Upaya pencarian dan pertolongan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari kelima menghadapi cuaca yang kurang mendukung. Tim gabungan belum menemukan kotak hitam rekaman percakapan di kokpit atau CVR.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya pencarian dan pertolongan pada hari kelima atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC terhadang cuaca buruk. Meski demikian, tim gabungan menemukan beberapa obyek pencarian.
Kotak hitam rekaman percakapan di kokpit (cockpit voice recorder/CVR belum ditemukan.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada semua tim SAR, dari TNI, Polri, Bakamla, KPLP, dan lainnya yang hari ini tetap semangat melakukan operasi pencarian dan pertolongan walaupun cuaca saya anggap kurang mendukung,” kata Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsdya TNI Bagus Puruhito di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, Rabu (13/1/2021) malam.
Bagus menuturkan, hingga kini, tim mendapatkan 141 kantong jenazah. Selain itu, ada 31 kantong kecil berisi serpihan pesawat dan 28 kantong berisi potongan besar pesawat.
”Selain, tentunya, 1 unit kotak hitam rekaman penerbangan (flight data recorder/FDR) yang kemarin sudah kami temukan. Memang betul hambatan hari ini adalah faktor cuaca. Mudah-mudahan besok cuaca akan lebih mendukung dan pelaksanaan operasi SAR berjalan lancar,” ujar Bagus.
Bagus mengatakan, kegiatan operasi besok akan dilakukan di tempat yang sama dengan memperluas area pencarian dan evakuasi korban sebagai prioritas. Serpihan pesawat dan CVR juga terus dicari.
”Kita memperkecil area untuk (pencarian CVR) karena sudah ada pointers sebelumnya di area mana kira-kira akan ditemukan,” ujar Bagus.
Kegiatan operasi besok akan dilakukan di tempat yang sama dengan memperluas area pencarian dan evakuasi korban sebagai prioritas.
Pencarian CVR pada Kamis (14/1) akan dilakukan Baruna Jaya IV bersama Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
”Tim SAR gabungan akan tetap melaksanakan operasi dengan prioritas pada evakuasi korban. Selain itu, tidak kalah penting juga CVR dan material-material pesawat lainnya,” ujar Bagus.
Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan, secara keseluruhan ditemukan 5 kantong serpihan kecil, 2 kantong serpihan besar, dan 2 kantong bagian tubuh.
Penyerahan temuan pertama kepada Basarnas dilakukan pukul 14.00. Selanjutnya, Tim Bakamla RI yang tergabung dalam tim SAR Basarnas pada pukul 18.08 menyerahkan satu kantong bagian tubuh korban dan satu kantong serpihan pesawat ke Basarnas.
Terakhir, sekitar pukul 18.30, Basarnas menerima penyerahan temuan dari KRI Parang berupa tiga kantong berisi serpihan pesawat, perlengkapan pribadi korban, dan satu velg roda pesawat.
Kotak hitam
Ditemui di JICT, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, CVR penting sebagai salah satu sumber dalam menginvestigasi kecelakaan pesawat.
Sebelumnya, KNKT telah mengumpulkan data di Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia. Rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dan pengatur lalu lintas udara juga sudah dikumpulkan.
Soerjanto menuturkan, penemuan CVR penting dalam investigasi kecelakaan pesawat untuk mengetahui suara-suara di dalam kokpit yang tidak ada di Airnav. ”Kami kadang-kadang menggunakan berbagai macam cara,” katanya.
Soerjanto menuturkan, petugas KNKT akan mendengarkan percakapan antara pilot dan petugas di menara, berkali-kali.
Penemuan CVR penting dalam investigasi kecelakaan pesawat untuk mengetahui suara-suara di dalam kokpit yang tidak ada di Airnav.
”Ketika, misalnya, di belakang suara pilot ada suara ’ting’ atau apa, kami punya contoh suara (untuk mengenalinya). Dari pabrikan, kami dikasih contoh suara, ada sekitar 85, yang itu harus kami dengarkan,” katanya.