan rata-rata penjualan 5.000 produk per hari,” paparnya.
Shopee pun, menurut dia, berkomitmen untuk fokus pada tiga hal dalam mendukung pengembangan UMKM yang berbisnis di platform mereka. Pertama, dengan terus mengimplementasikan program inovatif demi keberlangsungan bisnis UMKM.
Kedua, memperkuat layanan awal hingga akhir atau end-to-end process dengan membina UMKM agar bisa bertransformasi. Ketiga, membantu penguatan layanan lewat fasilitas logistik dan pembayaran.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Marolop Nainggolan mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya perusahaan penyedia platform e-dagang dalam mengembangkan kapasitas bisnis UMKM.
Berbagai program dengan platform e-dagang dan UMKM juga telah dibuat Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan kemampuan ekspor. ”Kami sangat terbantu dengan banyaknya platform dan UMKM yang sudah mulai ekspor,” ujarnya.
Kepada pelaku UMKM, ia berpesan agar mempersiapkan diri untuk mengikuti aturan negara tujuan ekspor dan menghadapi peningkatan volume permintaan. ”UMKM harus paham aturan soal kebersihan, perizinan, dan proses pembayaran,” katanya.
Pesan senada disampaikan Deputi Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Wini Purwanti. Ia mengatakan, Bank Indonesia mengenalkan tiga pilar bagi UMKM untuk menjaga kontinuitas usaha mereka.
”Pertama, korporatisasi atau penguatan kelembagaan dan kemitraan. Misalnya, UMKM bisa bermitra dengan penyedia bahan baku untuk mengantisipasi tingginya permintaan pasar luar,” tuturnya.
Kedua, peningkatan kualitas produk dari sisi pengolahan hingga literasi digital. Ketiga, perlu ada pembiayaan yang dapat secara konsisten memodali usaha.