Untuk lebih mengoptimalkan pencarian dan evakuasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Senin (11/1/2021) ini area pencarian diperluas dengan menelusuri kawasan pesisir.
Oleh
Setfanus Ato/Fajar Ramadhan/Aditya Diveranta
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya memperluas area pencarian itu ditempuh untuk memperbanyak temuan-temuan yang jumlahnya juga sudah signifikan didapat pada Minggu (10/1/2021). Hingga Minggu pukul 19.20 telah diperoleh 10 kantong berisi serpihan atau potongan badan pesawat dan 16 bagian potongan besar dari pesawat. Selain itu, diperoleh juga 10 kantong jenazah berisi bagian tubuh manusia.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito menyatakan, penambahan lokasi pencarian di daerah pesisir tak lain karena arus dari laut menuju ke arah pesisir. ”Rencana kami, besok (Senin ini), kami laksanakan operasi di daerah yang sama, metode permukaan laut dan di bawah permukaan, dengan sedikit melebarkan area pencarian dan menambahkan daerah pesisir karena arus dari laut menuju pesisir,” ujarnya.
Bagus menambahkan, pencarian dan evakuasi diprioritaskan pada jasad korban sekaligus simultan dengan bagian-bagian pesawat. ”Di sisi lain, kami juga sekaligus melaksanakan pencarian black box bersama dengan KNKT,” kata Bagus.
Pancaran sinyal
Temuan signifikan tim SAR gabungan pada Minggu juga terkait lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. Pancaran sinyal yang diduga kuat dari kotak hitam pesawat SJ-182 telah terpantau. Petugas SAR gabungan sudah menandai posisi kotak hitam pesawat agar memudahkan pencarian.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan hal itu seusai meninjau langsung kegiatan operasi pencarian pesawat Sriwijaya SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. Dalam kunjungan itu, turut serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Marsekal Madya Bagus Puruhito, dan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran.
Hadi mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat SJ-182 telah ditemukan. Namun, Hadi tidak menjelaskan titik pasti lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
Lokasi yang diduga kuat titik jatuhnya pesawat SJ-182 berada di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang. Hadi juga sudah memerintahkan KRI Rigel dan beberapa KRI menuju lokasi tersebut. Pencarian oleh Basarnas juga didukung Polri, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Badan Keamanan Laut RI, dan berbagai unsur lain.
”Saat ini seluruh prajurit TNI yang ada di lokasi, khususnya TNI Angkatan Laut, mendukung Basarnas untuk mengambil pecahan, potongan dari pesawat SJ-182. Bagian-bagian yang kecil masih bisa kami ambil. Namun, untuk bagian yang besar akan kami datangkan kapal derek kemampuan derek untuk mengangkatnya,” kata Hadi di Posko Terpadu Jakarta International Container Terminal (JITC) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021) sore.
Soerjanto Tjahjono menambahkan, KNKT bersama tim gabungan fokus mencari kotak hitam pesawat. Untuk memudahkan pencarian, KNKT menurunkan tiga alat pinger finder yang sudah ada di KRI Rigel.
”Segera dilakukan pencarian oleh para penyelam menggunakan alat portable finger finder. Jadi, konsentrasi kami ini adalah mencari kedua kotak hitam dan mengidentifikasi bagian pesawat yang sudah ditemukan,” kata Soerjanto.
Pada Minggu pukul 22.10, KRI Cucut merapat ke Posko Terpadu JICT. Kapal dengan Komandan Mayor Laut Orri Ronsumbre itu mengevakuasi bagian turbin pesawat dari lokasi.
”Turbin ini ditemukan di sekitar KRI Rigel dengan sonar 3 dimensi,” ujarnya. Selanjutnya, turbin itu diserahkan kepada Direktur Operasi Basarnas Brigjen (Mar) Rasman selaku SAR Mission Coordinator.
Identifikasi jenazah
Proses identifikasi jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC yang berjalan pada Minggu (10/1/2021) belum membuahkan hasil yang signifikan. Identifikasi terhambat proses pencarian jenazah korban di lokasi kejadian. Komandan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Komisaris Besar Hery Widijatmoko mengatakan, kondisi jenazah di lokasi kejadian kerap ditemukan tidak utuh. Tim gabungan masih bekerja keras mencari meski kondisi jenazah tidak sempurna.
Hingga Minggu sore, sudah ada tujuh kantong jenazah yang diangkut menuju Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Dari kantong yang terdiri atas bagian-bagian tubuh itu belum ditemukan jenazah yang teridentifikasi.
”Tim masih berusaha keras mendapatkan seluruh jenazah dan data untuk identifikasi dari keluarga. Sebagian jenazah saat ini berupa bagian tubuh dan masih akan terus kita cari sepanjang hari ini,” ujar Hery, Minggu.
Pengumpulan data antemortem untuk identifikasi juga masih berlangsung. Hery menjelaskan, proses identifikasi mungkin masih akan menunggu data terkumpul lebih banyak lagi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Rusdi Hartono mengatakan, tim DVI telah menerima 21 sampel DNA dari keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC.
Sampel DNA keluarga itu nantinya akan berguna untuk proses identifikasi jenazah. Selain sampel DNA, tim juga mengupayakan sampel dari sidik jari, rekam gigi, dan foto pakaian atau aksesori terakhir yang dipakai korban.
Rusdi memohon bantuan dari pihak keluarga untuk proses identifikasi. ”Data sidik jari dari ijazah atau berkas lainnya, atau keterangan apa pun itu, dapat membantu tim DVI dalam proses identifikasi,” ujarnya dalam konferensi pers. (PDS)