Perbankan Optimistis Kinerja UMKM Membaik Tahun Ini
Survei BRI pada November 2020 dengan melibatkan 3.000 responden dari 33 provinsi mencatat, sebanyak 57,9 persen UMKM mengaku lebih mampu membayar pembiayaan yang mereka dapat setelah memperoleh stimulus pemerintah.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku industri perbankan meyakini kinerja segmen usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM akan semakin membaik tahun ini seiring aliran stimulus pemerintah bagi pelaku usaha UMKM. Keyakinan tersebut berimbas pada meningkatnya kesiapan perbankan dalam menyalurkan kredit modal kerja untuk UMKM.
Optimisme para pelaku UMKM tecermin dari hasil survei BRI Micro & SME Index (BMSI) yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang dilakukan pada November 2020. Survei BMSI yang melibatkan 3.000 responden dari 33 provinsi itu juga mencatat, sebanyak 57,9 persen UMKM mengaku lebih mampu membayar pembiayaan yang mereka dapat setelah memperoleh stimulus subsidi bunga.
Angka tersebut lebih tinggi 9 persen jika dibandingkan tanpa ada subsidi bunga pinjaman atau hanya sebesar 48,9 persen UMKM yang menyanggupi pembayaran kredit.
Direktur Utama BRI Sunarso, Senin (11/1/2021), mengatakan, berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terus bergulir hingga kini juga berdampak pada optimisme pelaku usaha. Indeks Sentimen Bisnis (ISB) BMSI yang berada di posisi 96 per November 2020 menunjukkan, ekspektasi UMKM atas perbaikan kondisi ekonomi mulai meningkat.
”Banyaknya pelaku UMKM yang bisa bertahan setelah mendapat stimulus membuktikan bahwa berbagai program bantuan untuk pelaku usaha UMKM memegang peranan penting untuk menjaga stabilitas sektor ini,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.
Berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terus bergulir hingga kini juga berdampak pada optimisme pelaku UMKM.
Berbagai program pemulihan bantuan yang dicanangkan pemerintah di antaranya subsidi bunga, penjaminan pinjaman UMKM, restrukturisasi kredit terdampak Covid-19, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), bantuan sosial, dan bantuan presiden produktif usaha mikro (BPUM).
Hasil survei BMSI juga mencatat, 58,2 persen pelaku usaha mikro mendapat dampak signifikan atas stimulus subsidi bunga pinjaman untuk menjaga roda bisnisnya tetap berjalan normal. Adapun sebanyak 11,8 persen pelaku usaha mikro dan kecil operasional bisnisnya bisa meningkat setelah mendapat subsidi bunga dari pemerintah.
BRI, lanjut Sunarso, berkomitmen terus menyalurkan berbagai bantuan dan insentif bagi UMKM secara efektif dan efisien. Hingga 16 Desember 2020, BRI berhasil memberikan subsidi bunga kredit bagi debitor UMKM senilai total Rp 5,46 triliun.
BRI turut memberikan penjaminan kredit untuk UMKM senilai Rp 8,34 triliun per 27 Desember 2020 kepada 13.808 debitor UMKM. Dalam hal penyaluran BPUM, BRI tercatat telah menyalurkan Rp 18,6 triliun dana Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro kepada 7,7 juta debitor di sejumlah wilayah.
”Kebutuhan pelaku UMKM akan modal kerja untuk pemulihan bisnis akan kami fasilitasi dengan berbagai produk kredit terjangkau serta melalui proses pengajuan secara daring melalui eform.bri.co.id dan kur.bri.co.id,” ujar Sunarso.
Penyaluran KUR
Survei lain yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia pada Desember 2020 menunjukkan, lebih dari 57 persen penerima stimulus PEN membutuhkan tambahan modal kerja untuk memulihkan bisnis mereka ke depan.
KUR mikro dan supermikro yang disalurkan BRI per 31 Desember 2020 sudah mencapai Rp 125,6 triliun. Adapun pada 2021, BRI mendapat kuota menyalurkan KUR senilai Rp 170 triliun.
Sementara itu, SVP Micro Development and Agent Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Ashraf Farahnaz menyebutkan, pemerintah kembali memberikan kepercayaan kepada Bank Mandiri untuk menyalurkan KUR sebesar Rp 31 triliun pada 2021. Realisasi Penyaluran KUR Bank Mandiri per 31 Desember 2020 sebesar Rp 24,76 triliun atau sudah memenuhi kuota KUR yang diberikan ke Bank Mandiri.
Penyaluran KUR didominasi sektor produksi sebesar Rp 14,67 triliun atau sebesar 59,27 persen dari total penyaluran. ”Bank Mandiri berkomitmen dapat menjaga kepercayaan pemerintah kepada perseroan dalam menyalurkan pembiayaan KUR sesuai kuota yang ditetapkan,” ujarnya.
Pada 2021, BRI dan Bank Mandiri akan meningkatkan kerja sama. Salah satunya, BRI akan menggandeng debitor korporasi Bank Mandiri di sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan untuk memberikan rekomendasi penyaluran KUR atas mitra-mitra binaan dalam konsep rantai pasok.
BRI akan menggandeng debitor korporasi Bank Mandiri di sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan, untuk memberikan rekomendasi penyaluran KUR atas mitra-mitra binaan dalam konsep rantai pasok.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Mucharom optimistis BNI bisa menyalurkan KUR sesuai target pemerintah. BNI dipercaya pemerintah untuk menyalurkan KUR sebesar Rp 32 triliun pada 2021.
”Jumlah tersebut meningkat sebesar 45 persen dibandingkan dengan alokasi plafon KUR BNI 2020 yang sebesar Rp 22 triliun,” ujarnya.
Dia menuturkan, strategi BNI dalam menyalurkan KUR adalah menciptakan ekosistem dan klastering, mengoptimalkan rantai nilai debitor korporasi, penggunaan aplikasi kredit secara digital melalui BNI e-form, referal dari agen 46, serta bekerja sama dengan tekfin atau e-dagang.