Informasi mengenai usaha atau orang tertentu bisa diperoleh dari mana pun. Maka, citra bermakna penting.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Banyak orang mungkin sinis terhadap pencitraan. Pandemi membuat kita perlu berpikir ulang tentang pencitraan. Pembatasan sosial membuat orang atau perusahaan sulit hadir di tengah konsumen, komunitas, dan relasi. Kita dipaksa hadir melalui media arus utama, laman internet, media sosial, dan pertemuan dalam jaringan.
Dengan berbagai medium, saatnya pebisnis dan eksekutif menata kembali citra mereka. Semula, masalah ini muncul di kalangan usaha rintisan dan investor yang terhalang bertemu karena pandemi Covid-19. Padahal, investor tengah berpikir, di tengah masalah selalu butuh banyak solusi. Mereka lalu mengincar usaha rintisan di sejumlah negara.
Akan tetapi, semua hal terkendala karena tidak mungkin bertemu langsung. Mereka mengandalkan berbagai cara, mulai dari mengecek pemberitaan di media tepercaya, pertemuan virtual, meneliti akun-akun media sosial, hingga mengecek laman mereka.
Salah satu bukti kekuatan kehadiran di media adalah ketika sebuah usaha rintisan bernama Catch Benefits mendapat pendanaan setelah investor menjumpai kehadiran mereka di akun Twitter. Pendiri usaha rintisan yang bergerak di asuransi kesehatan mengatakan, mereka mendapat pendanaan 1,5 juta dollar AS. Investor percaya diri membiayai usaha itu meski belum pernah bertemu karena memahami nilai-nilai Catch Benefits dan memahami pemikiran para pendiri usaha itu. Investor juga menggunakan jasa pihak ketiga untuk meneliti calon-calon usaha rintisan yang hendak didanai. Apalagi, investor dari luar negeri sangat bergantung pada jasa mereka.
Saat ini pembatasan transportasi makin ketat di sejumlah negara. Pihak ketiga ini menawarkan jasa untuk mengetahui seluk-beluk pendiri, orang-orang yang terlibat, kelayakan bisnis yang dijalankan, hingga informasi penting lainnya.
Pada 2021, citra personal dan perusahaan semakin penting dalam berelasi dengan konsumen, investor, pemasok, dan lain-lain. Mereka akan meneliti orang atau perusahaan dari sumber mana pun karena mereka tidak bisa bertemu langsung. Mereka juga akan meneliti tendensi merek, jaringan, pemberitaan di media tepercaya, dan komunitas yang berkaitan dengan citra orang atau bisnis.
Pada 2021, citra personal dan perusahaan semakin penting dalam berelasi dengan konsumen, investor, pemasok, dan lain-lain.
Kehadiran orang dan entitas bisnis di berbagai media menjadi penting. Orang-orang yang bergerak di bidang komunikasi dan pemasaran di perusahaan mungkin akan semakin disibukkan urusan ini. Mereka akan mulai membenahi komunikasi dengan media, memperbaiki laman internet, dan hadir di media sosial. Mereka harus mempermudah akses atau kehadiran konsumen, investor, pemasok, media, dan lain-lain ke laman mereka.
Kehadiran orang dan entitas bisnis di berbagai media menjadi penting.
Divisi pemasaran menjadi semacam mesin bagi perusahaan untuk bisa hadir di berbagai media. Perusahaan yang membutuhkan talenta hebat juga harus hadir di berbagai kanal.
Pertemuan virtual menjadi sangat penting sehingga setiap orang yang hadir di dalam pertemuan itu juga harus prima. Tidak mengherankan jika di Jepang ada desainer yang membuat pakaian yang pantas untuk tampil di rapat virtual, tetapi tetap nyaman ketika berada di rumah. Perlengkapan rapat virtual, seperti lampu, komputer, dan latar, yang memadai menjadi peluang bisnis tersendiri.
Orang tak bisa sembarangan tampil di dunia virtual. Cara terbaru yang juga sudah mulai muncul adalah kehadiran orang berpengaruh virtual (virtual influencer). Mereka hadir dengan berbagai tampilan yang bakal menjadi ancaman para influencer riil.
Perusahaan dengan mudah mengoperasikan orang berpengaruh virtual dengan berbagai konten dan tampilan visual menarik. Mereka juga tidak direpotkan berbagai permintaan yang sering muncul dari orang yang mengaku berpengaruh di media sosial. Terlepas dari apa yang akan dipilih untuk digunakan, salah satu hal yang mungkin perlu dilakukan adalah memastikan pencitraan diri yang dipilih.
Istilah pencitraan diri di Indonesia menjadi industri yang ditangani pihak pencari untung semata sehingga asal poles. Padahal, dari berbagai referensi, pencitraan diri seseorang atau perusahaan dilakukan dengan membangun dan menjaga reputasi serta impresi sepanjang waktu. Ada upaya perbaikan citra, kisah kesuksesan, dan lain-lain, yang berujung pada kombinasi keterampilan, pengalaman, dan kepribadian orang atau lembaga. Kesuksesan bukan karena kemasan semata, tetapi merupakan proses yang terus-menerus dilakukan.
Promosi muncul dengan sendirinya ketika citra kita kuat sejak lama, bukan semata-mata karena bentukan sesaat. Konsultan mungkin dibutuhkan untuk kepentingan mencari dan mengumpulkan berbagai cerita serta membuat narasi tentang orang, organisasi, dan perusahaan. Mereka juga mungkin dihadirkan untuk menyegarkan citra orang atau perusahaan. Kadang kala orang atau perusahaan berpikir konyol, yakni menghadirkan konsultan untuk mengadakan sesuatu yang tidak ada. Langkah yang bakal sia-sia.